Islam liberal menurut Charless Kurzman muncul sekitar abad ke-18 dikala
kerajaan Turki Utsmani Dinasti Shafawi dan Dinasti Mughal
tengah berada digerbang keruntuhan. Pada saat itu tampillah para ulama untuk
mengadakan gerakan permurnian, kembali kepada al-Quran dan sunnah. Pada saat ini
muncullah cikal bakal paham liberal awal melalui Syah Waliyullah (India,
1703-1762), menurutnya Islam harus mengikuti adat lokal suatu tempat sesuai
dengan kebutuhan pcnduduknya. Hal ini juga terjadi dikalangan Syiah. Aqa Muhammad
Bihbihani (Iran, 1790) mulai berani
mendobrak pintu ijtihad dan membukanya lebar-lebar.
Di Indonesia muncul Nurcholis Madjid (murid dari
Fazlur Rahman di Chicago) yang memelopori gerakan firqah liberal bersama dengan
Djohan Efendi, Ahmad Wahib dan Abdurrahman Wachid. (Adiyan Husaini dalam
makalah Islam Liberal dan misinya menukil dari Greg Barton. Nurcholis Madjid telah memulai gagasan pembaruannya
sejak tahun l970-an. Pada saat itu ia telah
menyuarakan pluralisme agama dengan menyatakan: Rasanya toleransi agama hanya
akan tumbuh di atas dasar paham kenisbian (relativisme) bentuk-bentuk formal agama ini dan pengakuan bersama akan
kemutlakan suatu nilai yang universal, yang mengarah kepada setiap manusia,
yang kiranya merupakan inti setiap agama
HEBOH kasus oknum dosen satu perguruan tinggi di Lhokseumawe, yang belum lama disyahadatkan kembali oleh Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Lhokseumawe, serta meminta maaf kepada masyarakat muslim di Aceh (Serambi, 23/11/2012), masih terngiang dalam ingatan kita. Oknum dosen yang telah menghina Islam melalui tulisan di status-status facebook-nya itu, ternyata mengaku sebagai penganut aliran freemason.
Freemason adalah satu aliran yang mengedepankan moralitas tanpa peran agama. Humanisme menjadi cita-cita tertinggi kelompok freemason dalam memasarkan ide-idenya dengan tujuan merusak semua agama termasuk Islam. Jargon-jargon humanisme, pluralisme seolah-olah bagus dan memikat, seperti persaudaraan umat manusia, kemanusiaan universal, kecintaan terhadap perikemanusiaan, persamaan, kasih sayang, toleransi, perdamaian, dan lain sebagainya. Penganut aliran freemason menghendaki tidak adanya intervensi atas kehendak manusia dalam bersikap dan berperilaku, termasuk negara, bahkan Tuhan sekalipun.
Kelompok Freemason dan Jaringan Islam Liberal (JIL) sama-sama didalangi oleh zionis yang memiliki agenda besar untuk mempersatukan semua manusia dibawah bendera Yahudi Raya. Cara kerja zionis Internasional dengan merekrut orang-orang lokal membentuk jaringan kerja, mulai dari aktivis kampung hingga para birokrat dan petinggi negeri. Jaringan ini bekerja di berbagai sektor kehidupan: pendidikan, perekonomian, birokrasi, politik, dan sosial kemasyarakatan.
Penganut freemason
Pemahaman yang kuat terhadap agenda zionis Yahudi, karakter, gerak-gerik dan perilakunya, dipastikan akan menanam kebencian atau minimal tidak ikut menyukseskan agenda besar mereka. Namun mengapa beberapa saudara muslim kita bisa terjerumus ke dalam lingkaran zionis Yahudi?
Ada beberapa sebab yang melatarbelakangi seseorang menjadi penganut freemason atau anggota JIL di Indonesia: Pertama, adanya pergulatan pikiran hebat yang terjadi dalam diri seseorang yang cenderung terlalu berpikir kritis terhadap fenomena di sekelilingnya. Pada diri orang ini terjadi sebuah proses dialektika antara keberadaan diri, Tuhan dan agama (Islam). Sayangnya orang ini tidak menemukan jawaban di dalam akidah Islam yang lurus. Salah satu penyebab karena pengetahuan dan pemahaman yang lemah tentang Islam.
Hal ini bisa disebabkan oleh intensitas interaksi dengan Alquran dan hadis yang masih kurang. Orang ini belum memahami Islam secara kaffah (menyeluruh). Ia hanya memahami ayat Alquran dan hadis sepotong-potong atau sepenggal-penggal dalam bagian-bagian yang terpisah, yang kemudian dikritisi dengan menggunakan akal pikirannya sendiri. Kehausan ilmu yang ditandai dengan pergulatan pikiran ini dimanfaatkan oleh pengikut setia zionis Yahudi.
Sejak 2001 freemason memang giat mengintai orang-orang muda usia 20-40 tahun. Mereka umumnya para mahasiswa, organisatoris, kolomnis, jurnalis, pengajar dan peneliti. Tujuannya adalah menyebarkan gagasan liberal seluas-luasnya. Ketangguhan dalam berdiskusi dan berpikir kritis dimanfaatkan JIL untuk mengonstruksi dasar-dasar pemikiran baru atau diistilahkan dengan cuci otak.
Dalam perjalanan waktu, seolah-olah orang ini telah menemukan jawaban atas kedahagaannya, padahal ia telah membuat ketimpangan besar antara ilmu dan akal pikiran. Penganut freemason sangat mengagungkan akal pikiran, mereka lupa bahwa di balik akal pikiran manusia punya hawa nafsu dan keterbatasan;
Kedua, pendidikan. Gerakan JIL ini sangat gencar melakukan sekulerisasi terhadap ilmu melalui lembaga-lembaga pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan, terutama di negara-negara mayoritas penduduk Islam. Di Indoneisa, misalnya, lembaga pendidikan maupun organisasi yang berbau agama menjadi sasaran utama kelompok freemason ini. Sejumlah dalil dan ayat-ayat Alquran ditafsirkan secara bebas sesuai dengan keinginan dengan mengatasnamakan hak azasi manusia (HAM), demokrasi dan keadilan;
Ketiga, pengaruh teman dan lingkungan pergaulan. Orang-orang yang terbuka, suka berdiskusi dan mengkaji sesuatu secara mendalam tanpa disertai pondasi ilmu dan akidah yang kuat sangat mudah dipengaruhi. Orang ini kerap menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya dari teman dan lingkungan pergaulannya. Persis seperti kata pepatah, berteman dengan penjual minyak wangi akan terbawa harumnya, berteman dengan pandai besi akan merasakan panasnya;
Keempat, kebutuhan finansial, fasilitas dan jaringan secara nasional maupun international yang dianggapnya hebat dan memberi pengaruh bagi kehidupannya. Orang yang telah terlibat dalam jaringan JIL cenderung sulit melepaskan diri, karena mereka telah diikat oleh sponsor keuangan dan fasilitas-fasilitas kehidupan. Teman-teman mereka berasal dari jaringan yang sangat luas baik secara nasional maupun internasional.
Mereka siap melindungi dan terus merekonstruksi pemikirannya (cuci otak) melalui diskusi-diskusi, forum ilmiah, media cetak maupun elektronik yang digelar secara intens, dan; Kelima, keinginan untuk terkenal. Tidak jarang pengikut gerakan JIL dan kelompok freemason awalnya hanya bertujuan untuk membuat sensasi publik saja. Dengan begitu dirinya akan cepat dikenal umum.
Agar tak terjerumus
Setidaknya ada beberapa hal yang harus kita lakukan untuk menghindari diri dan keluarga kita agar tak terjerumus ke dalam jaringan kelompok laknatullah ini: Pertama, Kenalkan terlebih dahulu anak dan keluarga dengan Allah dan Rasulnya sebelum ia mengenal dunia. Kenal yang dimaksud adalah kenal dengan sebenar-benarnya kenal.
Kedua, kaji dan dalami ilmu pengetahuan apapun secara ikhlas terlebih dalam memahami Al-Quran dan Hadist. Sebenarnya semua jawaban atas kehidupan ini ada dalam Al-Quran dan Hadist, hanya saja manusia perlu mengkajinya secara ikhlas. Ikhlas berarti berbuat sesuatu hanya dilatarbelakangi niat karena Allah dan diperuntukkan sebagai ibadah kepada Allah. Orang yang ikhlas akan terbebas dari budak nafsu dan keinginan pribadi dalam menginterpretasi sesuatu terlebih ayat-ayat Al-Quran dan sunnah. Seorang ilmuan yang ikhlas dipastikan tidak akan terjerumus dalam JIL dan menjadi pengikut aliran freemason.
Ketiga, pilih-pilih teman dan pergaulan. Pilih-pilih di sini diartikan sebagai waspada. Semua orang bisa dijadikan teman namun tidak semua teman bisa menjadi sahabat. Memutuskan pertemanan dan persahabatan dengan orang-orang dalam lingkungan JIL dan aliran freemason merupakan salah satu cara dalam menolong orang yang sudah terlanjur masuk dalam lingkaran JIL. Kemudian orang tersebut perlu mendapat lingkungan dan teman dari orang-orang yang berakidah lurus.
Pembinaan ini bertujuan untuk membantu meluruskan kembali jalan pikirannya yang telah dikontruksi oleh gerakan JIL dan kelompok freemason. Namun demikian hal utama adalah adanya motivasi dari dalam diri sendiri untuk berubah. Ahli Psikologi dan agama dapat menolong orang tersebut untuk bangun dari alam bawah sadarnya. Sertakan pula istri dan keluarga, karena dibalik seorang suami ada pengaruh seorang istri, dan sebaliknya.
Keempat, boikot produk Yahudi. Rencana besar Yahudi didukung oleh perekonomian yang mapan. Boikot produk-produk Yahudi yang memberi keuntungan untuk menyukseskan agenda besarnya, dan; Kelima, Aktivis dakwah Islam jangan eksklusif. Risalah dakwah perlu disosialisasikan pada semua orang, tidak hanya pada sesama muslim dalam kelompok sendiri. Aktivis dakwah Islam jangan sampai kalah start dengan kelompok di luar Islam. Harus berani dan gencar melakukan promosi dan rekruitmen kepada semua lapisan masyarakat apalagi pejabat dan politisi pemegang kebijakan.
* Hafnidar Hasbi, Psikolog dan Dosen Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe. Email: nidar.psy@gmail.com
Sementara itu menurut Hartono Ahmad Jaiz menyebut JIL sangat berbahaya sebab mereka itu “sederhana” tidak memiliki landasan keilmuwan yang kuat dan tidak memiliki aqidah yang mapan. (lihat Buku Bahaya Islam Liberal: Hartono Ahmad Jaiz). Pengelolaan JIL, di Indonesia dikomandani oleh beberapa orang yang menonjol dan gencar menyuarakannya seperti Luthfi Assyaukanie (Universitas Paramadina Mulya), Ulil Abshar Abdhalla, Ahmad Sahal (Jurnal Kalam). Diantara tokoh-tokoh yang berpaham liberal serta menyuarakan ajaran “aneh” tapi mengatasnamakan Islam adalah tercatat sebagai berikut :
· Nurcholis Madjid (Universitas Paramadina Mulya)
· Abdurahman Wahid (Gus Dur)
· Abdul Munir Mulkhan (Muhammadiyah)
· Alwi Shihab ( Tokoh Partai Kebangkitan Bangsa )
· Azyumardi Azra (IAIN Syarif Hidayatulloh, Jakarta)
· Abdallah Laroui ( Muhammad V University, Maroko)
· Masdar F. Mas’udi (Tokoh NU)
· Goenawan Mohammad (Majalah Tempo, Jakarta)
· Edward Said
· Djohan Effendi ( Deakin University, Australia & Tokoh Ahmadiyah)
· Abdullah Ahmad Na’im ( University of Khartoum, Sudan)
· Jalaluddin Rahmat (Yayasan Munthahari, Bandung -Tokoh Syiah)
· Mohammed Arkoun (University of Sorbonne, Prancis)
· Nasaruddin Umar (IAIN Syarif Hidayatulloh, Jakarta)
· Komarudin Hidayat (Yayasan Paramadina , Jakarta)
· Said Aqil Siradj (PBNU, Jakarta)
· Anand Krishna (Penganut Sinkritisme)
· Sadeq Jalal Azam (Damascus University, Suriah)
· Denny J.A (Universitas Jayabaya, Jakarta)
· Rizal Mallarangeng (CSIS, Jakarta)
· Budi Munawar Rahman (Yayasan Paramadina , Jakarta)
· Ihsan Ali Fauzy ( Ohio University , AS)
· Taufik Adnan Amal (IAIN Alauddin, Ujung Pandang)
· Hamid Basyaib (Yayasan Aksara Jakarta)
· Sukidi (kolumnis)
· Syaiful Mujani (Ohio State University, AS)
· Ade Armando ( Universitas Indonesia, Jakarta)
· Syamsurizal Panggabean (UGM, Jogjakarta)
Patut disayangkan dan sangat memprihatinkan bahwa para penggagas dan pendukung paham JIL adalah kebanyakan orang-orang Islam sendiri yang telah lupa dengan peringatan Al-Qur’an surat Al-Baqarah:120 tersebut diatas, mereka telah dijadikan antek-antek dan boneka Yahudi dan Nasrani, menjadikan Islam ini tunduk atau ter-subordinasikan kepada barat, pada akhirnya menghancurkan dan menyesatkan umat Islam. Sadar ataupun tidak, mereka (pengikut JIL) sedikit-demi sedikit telah berusaha memadamkan cahaya agama yang mulia ini. "mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan) mereka dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya,walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya" (At-Taubah-32). “Kemudian Kami jadikan kamu berada diatas suatu syari’at dari urusan (agama)ini maka ikutilah syari’at itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang bodoh” (QS.45:18). Yang perlu dipertanyakan disini: adakah kompromi atau kompensasi tertentu yang telah diberikan kaum kufarkepada tokoh-tokoh JIL yang notabene sebagai orang Islam ini ? Sehingga kita perlu mempertanyakan atau bahkan perlu meragukan keislaman mereka. Contoh nyata dari keraguan kita terhadap aqidah Islam mereka adalah seperti ucapan atau pemikiran tokoh JIL tulen, dia adalah Said Aqil Siradj, seorang tokoh PBNU.
Berikut kutipan pemikiran Said Aqil Siradj dalam sebuah tulisannya berjudul “Laa Ilaha Ilallah, Juga ” menurutnya :“ Agama yang membawa misi Tauhid adalah Yahudi,Nasrani dan Islam. Ketiga agama tersebut datang dari Tuhan melalui nabi dan rasul pilihan. Yahudi diturunkan melalui Musa, nasrani diturunkan melalui Isa dan Islam diturunkan melalui nabi Muhammad SAW. Kedekatan ketiga agama samawi yang sampai saat ini dianut manusia semakin tampak jika dilihat dari genealoi ketiga utusan (Musa,Isa, Muhammad) yang bertemu pada Ibrahim. Ketiga agama tersebut mengakui Ibrahim sebagai the Faunding Father’s bagi agama tauhid. Jadi ketiga agama tersebut sama-sama memiliki komitmen untuk menegakkan kalimat tauhid..... dari ketiga macam tauhid diatas(tauhid Rubbubiyah,Uluhiyah dan asma wa sifat), tauhid Kanisah Ortodhoks Syiria (Kristen Oerthodok) tidak memiliki perbedaan yang berarti dengan tauhid Islam……….dst
Pendapat aneh ini muncul dari seorang yang dianggap Kyai dan telah bergelar Doktor, tulisan itu dimuat dalam buku berjudul Menuju Dialog Teologis Kristen Islam karya Bambang Noorsena yang penganutKristen Orthodok Syiria. Said Aqil Siradj menyamakan konsepsi Tauhid Islam dengan Kristen dan Yahudi. Dari sini kita bisa melihat betapa “bobrok” pemikirannya dan begitu dangkal pemahaman agamanya (jahl murakkab). Konsepsi tauhid semacam itu adalah sangat tidak benar, salah besar . Kita sudah sangat faham (mafhum) bahwa disebutkan dalam Al Qur’an Surat Al Ikhlas: 1-4 : “Katakanlah Dialah Alloh Yang Maha Esa, Alloh tempat meminta, tidak beranak dan tidak diperanakkan , dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia”. Padahal dalam konsepsi kesaksian (shahadat-nya Kristen Orthodok) seperti dimuat dalam bukunya Bambang Noorsena itu disebutkan “ Kami percaya pada Ilah (sembahan)yaitu Allah, Bapa, Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan kepada satu-satunya Tuhan yaitu Isa Almasih, putra allah Yang Tunggal, yang dilahirkan dari Bapa (Al-Wujud) sebelum segala abad...................”
Jadi Tuhan-nya orang Kristen Orthodok adalah Tuhan yang mempunyai anak, disebut juga sebagai Bapa’ . dalam Mathius 3:17 disebutkan lagi tentang Tuhan yang beranak yaitu “ Maka suara dari langit mengatakan, Inilah anak-Ku yang kukasihi, kepadanya aku berkenan.” Bagi kita sudah sangat jelas bahwa diutusnya Nabi Muhammad adalah untuk meluruskan penyimpangan ajaran yang telah diselewengkan oleh Yahudi dan Nashara. Seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an bahwa telah kafir-lah orang yang menganggap Isa anak Alloh (QS. Al-Maidah 72-75).Maka sangat-lah rusak pendapat dari seorang yang bergelar Doktor ini, bahwa tidak ada perbedaan antara konsepsi Tauhid Islam dan Kristen bahkan dengan Yahudi. Penggunaan istilah “Tauhid” untuk konsep ketuhanan Kristen saja sudah salah besar. Ini menggambarkan bahwa sang “Kyai-Doktor nyleneh” ini tidak memahami dengan benar apa konsepsi “Tauhid“ yang benar menurut Islam. Ia tidak paham terhadap ayat Allah yang menerangkan tentang Tauhid Rubbubiyah,Ulluhiyah dan asma wa sifat dalam Islam seperti termuat dalam QS Al-Fatihah:2, AlBaqarah:21-22, Albaqarah 163.
Jika penggunaan konsep Tauhid ini digunakan sembarangan dan semena-mena, bisa juga nantinya muncul istilah “Tauhid Budha”, “Tauhid Konghuchu”, “Tauhid Hindu”, “Tauhid Darmogandul” dan seterusnya. Karena menurut angapan Said Aqil bahwa agama apa saja dan siapa saja yang menyembah Tuhan, berarti ia telah ber-Tauhid, tidak peduli yang disembah itu Tuhannya 2, 3 bahkan Tuhan batu/patung sekalipun. Tampak kebodohan yang sempurna dari seorang yang bergelar Doktor ini. Pemikiran yang lagi-lagi “aneh dan nyeleneh” dari Said Aqil adalah seperti termuat dalam suatu majalah, Ia mengatakan bahwa “Jika seseorang berdoa’a pada batu secara khusyu’ maka Alloh akan mengabulkan do’anya karena kalau tidak terkabul maka Alloh akan sama dengan batu”. Sungguh rusak pemikiran orang ini, menyamakan Alloh dengan ciptaanNya yaitu batu, kita mohonkan perlindungan Alloh dari pengaruh pemikiran buruk dan orang-orang sesat ini, Maha suci Alloh, yang jauh dari segala kekurangan dan persangkaan hamba-Nya dan Dia lah Maha Sempurna.
Di lain kesempatan Said Aqil pernah mensponsori dan mengadakan doa bersama antar agama dalam sebuah tema “ Indonesia Berdoa” yang dihadiri beberapa tokoh kafir (non muslim)dan juga beberapa pimpinan NU. Sebuah acara mengada-ada (bid’ah mungkar). Hal itu tidak pernah dilakukan oleh Rasululloh dan para Sahabat. Bahkan tercatat dalam sejarah Rasullulloh, beliau mengadakan Mubahallah (do’a untuk melaknat) dengan tokoh Nashara, bukan do’a untuk mencari keselamatan bersama antara beberapa tokoh agama. Said Aqil juga pernah menulis makalah salah satunya berisi celaan dan tuduhan pada para sahabat Nabi Muhammad, bahwa setelah Nabi SAW meninggal, maka para sahabat meninggalkan agamanya dan bukan hanya kaum quraish tapi karena kesukuan. Dia juga pernah mengatakan bahwa “Abdullah bin Saba’ (pimpinan Syiah) dalam masa Rasululloh dan para sahabat tidak pernah ada dan tidak pernah dikenal dalam sejarah Islam”.Dalam hal ini Said Aqil berusaha menutupi dan mendistorsi sejarah Islam. Abdullah bin Saba’ (seorang Yahudi yang masuk Islam kemudian menyimpang dan memimpin Syiah) berusaha dihilangkan oleh Said Aqil dari panggung sejarah islam Sehingga seolah-olah Yahudi tidak dianggap sebagai musuh dan golongan yang pertama-kali memecah belah dan mengacak-acak Islam. Sehingga muncul pertanyaan besar dalam benak kita siapakah sebenarnya Said Aqil Siradj itu ? Apakah Dia kader Syiah yang sedang ber-taqiyah (menyembunyikan sesuatu) dan menyusup ke dalam umat Islam untuk mengacak-acak Islam?. Dalam suatu wawancara di koran, Said Aqil mengakui bahwa Dia pernah belajar Agama Syiah dan Dia tidak memper masalahkan sesatnya ajaran Syiah tersebut dan dianggapnya wajar-wajar saja. Tanda tanya besar bagi kita umat Islam, siapakah sebenarnya sang Kyai nyleneh ini, yang suka keluar masuk gereja dan berceramah di sana, yang pernah mengusulkan agar MUI dibubarkan saja, ini..!!!.
Penafsiran dan buah pemikiran yang lebih radikal dan terkesan “ngawur”, tanpa ilmu yang hak, juga dapat disimak dari pendapat Alwi Shihab, yang juga seorang Doktor pengusung dan pendukung gagasan Islam Liberal. Simaklah tulisan Alwi Shihab yang termuat di buku Islam Inklusif yaitu :“ prinsip lain yang digaris kan Al-Qur’an adalah pengakuan eksistensi orang yang berbuat baik dalam setiap komunitas agama, apapun agamanya, adalah layak memperoleh pahala, Lagi-lagi prinsip ini memperkokoh ide pluralisme keagamaan dan menolak ekslusivime. Dalam pengertian lain ekslusivisme beragama tidak sesuai dengan Al-Qur’an. Sebab Al-qur’an tidak membedakan antara satu agama dengan agama yang lainnya yaitu termuat dalam surat Al- Baqarah 62 dan Al-Maidah 69”
Jadi menurut penafsiran Alwi Shihab, pemeluk agama apapun akan memperoleh pahala sebab menurutnya Al-qur’an tidak membedakan komunitas agama yang ada. Tidak ada orang Kafir dan Munafik dalam Al-Qur’an.Sehingga pada akhirnya, pemeluk agama apapun akan menerima balasan Sorga asalkan dia berbuat baik. Menurutnya hanya beda jalan saja, tujuan tetap sama yaitu pada Tuhan. Amatlah mengherankan jika muncul orang Islam yang bergelar tinggi tapi ber-ilmu dien rendah,yang justru mengkampanyekan bahwa “inti semua agama adalah sama”.Kafir dan Islam sama saja.Bahkan agama itu sendiri adalah sama. Sungguh kita melihat suatu kebodohan yang sempurna dari penafsiran “Versi alwi Shihab” ini !!. Inilah yang disebutkan oleh Nabi sebagai Ruwaibidhah yaitu orang-orang bodoh berbicara masalah agama. Pemahaman Alwi sihab sunguh sangat-sangat aneh. Sebab begitu banyak ayat Al-Qur’an maupun Al-Hadist yang menyatakan kesesatan agama apapun diluar islam dan tidak diterimanya amalan yang tidak berpijak pada Islam. Bahwa Orang-orang kafir akan menjadi penghuni neraka kekal selamanya (QS Al-Bayyinah: 6). Seperti termuat juga dalam Al-Qur’an Surat Ali-Imran:19 yang artinya ; “Sungguh agama yang diterima Alloh adalah agama Islam” dan ayat 85 artinya; “Barangsiapa mencari agama selain Islam maka sekali kali tidak akan diterima agama itu dan diakhirat termasuk orang orang yang rugi.”.Jadi penafsiran dan pemikiran gaya alwi Shihab ini jelas menyalahi tafsir para Ulama Ahlu Sunnah dan dia telah menafsirkan hanya berdasarkan akal dan hawa nafsu. Tentu sangat ceroboh jika dikatakan bahwa Al-qur’an mengesahkan penjelasan injil dan taurat yang telah diselewengkan itu ? Mengingat sulitnya menelusuri kembali keaslian injil dan tingkah Yahudi yang telah mengubah kitab yang diturunkan Alloh dan menyembunyikan kebenaran serta menulis kembali kitab itu menurut keinginan hawa nafsu mereka. Telah diingatkan dalam Al-Qur’an: “Sebagian orang-orang Yahudi mengubah kalimat-kalimat dari tempatnya” (An-Nisaa’:46). “
Penutup
Tulisan ini tidak hendak menjatuhkan martabat seseorang, tapi untuk membongkar kesalahan fatal penafsiran dan pemahaman yang sesat serta berusaha meluruskan kembali Dienul Islam yang telah sempurna ini.Sehingga tidak menyesatkan banyak orang. Juga sebagai sarana untuk saling menasehati dalam kebenaran Keberadaan tokoh JIL yang muslim yang tampil dengan penafsiran gaya baru dan terkesan ilmiah sungguh menyesatkan umat islam, jika menyimak ide atau penafsiran yang dilontarkan tokoh JIL, sesungguhnya ide atau wacana yang dilontarkan tersebut masih “mentah”, karena semuanya tidak berdasarkan dalil ke-ilmuan yang shahih, mereka menafsirkan menurut gaya dan hawa nafsu mereka, tidak menggunakan rujukan ulama-ulama Salaf yang diakui keahlian dan pemahaman-nya terhadap Dienul Islam. Sehingga kita umat islam perlu hati-hati terhadap penafsiran atau tema yang dilontarkan oleh penyeru kesesatan tersebut. Kita tidak menelan mentah-mentah ide mereka bahkan amat lebih baik jika menolak dan membongkar kesalahan mereka. Karena ini termasuk bagian dari Jihad dijalan Allah yaitu dengan membantah Ahlu bid’ah maupun Ahlu bathil lainnya Patut direnungkan firman Alloh:
“Hai orang–orang yang beriman, janganlah kamu mengambil sebagai wali (rujukan,pemimpin, teman kepercayaan) orang orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan” (Al-Maidah:57) "Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudahjelas kebenaran baginya. dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia kedalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali." (QS. An-Nisaa’ 115).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar