diutarakan dalam judul
QUO VADIS ummat Manusia dengan Ilmu
BEDAHNYA?
QUO VADIS seluruh ummat Manusia dengan
AGAMANYA?
dan
Uraian Ringkas tentang AYAT AL-QUR’AN:
NURUN ALA NURIN
dan WASILAH
Tanggal 15 Februari 1985
I.BUKU ini KHUSUS ditujukan kepada
Beliau-beliau yang di bawah ini :
1. Para Ahli Tasauf
2. Para Ahli Fisika dan Ahli Fikir
lain-lainnya
3. Mereka yang meriset dan mencari
kebenaran
4. Para Ahli Teknologi dan Ahli
Eksakta lainnya (Para Dokter, Insinyur, Teknolog yang beriman dan Taqwa)
5. Para Ulama yang berpandangan
Luas dan Dalam
6. Para Negarawan, Pimpinan
Angkatan Bersenjata dan Pimpinan Masyarakat yang berilmu, beriman dan taqwa.
II. ISI BUKU ini DILARANG untuk
diamalkan sendiri-sendiri TANPA PIMPINAN WALIYAM MURSYIDA, karena PERJALANAN
yang ditempuh adalah sangat Halus dan Luas, penuh Bahaya Tersembunyi, yang
tidak kalah mungkin dapat dilihat dan diukur oleh si Pengamal, tanpa
KONTROL/Pimpinan dari WALIYAM MURSYIDA yang telah mendapat BREVET BESAR/IJAZAH
BESAR dari Para Ahli Silsilah yang disyahkan.
III. Mereka yang Bukan Ahli Tasauf,
Bukan Ahli Ilmu Eksakta,Bukan Ahli Filsafat atau Ahli Fikir, dan Ulama yang
Tidak Berpandangan Luas dan Dalam, rasanya Tidak Mungkin dapat memberikan
Penilaian akan Buku ini, karena Tidak memiliki Bahan secukupnya untuk itu.
KATA PENGANTAR
Perkembangan Ilmiah pada masa
akhir-akhir ini telah bergerak sedemikian jauh, hingga sampai pada batas
menjelajahi bidang-bidang yang selama berabad-abad sebelumnya, belum sampai
dijamah. Bidang-bidang keilmuan telah mulai memasuki hingga sampai pada
batas-batas keilmuan alam Fisika, dan mulai bidang-bidang Parapsikologi dan
lain-lain.
Sebagaimana terlihat dalam Ilmu Fisika,
tentang teori medan gabungan dari Einstein dan azas-azas ketidak tentuan Heisen
Berg serta Ilmu-Ilmu Parapsikologi dan Ilmu Kosmologi.
Ilmiah sekarang mulai menjamah
bidang-bidang batas keilmuan antara Ilmiah Filsafat dan Agama dan pada umumnya
ilmiah mulai kelihatan gagal dalam missionnya, bila menghadapi masalah-masalah
tersebut di atas, karena sebetulnya hakikat tertinggi dari wujud alam ini harus
ditembus melaui ilmu-ilmu Agama (khususnya dalam bidang Tasaufnya) bersama-sama
dengan Ilmu Teknologi Modern yang halus dan tinggi, sebagaimana terlihat dalam
Kuliah-Kuliah /Uraian-uraian Bapak Prof.DR.H.S.S KADIRUN YAHYA MA, Rektor
Universitas Pembangunan Panca Budi di Medan, seorang Guru Besar dalam Ilmu
Fisika-Kimia, sekaligus pula Guru Besar dalam lmu dan Sufi (seorang sayyidi
syaikh, yang benar-benar ahli dalam Ilmu Teori dan Prakteknya) yang
kesimpulannya ialah :Belief in God is no longer more a Belief, but it has
become a science of the highest dimension.
Kepercayaan pada Tuhan, bukan lagi
merupakan kepercayaan semata-mata, tetapi kepercayaan telah bertukar wujud
menjadi ilmiah yang setinggi-tinggi dimensinya.
Sesuai dengan sabda-sabda Rasulullah :
“Islam
adalah Ilmiah dan Amaliah”(HR Bukhari)
“Islam
itu sangat tinggi (Ilmiahnya dan Amaliyahnya) tiada yang dapat
melebihinya/mengalahkannya (ilmiayahnya dan amaliyahnya tak ada taranya = ∞ )”
(HR.Bukhari)
Dengan demikian, Kepercayaan telah
menjadi Keyakinan yang sangat Ilmiah,sehingga Iman dan Taqwa menjadi Maha Kuat.
Dan kepercayaan dogmatic pasti akan
hilang lenyap ! Khilafiah pasti akan musnah habis ! Dengan sendirinya kesatuan
faham dapat terwujud dengan gemilang ! Yang melahirkan kesempurnaan HABLUMMINANNAS
dan kemurnian HABLUMMINALLAH. Ayat-ayat Quran yang mutasyabihat akan dapat
diungkapkan maknanya yang sebenar-benarnya!
Segala Aliran Kebatinan yang tidak
menentu dan menyesatkan, yang selama ini oleh Agama-Agama yang diakui, tidak
mampu membendungnya, pasti akan lebur dengan sendirinya.
Dan semuanya ini berarti : Kemenangan
yang tiada taranya, khususnya bagi seluruh Kaum Muslimin di Dunia, umumnya
kemenangan bagi seluruh umat beramat di seluruh dunia.Teristimewa kemenangan
terhadap atheisme, Syirik-isme, Kafir-isme dan lain-lain sebagainya, kemenangan
secara zahir dan batin dan teknologis.
LIMTI adalah sebuah Lembaga Ilmiah yang
bergerak untuk membuktikan kenyataan-kenyataan di atas, lewat pembahasan -
pembahasan yang sangat ilmiah dan pengalaman-pengalaman yang empiris, serta
pembuktian Metafisika secara Ilmu Eksakta.
Buku ilmiah berikut ini, yang kami
anggap sangat tinggi nilainya, juga menunjukkan jalan keluarnya terhadap
pemecahan persoalan-persoalan yang sangat pelik yang dihadapi Dunia
Internasional serta Perikemanusiaan dalam zaman mutakhir dewasa ini, kami beri
nama :
MUTIARA
ALQURAN DALAM
CAPITA
SELECTA III
TENTANG
AGAMA METAFISIKA ILMU EKSAKTA
Sebagai lanjutan dari pada CAPITA
SELECTA Jilid I dan CAPITA SELECTA Jilid II, gubahan dari yang sangat kami
hormati Bapak PROF.DR.H.KADIRUN YAHYA, yang kedua-duanya juga mempunyai nilai
yang sangat tinggi, dalam membina Agama dan Kemanusiaan sepanjang masa.
Sumbangsih LIMTI ini, selain untuk
tujuan yang tersebut di atas, khususnya pula adalah dalam rangka upayanya,
untuk menegakkan TAUHID yang sebenarnya di Bumi Persada Indonesia, membela
Panji-Panji Kebesaran KALIMATULLAHI HIYAL ULYA, demi terciptanya Manusia
Pembangunan Seutuhnya, sebagai sumbangsihnya terhadap Negara Republik Indonesia
yang kita cintai, yang berdasarkan Azas Tunggal PANCASILA dan UNDANG UNDANG
DASAR 1945.
Akhirulkalam LIMTI mengucapkan terima
kasih atas sumbangan dan buah pikiran dalam tulisan ini kepada DR.S.SOEWANDI
FICS, semoga amal baktinya diterima Allah SWT.
Sekianlah prakata ala kadarnya dari
Risalah “Sakral” yang sangat bernilai nilai ini, semoga kita semuanya mendapat
Taufik dan Hidayah dari Allah SWT. Amin.
Medan, 15 Februari 1985
Wassalam dari kami,
LEMBAGA ILMIAH METAFISIKA TASAUF ISLAM
( LIMTI )
PROF.DR.HAJI SAYYIDI SYECH KADIRUN
YAHYA………Chairman
DRS.HAJI M.JAFAR ALI
SH……………………………………Direktur I
DRS.HAJI ACHMAD
MUDJIB………………………………….Direktur II
DR.HAJI S.SOEWANDI
FICS…………………………………...Direktur III
DRS.HAJI ISKANDAR
ZULKARNAIN,SH…………………….Staf Ahli
DRS.HAJI A.KHALIK FAJDUANI,SH………………………….Staf
Ahli
DRS.HAJI SYAHRIL MALIK…………..Perwakilan
Jakarta/seluruh Jawa
KIYAI ZARKASYI………………………………………Staf Ahli,
Jakarta
KIYAI MUCHTAR GHAZALI………………………….Staf
Ahli, Jakarta
KIYAI HAJI A.WAHID…………………………………Staf
Ahli, Jakarta
DRS.HANNA DJUMHANA B………………………….Staf
Ahli, Jakarta
IR.ABDURRACHMAN MUSTAZIR…………………...Staf
Ahli, Jakarta
MOTTO :
الإسلام علمي و عملي
Al Islam adalah Ilmiah dan Amaliah (HR
Bukhari)
Namun LIMTI TIDAK mengilmiahkan TUHAN,
LIMTI hanya mengilmiahkan APA-APA yang diciptakan-Nya. Sesuai dengan Hadis
Riwayat Najjar dan Rafi’i dari Abu Hurairah : Berfikirlah kamu tentang apa yang
diciptakan Allah dan jangan berfikir tentang ZATNYA.
LIMTI TIDAK mengumpamakan TUHAN dengan
SESUATU apapun, LIMTI hanya menunjukkan, PERUMPAMAAN-PERUMPAMAAN yang ada di
Alam Fisik, yang menunjukkan KEBESARAN-KEBESARAN ALLAH SWT di Alam METAFISIK.
Sesuai dengan Firman Allah dalam Alquran :Surat Asy-Syura ayat 11:Tak ada suatu
pun yang menyerupai-Nya, DIA Maha Mendengar lagi Maha Melihat.(Tafsir Mahmud
Yunus) .Surat An-Nur ayat 35 : Allah menunjukkan beberapa perumpamaan untuk
manusia, Allah Maha Mengetahui tiap-tiap sesuatu (Tafsir Mahmud Yunus).Surat
Yusuf ayat 105: Beberapa banyaknya Ayat-ayat (tanda-tanda Allah) di langit dan
di bumi, sedangkan mereka melewatinya, tetapi mereka berpaling dari pada-NYA
(Tafsir Mahmud Yunus)
LIMTI TIDAK mempersoalkan hal-hal yang
bersangkutan dengan RUKUN IMAN,RUKUN ISLAM, AQIDAH ISLAM dan ILMU TAUHID, semua
TIDAK diganggu gugat barang satu zarah pun, karena semua itu SETTLED dengan SEMPURNA
oleh Allah SWT.
LIMTI adalah salah satu lembaga yang
berfungsi sebagai BHAYANGKARA ISLAM dan yang bertekad menjadi Pahlawan Islam
terhadap Kafir-isme, Syirik-isme dan lain-lain, atas dasar AlQuran, AlHadis dan
Ilmu Eksakta.
LIMTI merupakan TEROMPET yang
mengumandangkan Kemenangan AlIslam dan menunjukkan adanya ENERGI yang MAHA
DAHSYAT yang selama ini Tersimpan, Terpendam dan Tersembunyi di dalam METAFISIK
ALQURAN dan ALHADITS, dan menunjukkan cara mengeluarkannya, Energi mana bukan
saja mampu membentengi diri Ummat Islam, tetapi juga MAMPU menghadapi segala
macam senjata Mutakhir apa saja pun dan dari mana saja pun di akhir zaman.
LIMTI adalah TEROMPET dari Fakultas Ilmu
Metafisika (atas dasar Ilmu Eksakta) dari Universitas Pembangunan Panca Budi
yang merupakan hanya satu-satunya Badan Ilmiah di Dunia yang menggalai secara
sangat Ilmiah Isi Teknologi Alquran dan AlHadits untuk dapat dimanfaatkan bagi
kemenangan zahir batin ummat beragama di akhir zaman demi kebesaran
Kalimatullahi hiyalulya!
KATA PEMBUKAAN
Surat An-Nur, ayat :
35. Allah (memberi) nur (cahaya)langit
dan bumi. Umpama cahayaNya, seperti sebuah lubang di dinding rumah, di dalamnya
ada pelita. Pelita itu di dalam gelas. Gelas itu seperti bintang yang
berkilau-kilauan. Pelita itu dinyalakan dengan minyak pohon yang diberkati,
yaitu minyak zaitun yang (tumbuh) bukan di Timur dan bukan pula di Barat,minyak
itu hampir bercahaya dengan sendirinya, meskipun tiada disentuh api. Cahaya
berdampingan dengan cahaya. Allah menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya kepada
cahaya-Nya itu. Allah menunjukkan beberapa contoh untuk manusia. Allah Maha
Mengetahui tiap-tiap sesuatu.
36. Pelita itu dalam rumah (mesjid) yang
telah diizinkan Allah menghormatinya dan menyebut nama-NYA dalam rumah (mesjid
= rumah Allah) itu, serta bertasbih di dalamnya pagi dan petang.
37. Beberapa orang laki-laki yang tidak
lalai karena perniagaan dan tiada pula karena berjual beli dari mengingat Allah
dan mendirikan sembahyang serta memberikan zakat; mereka takut akan hari yang
berguncang segala hati dan pemandangan di waktu itu.
38. Supaya Allah membalasi mereka dengan
yang terlebih baik dari amalan mereka dan menambah kurnia untuk mereka. Allah
memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dengan tiada terhisab (tak
terhingga).
39. Orang-orang yang kafir amalan mereka
itu, seperti bayangan panas di padang pasir, orang yang haus mengira, bahwa itu
adalah air. Sehingga apabila ia sampai ke tempat itu, ia tiada mendapati suatu
apapun dan dia tiada mendapati rahmat Allah di sisi amalannya, lalu Allah
menyempurnakan perhitungannya, Allah amat cepat perhitungan-Nya.
40. Atau amalan mereka seperti gelap
gulita di tengah-tengah laut yang dalam dilamun ombak, di atas ombak itu ada
ombak pula,di atasnya ada awan. Gelap-gulita bercampur gelap-gulita. Apabila
seseorang mengeluarkan tangannya, hampir ia tiada dapat melihatnya. Barang
siapa yang tiada diberi Allah cahaya, maka tidak adalah cahaya untuknya.
41. Tidaklah engkau tahu, bahwa siapa
yang di langit dan di bumi dan burung terbang di udara, semuanya tasbih
(tunduk) kepada Allah. Masing-masingnya Allah mengetahui do’anya dan
tasbihnya.Allah Maha Mengetahui apa-apa yang mereka kerjakan.
42. Kepunyaan Allah kerajaan langit dan
bumi dan kepada Allah tempat kembali.
Kesimpulan/Ringkasan :
Orang-orang yang diridhai Allah SWT
ialah mereka yang mendapat Nurun ala Nurin,hati mereka selalu bergantung pada
Rumah-Rumah Allah,dan selalu basah lidahnya dengan tasbih dan zikir pada Allah
pagi dan petang, mereka tak dapat dilalaikan oleh urusan Duniawi, mereka mereka
selalu taat beribadat dan pemurah hatinya, namun hidup mereka selalu
dilapangkan Allah SWt, rezki dunianya berlimpah (lebih dari cukup) apalagi
kekayaan rohaninya tak terbatas banyaknya dilimpahkan Allah padanya.
Orang-orang yang tidak mendapat Nurun
ala Nurin dari Allah, hidupnya gersang, ianya selalu keluh kesah, hatinya gelap
gulita pada Makrifat akan Allah, hidupnya seperti dipermainkan gelombang
kehidupan,terombang-ambing seperti di atas Samudera yang gelap gulita dan di
Akhirat mereka dikumpulkan bersama-sama dengan orang buta, sesuai dengan Firman
Allah dalam Alquran :
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ
مَعِيْشَةًَ ضَنْكًَا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَمَةِ أَعْمَىٰ
"Barangsiapa yang tidak mau zikir
akan AKU dia akan mendapat kehidupan yang sulit dan di Akhirat akan dikumpulkan
sebagai orang buta (karena semasa hayatnya tidak pernah mau berusaha/berjuang
memiliki Nur Cahaya Agung:Nurun ala Nurin dan mereka tidak akan mendapat
petunjuk daripada Allah SWT" (QS Thaha :124).
Sesuai dengan Firman Allah
مَنْ يَهْدِ اللهُ فَهُوَالْمُهْتَدِ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًَّا مُرْشِيْدًَا
"Barangsiapa yang diberi petunjuk
oleh Allah, dialah orang yang mendapat petunjuk dan siapa yang dibiarkan-Nya
sesat,maka tidak ada seorang Waliyam Mursyida (pemimpin peramalan/Zikrullah)
yang memberinya petunjuk"(QS Al-Kahfi :17)
-------Sekian KATA PEMBUKAAN ini--------
Tema yang berjudul "QUO VADIS
SURGERY" (akan kemanakah ilmu bedah ini) yang dibicarakan pada kongres
Internasional College of Surgeon (kongres Ahli Bedah Internasional) di Manila
pada bulan Desember 1984 yang lalu telah menggugah hati seorang Chirurg untuk
membahas tema ini, dipandang dari sudut seorang ahli bedah.
Teknologi dan Ilmu Kedokteran makin lama
makin maju.Transplantasi alat-alat vital dalam tubuh seperti jantung,ginjal dan
hati telah mampu dikerjakan.
Bayi tabung berhasil dijadikan.Apakah
pada suatu ketika dokter Ahli Bedah itu tidak melakukan sesuatu,yang melampaui
batas yang diridhai Allah SWT?
HENDAK KEMANAKAH UMMAT MANUSIA DENGAN
ILMU BEDAHNYA ?
Kita mengetahui bahwa manusia itu
berbeda dengan makhluk hewan, karena manusia ini merupakan makhluk yang dapat
berfikir dan mencari kebenaran.
Kebenaran yang dicari manusia dapat
dicapai melalui 3 jalur,yaitu :
1. Ilmu Pengetahuan
2. Filsafat
3. Agama
Karena kebanyakan dari manusia merupakan
orang awam dan bukan Profesor atau Ahli Filsafat, maka jalur yang paling mudah
bagi umat manusia untuk mencapai kebenaran, adalah melalui jalur agama.
Namun di zaman modern dewasa ini,
manusia juga sudah pula berfikir sangat sistematis dan sangat "critical".Bila
manusia umpamanya hendak melaksanakan sesuatu projek, terlebih dahulu
ditetapkannya apa"objective" atau "goal" atau
"tujuan" yang hendak dicapainya, untuk kemudian menyusun suatu
rencana pekerjaan berdasarkan suatu sistem analisis atau membuat suatu "flow
chart".
Bila dewasa ini manusia mengadakan
instropeksi tentang apakah sebenarnya yang menjadi tujuan hidupnya di dunia,
maka kita akan sadari, bahwa hanya mungkin beberapa orang saja yang telah memikirkan
benar-benar dan dalam-dalam apa yang sebenarnya yang menjadi tujuan hidup
mereka.Kebanyakan mereka hanya mempunyai satu tujuan hidup duniawi semata-mata,
umpamanya pangkat, kesuksesan, kekayaan, kebahagiaan duniawi dan sebagainya.
Di dalam pandangan hidup seorang Muslim,
seperti telah diuraikan oleh H.Endang Saifuddin Anshari M.A dalam Kuliah
Al-Islam untuk pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi tahun 1980, halaman
91, dinyatakan bahwa tujuan hidup ditinjau dari segi arahnya, dapat dibagi dalam
:
1.
Tujuan Hidup Arah Vertikal
Untuk mendapat ridha /cinta Allah dan berhampir pada-Nya.
2.
Tujuan hidup arah horizontal :
a.Ditinjau dari segi lingkungan,
1) Tujuan sebagai individu
2) Tujuan sebagai anggota
keluarga
3) Tujuan sebagai warga
lingkungan/kampung
4) Tujuan sebagai warga
negara/bangsa
5) Tujuan sebagai warga dunia
6) Tujuan sebagai warga alam
semesta (Universum)
b. Ditinjau dari segi umum.
1) Kebahagiaan di Dunia dan Akhirat
2) Rahmat bagi segenap alam.
Bagaimanakah sekarang umat manusia dapat
mencapai tujuan hidup secara horizontal ?
a. Dengan memakai Pedoman Hidup yang
ditentukan oleh :
1. Alquran
2. AsSunnah
b. Melaksanakan tugas /fithrah
hidup berupa ibadah ( mengabdi, melaksakan pengabdian, memperhambakan diri)
kepada Allah.
Dapat diumpamakan tujuan hidup
horizontal seperti sebuah taman yang diRidhai Allah SWT, di mana kunci pintu
masuknya adalah Iman dan Taqwa seseorang pada Allah SWT.
Tetapi ini semua, Alquran dan Hadits,
sebagai Pedoman Hidup, dan ibadah sebagai tugas hidup, semuanya merupakan
perintah Tuhan bagi manusia dalam hidupnya di Dunia, agar mencapai Ridha Allah
SWT Dunia dan Akhirat.
Dan semua itu dilaksanakan oleh
jasmaniah dan akal/pikiran kita yang pada suatu ketika akan berhenti, bila kita
mati dikubur dan menjadi tanah kembali, dimana akal pikiranpun turut pula
lenyap tak berbekas untuk selama-lamanya.
Sekarang kegiatan Tujuan Hidup arah
Vertikal ke atas
(URAIAN RINGKAS TENTANG NURUN ALA NURIN)
Bagian dari manusia yang akan kembali ke
pangkuan Allah SWT adalah Roh manusia. Oleh sebab itu Roh dalam hidup kita di
dunia, selalu juga harus dilatih munajat secara vertikal ke atas, untuk sampai
dan selalu berhampiran ke hadirat Allah SWT. Ini hanya dapat dilaksanakan
dengan menggunakan saluran Tali Allah.
"Wahai orang-orang yang beriman,
bertaqwalah pada Allah (termasuk banyak berzikir dan Shalat) dan carilah cara
(metode untuk mendekatkan diri pada-Nya) dan berjihadlah (sungguh-sungguhlah
berjuang, secara intensiflah beramal) pada jalan-Nya itu (pada metode itu)
semoga kamu menang (QS Al-Maidah:35)"
Ayat tersebut jika diuraikan secara
terperinci dan teranalisa merupakan TALI ROHANI yang sambung-menyambung, rantai
berantai, namun tetap bersatu dengan Rohani Rasulullah, karena pancaran yang
terus menerus dan selalu diteruskan dari
Nuurun alaa nuurin yahdillaahu li
nuurihii mayyasyaa'u.
(Nur
Ilahi beriring dengan Nur Muhammad, yang diberikan-Nya pada orang-orang yang
dikehendaki-Nya (QS An-Nur:35)
Hal ini sesuai pula dengan Firman Allah
SWT dalam AlQuran :
وَاعْتَصِمُوْابِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًاوَلاَتَفَرَّقُوْا
"Berpeganglah kamu pada Tali Allah
dan janganlah kamu bercerai berai (QS.Ali Imran : 103)"
Dapat kita terangkan di sini bahwa arti
TALI ALLAH dalam arti ZAHIR BATIN ialah :
Arti ke-1 (Zahir) :
Firman-firman Allah dan Hadis Rasulullah
yang didengar oleh telinga dan tertulis dilihat oleh mata dan diolah oleh otak,
kemudian untuk dijadikan Perangai dan Mental,maka Pribadi kita pun menjadi
Islam-lah. Tali Allah zahir tersebut diturunkan Rasulullah secara turun-temurun
melalui lisan jasmani Rasulullah.
Arti ke-2(Batin) :
Arti ke-2(Batin) :
Nurun ala nurin bagi Roh kita, yang juga
secara turun-temurun diterima dari Rasulullah SAW, bukan memalui lisan Beliau
tetapi melalui Rohani beliau, otak kita dapat diajari secara lisan, sehingga ia
jadi Islam, tetapi Roh kita tidak dapat di Islam-kan dengan ajaran melalui
lisan manusia karena dimensinya berlainan, walau pun ia beserta dengan tubuh
jasmani kita sendiri setiap saat.
Untuk meng-Islamkan Roh itu, ia harus
diisi dengan Rohani Rasulullah yaitu Nur Muhammad atau Nurun ala nurin, yang
diterima Rasul daripada Allah SWT yang berisikan Kalimah Allah murni dan tulen
dari Allah sendiri, dengan segala kebesaran dan keagungan-Nya yang bergetar
dengan getaran yang Maha Ultra Sonoor, yang Maha Dahsyat, yang tidak mampu
diterima oleh bumi,langit,lautan dan seluruh alam,mereka semua kan hancur
luluh, yang mampu menerimanya ialah jenis Bani Adam yang dikehendaki Allah
SWT,yaitu para Mukmin sejati, sebagaimana dijelaskan dalam Hadis Qudsi Riwayat
Abu Daud:
لَمْ يَسَعْنِيْ اَرَْضِيْ وَلاَسَمَائِ وَوَسِعْنِيْ
قَلْبُ عَبْدِىالْمُؤْمِنُ الَّيِّنُ الْوَادِعُ
"Tak dapat memuat Zat-Ku,Bumi dan
langit-Ku, yang dapat memuat Zat-Ku ialah hati hamba-Ku yang Mukmin,lunak dan
tenang "
Barulah roh itu Islam dan menjadi
Mukmin, seperti Roh Rasulullah SAW sendiri dan sekaligus Roh dari segala para
Anbiya Allah, karena Roh ini telah berisi Zat yang sama yaitu Nuurun ala nuurin
yahdillaahu li nuurihii mayyasya'u.
Bukankah para Mukmin yang tahqiq pada
Allah dan Rasul, sebagai Waritsatul Anbiya berhak mewarisi segala apa yang
diterima para Rasul dari Allah SWT , zahir maupun batin.
Janganlah kita beranggapan bahwa Islam
yang dikenal selama ini secara zahir atau awam, sudah merupakan Islam
keseluruhan. Itu baru hanya sebagian saja dari Al-Islam yang Maha Luas dan yang
Maha Dalam.
Islam adalah Projek yang Maha Hebat dari
Allah SWT yang Maha Pintar dan Maha Agung.
Projek Prof.Dr.Einstein saja pun
menghasilkan Bom Atom dan Bom Nuklir sudah dahsyat, apalagi Projek Allah SWT
adalah Maha Dahsyat.
Bukankah Islam dengan kehebatan kalimah
Allah-nya, mampu mengatur dan menyelesaikan serta menyempurnakan Kehidupan
Mukmin itu di dunia, di Kubur, di Padang Mahsyar,di Titian Sirathal Mustaqim
dan di Surga ?
Semua itu harus dan mesti dapat diatur
dan diselesaikan dalam kehidupan di dunia ini, bukan di mana-mana !Begitulah
dahsyatnya, hebatnya aksi radius Kalimah Allah Haqiqi yang dibawa AlIslam
melalui Nur-Nya, sehingga mampu menembus sampai ke kubur,Padang Mahsyar,ke
titian Sirathal Mustaqim dan ke surga!
Begitu agung Islam itu, hingga Allah
sendiri menyebut
إِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّهِ الاِسْلٰمُ
"Sesungguhnya agama yang diridhai
pada sisi Allah ialah Islam (QS Ali Imran :19)"
Di dalam Hadispun disebutkan :
"Islam itu sangat tinggi,tiada yang
dapat melebihinya/ mengalahkannya (HR Bukhari)"
Kalau kedapatan dewasa ini orang-orang
Islam kalah di mana-mana di dunia, ia harus benar-benar prihatin dan waspada,
bahwa kekalahan Islam di seluruh dunia, adalah merupakan Barometer yang nyata
yang menunjukkan bahwa ia sudah slip /tergelincir dari pengalaman Islam-nya, kalau
ini berkelanjutan terus menerus begini, Quo Vadis Ummat Islam dengan Agamanya!
Ia segera harus mengadakan instropeksi dirinya. Ia harus sadar, bahwa ia tidak
lagi mewarisi Kekeramatan, Kedahsyatan, Keagungan, Kemenangan Islam yang haqiqi
!Ia harus sadar bahwa kekalahannya bukan terletak pada Syi'ar Zahir Islamnya!
Tetapi dalam hubungan haqiqi yang Maha Halus dengan Allah SWT,yang Channelnya,
Salurannya sudah tertutup. Di situ letak "slip-nya" dan
kekurangannya. !
Bukankah Nabi SAW bersabda :
مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُرَبَّهُ وَالَّذِيْ
لاَيَذْكُرُرَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّت
"Perbandingan orang yang (tahqiq)
ingat akan Allah, dengan orang tidak ingat ingat (tidak ada hubungan) akan
Allah, adalah seperti orang hidup dengan orang mati" (HR Bukhari,Muslim
dan Baihaqi).
Kalau benar-benar orang Islam itu ada
hubungannya dengan Allah, maka ia tidak akan mungkin dapat dikalahkan oleh
siapa pun di dunia ini.Tidak mungkin orang hidup dapat dikalahkan oleh orang
yang mati !
KONKLUSI :
Dan tidak mungkin pula Nuklir dari
Negara-negara Super Power walaupun bagaimana hebatnya,mampu mengalahkan
"Nuklir" kalimah Allah yang Maha Dahsyat dari Al-Islam.
Disini letaknya ke-Superior-an Khalifah
Allah, sebagai satelit/komputer, Aparat yang Maha Dahsyat dari Allah SWT, yang
sewaktu-waktu mampu "memuntahkan" atom-atom kalimah Allah, yang akan
memusnahkan lawan yang bagaimanapun tangguhnya. Atas dasar Hukum
Kehidupan,Energi dari Teknologi Alam Fisik, pasti di bawah/dikalahkan oleh
Energi dari Teknologi Alam Metafisika Alquran, yang getarannya maha Ultra
Sonoor dan Maha Dahsyat,yang frekwensinya tak terbatas (tak terhingga) dan
dimensinya pun tak terbatas tingginya (tak terhingga).
Dalam Ilmu Kedokteran, akal pikiran dan
proses kejiwaan, berhubungan dengan otak kita serta bergantung pada kesadaran
seseorang. Bila kita tidak sadar atau tidur maka akal/pikiran kita akan
berhenti atau hilang. Tetapi Roh kita tetap berada di dalam tubuh kita selama
hayat dikandung badan.
Ingat saja bila seorang penderita dibius
(berada dalam narkose) atau menderita gegar otak hingga tidak sadar. Pada saat
itu segala akal/pikiran dan proses kejiwaan yang dimiliki seorang penderita
akan hilang untuk sementara waktu, selama penderita tidak sadar. Tetapi selama
penderita masih hidup, rohnya yang hidup tetap berada dalam tubuhnya.
Karena itulah eksistensi Roh itu
terpisah dari akal /pikiran kita, bahkan bertempat pada dimensi yang lebih
tinggi dari akal/pikiran, mental dan jasmaniah manusia.
Dengan demikian,Roh tidak termasuk di
dalam unsur akal budi dan alam pikiran atau mental, tetapi merupakan suatu
unsur tersendiri, yang lebih tinggi kedudukannya dan Roh adalah alat untuk
dipakai munajat ke hadirat Allah SWT, sedangkan jasmani bersama akal dan
pikiran bukanlah alat untuk dipakai munajat ke hadirat Allah SWT, karena
kasarnya.
Roh kita merupakan "zat" yang
berasal dari karunia Tuhan dan roh tidak berasal dari air atau gas dan tidak
pula berasal dari bumi.
Roh itu dapat mengambil bentuk seperti
rupa manusia, karena Roh itu meliputi seluruh tubuh manusia itu sendiri,
seperti juga cahaya, electricity, air atau gas, mengambil bentuk dari bejana
atau botol, tempat di mana air atau gas itu dimasukkan, atau mengambil bentuk
tempat yang dilaluinya. Roh kita berasal dari alam gaib/metafisik, karena
berasal dari anugerah Allah SWT, hingga tidak dapat dilihat dengan mata kepala,
walaupun ia tidak bercerai-cerai dengan jasmani kita selama hayat di kandung
badan.
Tetapi begitu dimasukkan sebagai jenazah
ke bumi, tempat asal mula jasmani itu jadi,maka sang Roh pun bercerailah
daripadanya dan sang Roh pun menyeberang ke alam baka.
Maka mulailah sang Roh harus
mempertanggung jawabkan segala tindak tanduknya,segala gerak-geriknya di dunia,
selama ia diberikan alat jasmani serta akal yang komplit dengan segala
organ-organ/alat-alat tubuh yang sangat sempurna dan sangat indah.
Jelaslah sudah, bahwa Roh ini mempunyai
dimensi yang lebih tinggi dari akal-budi dan pikiran serta mental dan jasmaniah
kita, dan oleh karenanya ia harus mempertanggungjawabkan gerik gerik akal dan
jasmaniahnya selama ia di dunia.
Fungsi Roh adalah sebagai
"Komputer". Ia bisa mendapat input dari alam gaib sebagai
"wahyu" bila ia seorang Nabi atau Rasul, atau Ilham bila ia adalah
seorang manusia yang saleh dan taqwa. Tetapi selain getaran wahyu/ilham yang positif,
Roh itu dapat pula dimasuki getaran-getaran yang berasal dari Iblis di alam
gaib/metafisik, yang juga dapat masuk ke dalamnya!
Input yang telah masuk ke dalam Roh itu
kemudian mem"programkan"kan pula jasmaniah dan akal kita!
Apakah "program" yang diperintahkan
Roh kepada akal/pikiran kita telah mengandung segala perintah Allah sepenuhnya,
hingga manusia itu telah melaksanakan Fitrah hidupnya dengan
sebaik-baiknya?Apakah ia telah mengabdikan segala-galanya, akal budi dan
jasmaniahnya, hidup dan kehidupannya untuk Allah SWT sepenuhnya?
Apakah roh itu sebagai penanggung jawab
tertinggi dari segala aparaturnya termasuk akal/pikiran dan lain-lain, telah
mengabdikan segala-galanya kepada Allah SWT?
Apakah sempat pula sang Roh itu tertipu
oleh Al Iblis laknatullah, yang merupakan suatu Roh pula yang sangat pintar,
sangat halus dan hebat serta sangat sakti dan dahsyat, karena ia merupakan
bekas malaikat yang termasuk sangat tinggi ilmunya? Tetapi sayang menyeleweng
sehingga ia menjadi musuh bebuyutan dari Roh semua bani Adam!
Di sinilah letak kunci dari
segala-galanya di alam jagad ini bagi hidup dan kehidupan kita dari Dunia
hingga ke Akhirat, karena manusia-manusia yang Rohnya dikendalikan oleh Iblis,
pasti akan merusak jagad raya ini ! Ingat saja akan bom atom dan nuklir dari
negara-negara Super Power, yang mampu memusnahkan jagad ini serta kebudayaan
manusia seluruhnya hanya dalam beberapa detik saja, jika dikendalikan oleh
nafsu angkara murka ! (Prof.Dr.H.S.S Kadirun Yahya,MA: Sekuntum Bunga Dari
Taman Firdaus halaman 23-26).
Bagaimanakah sekarang kerusakan jagad
raya ini dapat dicegah ? Hanya dengan mengisi Roh ini dengan Kalimah Allah
(sesuai dengan Hadis Qudsi) :
“Laa
ilaaha illallaah itu adalah perkataan-Ku, dan ia adalah Aku, siapa yang
menyebutnya masuk ke dalam benteng-Ku, dan siapa yang masuk ke dalam
benteng-Ku, maka terpeliharalah ia dari siksa-Ku “ (HR. Syairazi).
Menyebutnya tentu harus dengan methode
baru dapat masuk dalam benteng Allah.
Juga sesuai dengan Hadis Rasulullah SAW
:
لاَتَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى لاَ يَبْقىٰ
عَلَى وَجْهِ الاَرْضِ مَنْ يَقُوُلُ اللهُ اللهُ
Tiada akan datang Kiamat, kecuali kalau
di muka bumi, tidak ada lagi orang yang membaca Allah, Allah (HR Muslim).
Zikir Allah, Allah jelas dan tegas
sebagai penangkal Kiamat jagad ini.
“
Atas nama Allah, yang tidak memberi mudharat apa-apa yang di bumi dan tidak
pula di langit ialah bagi orang yang beserta dengan nama-Nya” (HR Abu Daud dan
Tirmidzi).
Jadi jika Roh ini terisi dengan Kalimah
Allah, maka akan jadi Surgalah seluruh alam jagad ini, yang akan berkelanjutan
terus sampai ke Akhirat.
Oleh sebab itu Roh kita wajib dan perlu
sekali diisi dengan Kalimah Allah.
Untuk melaksanakan ini harus ada
metodiknya yakni sesuai dengan Hadis dan Quran dan sesuai pula dengan Ilmu
Teknologi Modern, metode inilah yang dinamakan Thariqatullah.
Prof.Dr.H.S.S Kadirun Yahya MA, Rektor
Universitas Pembangunan Panca Budi, dimana terdapat Fakultas Metafisika dan
Tasauf Islam, telah meriset hal ini selama 40 tahun, serta telah menguraikannya
dengan ilmu up to date, yaitu menurut hukum-hukum Islam (sesuai dengan aqidah
Islam, berdasarkan Quran dan Hadis) dan sesuai dengan Ilmu Pasti dan Teknologi
Modern dewasa ini. Intinya ialah berzikir kepada Allah SWT sebanyak-banyaknya
secara berkekalan dengan memakai suatu metodik (Thariqat=cara=jalan=cara
pelaksanaan teknis).
Secara Teknologis :
Berzikir kepada Allah dengan
memakai/dengan mempergunakan sebagai landasan, atau menyatukan diri rohani
dengan frekwensi/ atau gelombang yang dimiliki Rohani Rasulullah, yang hidup
pada sisi Allah, huwal awwalu wal akhiru, frekwensi/gelombang mana hanya dapat
kita peroleh melalui frekwensi daripada Rohani para Ahli Silsilah yang menerima
dan meneruskannya secara asli dan murni, sambung-menyambung,secara berantai,
turun temurun secara asli dan murni hingga akhirnya sampai kepada Rohani Guru
(Mursyid) kita.
Barulah sesudah mendapat frekwensi
gelombang Rasulullah (Nurun ala Nurin) melalui Rohani sang Mursyid, barulah
Rohani kita itu, dengan memakai/mempergunakan frekwensi dimana Rohani kita itu,
yang pada hakekatnya telah menyatukan diri Rohaninya dengan diri Rohani
Rasulullah, hingga memiliki frekwensi yang sama, barulah Rohani kita detik itu
juga hadir di dadirat Allah SWT, karena Rohani Rasulullah itu sangat hampir
pada Allah SWT, Firman Allah :
وَنَحْنُ أقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ
“Dan Kami lebih hampir kepadanya
daripada kedua urat lehernya “ (QS. Qaaf: 16)
Kemudian berulah kita berzikir kepada
Allah, dan barulah kita menegakkan Shalat, seperti yang dikatakan Allah dalam
Firman-Nya :
وَذَكَرَسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّىٰ
“Dan menyebut nama Tuhannya lalu Shalat
(QS. Al-A’la:15)
Konklusi :
Zikirlah engkau akan Allah, tegakkanlah
Shalat dan barulah dapat berdiri Ashshalaatu mi’rajul mu’miniin yang sangat khusyu’
dan sangat indah sekali, karena shalat kita itu dilaksanakan atas landasan
berzikir pada Allah dalam maqam “IHSAN” sehingga bersama-sama dengan Rohani
Rasulullah, berimam-imam, kita tidak terkena ancaman Allah dalam Alquran :
فَوَيْلٌُ لِلْمُصَلِّيْنَ الَّذِيْنَ هُمْ
عَنْ صَلاَ تِهِمْ سَاهُوْنَ
“Maka neraka wail (celaka) bagi orang
yang shalat. Yang mereka lalai (tidak zikir) dari shalatnya “(QS Al-Ma’un :
4-5).
Juga tidak terkena ancaman Rasulullah,
yang bersabda :
“Tiada tiga orang di sebuah desa, dan
tidak pula di sebuah perkampungan terpencil yang tidak mendirikan Shalat,
melainkan sesungguhnya syaithan menguasai mereka. Maka kamu harus berjama’ah
(jasmani dan rohani). Sesungguhnya serigala itu menerkam kambing yang terpencil
sendirian” (HR Ahmad,Abu Daud,Baihaqi dan Nasa’i).
Konklusi :
Barang siapa yang dalam shalatnya tidak
berimam-imam (jasmani dan rohani) ia akan disambar iblis dan syaithan dalam
shalatnya.
Walaupun proses ini kelihatannya panjang
lebar diuraikan secara terperinci menurut Ilmu Teknologi, namun pelaksanaannya
adalah hanya dalam seperseribu detik saja, dihati sanubari yang sangat halus.
Semuanya ini disebut juga
Wasilah/Saluran/Channel. "Wabtaghuu ilaihil wasiilata....QS.Al-Maidah ayat
35. Atau Tali Allah yang dimaksudkan dalam Surat Ali Imran ayat,103 itu.
Dengan memakai istilah Ilmu Teknologi
Modern, frekwensi / gelombang yang dimiliki Rohani Rasulullah, yang diterimanya
dari Allah SWT adalah sebenarnya merupakan Nurun Ala Nurin yang mengandung
gelombang dan frekwensi yang tek terhingga yang mampu mencapai hadirat Allah
SWT, karena ia terbit daripada-Nya.
Semua ini sesuai dengan petunjuk Allah
SWT, dalam alam ini yakni dalam Ilmu Radio-Televisi, juga sesuai dengan Surah
Yusuf ayat 105 yang berbunyi :
“Dan banyak sekali tanda-tanda
(kekuasaan Allah / kebesaran Allah) di langit dan di bumi yang mereka
melaluinya, sedang mereka berpaling daripadanya”
Kita mengetahui, bahwa untuk mendapatkan
suara penyiar di stasiun Radio/ TV, alat penerima berupa radio / TV kita harus
dipasang pada gelombang yang sama dengan gelombang stasiun pemancar Radio/TV
itu.
Alquran dan Hadits yang diajarkan oleh
Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya, dan para sahabatnya menyampaikannya
pula kepada orang-orang Muslim di zaman sesudah Nabi, dan mereka menyampaikannya
secara turun temurun, meneruskannya hingga akhirnya sampai kepada kita
sekalian.
Tetapi haqiqi daripada Alquran yang
merupakan Kalimah Allah yang Maha Agung, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada
Rohani Rasulullah SAW, berupa getaran yang Maha Ultra Sonoor sebagai wahyu yang
tidak berhuruf dan bersuara tetapi mengandung getaran yang Maha Dahsyat dan
yang tak terhingga yang berasal dari ke Maha Agungan dari Allah SWT sendiri,
yang tak ada yang mampu apapun namanya untuk menerimanya. Bukit, Laut, Bumi,
Langit, segala-galanya akan hancur dibuatnya, jika diletakkan di atasnya.
“Andaikata Alquran ini Kami turunkan di
atas sebuah gunung, akan kamu lihat gunung itu tunduk dan pecah berantakan demi
takutnya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami adakan untuk
manusia agar mereka berfikir (QS. AlHasyr :21).
Inilah dia Alquran haqiqi yang
dimaksudkan dalam Surat AlHasyr ayat 21, yang mampu membuat segala-galanya jadi
abu.
Inilah dia Kalimah Allah yang
sebenar-benarnya, yang dibawa oleh Nurun Ala Nurin, yang amat sangat ditakuti
oleh Al-Iblis, Sinar-Nya saja, yang baru saja akan muncul di ufuk Utara sudah
mampu mengusir Al Iblis sampai menghilang di balik ufuk Selatan.
Inilah dia Energi Maha Dahsyat yang
mampu memusnahkan bom Nuklir, bom Atom, bom Hidrogen, yang mampu memusnahkan
Sinar Laser, dan rupa-rupa senjata Kimia dan lain-lain dari Negara-negara super
power, yang selama ini membuat mereka sombong,angkuh dan merasa berkuasa.
Waspadalah terhadap senjata Allah yang
Maha Dahsyat ini, yang sewaktu-waktu dapat dikeluarkan-Nya, melalui APARAT-
APARAT NYA yang perkasa yaitu para Anbiya-Nya, para Rijalullah, para Aulia-Nya
yang tahqiq pada Allah SWT. Mereka akan tahu rasa akan ke Maha Besaran Allah
SWT. Senjata ini pulalah yang seharusnya paling pertama sekali dihadapkan
terhadap Iblis Laknatullah, yang selama ini telah bertahun-tahun bersarang di
hati kita, namun sebenarnya tak mampu kita memusnahkannya dengan dengan hanya
sebutan Audzubillah, yang kita produksi sendiri.
Seharusnya kita harus mampu menyalurkan
Kalimah Allah ini, baru ia bertenaga Maha Dahsyat, bukan hanya mampu
menyebutnya saja atau meniru bunyinya saja.
وَمَا رَمَيْتَ إذْ رَمَيْتَ وَلٰكِنَّ اللهَ
رَمَىٰ
Wa maa ramaita idz ramaita wa
laakinnallaaha ramaa
“Bukan engkau (ya Muhammad) yang
melontar/ memanah/ memukul/ menyebut, melainkan Allah-lah yang melontar /
memanah/ memukul/ menyebut “(QS Al-Anfal:17)
Jelaslah sudah, bahwa Quran Haqiqi yang
memiliki getaran yang tak terhingga yang diterima Rohani Rasulullah SAW dari
Allah SWT, semestinya juga harus juga diturunkan dan diteruskan dari Rohani
Rasul kepada Rohani Umat.
Kita melihat, bahwa Rasulullah , begitu
juga segala Rasul-Rasul yang terdahulu, tanpa terkecuali, berbulan-bulan
sebelumnya, di tempat yang sunyi dan suci, mempersiapkan diri, mensucikan diri,
dipersiapkan Allah, disempurnakan Allah, akan persiapan-persiapannya itu, untuk
menunggu saat-saat yang sangat SAKRAL yang sangat Agung ini, yaitu saat
menerimanya, saat turunnya Kalimah yang dibawa Nurun Ala Nurin dengan
getarannya yang Maha Ultra Sonoor yang Maha Dahsyat, dimasukkan ke dalam diri
Rohani Rasulullah SAW yang turut bergetar dengan dahsyatnya, walaupun telah
dipersiapkan secukupnya sebelumnya. Disini kelihatan, bahwa Ruhani Rasulullah
SAW mampu menerima isi Nur yang Maha Dahsyat itu, yang berisi Kalimah Allah
murni yang Maha Agung yang langsung ditanam Allah SWT, via saluran-Nya.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Wa lillaahil hamd.
Diriwayatkan, bahwa selalu Rasulullah
itu, setelah menerima Wahyu selain daripada bergetar, seolah-olah menggigil
kedinginan, kadangkala kepanasan, hingga mandi keringat, letih, lesu, namun
kemudian kembali segar, kuat dan kokoh.
Sesuai dengan Hadits Rasullulah SAW:
“Aisyah berkata : Sesungguhnya aku lihat
Nabi, kepadanya turun wahyu di hari yang sangat dingin, lalu Wahyu itu
berhenti, kelihatan dahinya betul-betul memancarkan peluh “(HR .Bukhari).
Begitulah hebatnya wahyu yang turun,
begitulah Dahsyatnya dan Agungnya serta sangat Sakralnya proses pemasukan Nurun
ala Nurin yang membawa nama Allah yang Maha Agung disalurkan dan ditanam, masuk
dan terduduk terpatri dalam diri Rohani anak Abdullah yang namanya Muhammad
itu.
Jelaslah sudah pula, bahwa proses saklar
ini dalam pemasukan dan penanaman Kalimah Allah dengan dibawa Nurun ala Nurin,
mesti juga harus kita pusakai, karena ini adalah Alquan haqiqi yang juga harus
masuk dalam diri Rohani kita, via diri Rohani rasulullah, seperti juga AlQuran
Syari’i (yang didengar dan yang terlihat pada tulisan) kita pusakai, Alquran
yang selama ini kita lihat tulisannya, dan kita dengar bunyinya, yang kita
pusakai secara turun-temurun, juga melalui (lisan) Rasulullah sampai pada
telinga dan akhirnya sampai pada otak kita, tetapi tidak /belum sampai/ tembus
pada Roh / Sukma kita, yang juga harus di Islamkan dengan cara / methode
tersendiri.
Soal Roh ini sebenarnya tidak pula kalah
pentingnya, ia pun harus disucikan juga dan di”Islam”kan karena ialah yang akan
menyeberang ke kubur kelak, dan munajat ke hadirat Allah SWT. Dimanalah mungkin
ia akan dapat masuk surga kelak, kalau Roh itu tak pernah disucikan, dan tak
pernah ditanamkan ke dalamnya Kalimah Allah yang Maha Suci dan Maha agung, yang
harus dilaksanakan dengan suatu Methode yang Agung pula.
“Hai nafsu (jiwa) yang tenang (suci),
kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dengan (hati) yang ridha dan diridhai-Nya. Maka
masuklah kamu ke dalam golongan hamba-hamabaKu. Dan masuklah ke dalam Surga-Ku”
(QS Al-Fajr: 27-30).
Wahai saudara-saudaraku, para pembaca
yang budiman! Cobalah sama-sama kita renungkan ini semua sedalam-dalamnya !!
Jelaslah sudah pula, bahwa kalaulah
Rasulullah dan Para Rasul- Rasul lainnya menerima Kalimah Allah ini melalui
proses yang amat Sakral, dipersiapkan lebih dahulu dengan seksama, di tempat
sunyi, suci dan bersih, sudah jelas pulalah, bahwa kita pun harus mencari saat
yang sunyi, tempat yang suci dan bersih pula untuk menerima Kalimah Allah ini
dengan segala Keagungan dan Kebesaran-Nya!
Inilah dia proses murni yang khas
disebut Thariqatullah! Dilaksanakan di Mesjid-Mesjid, di Langgar-Langgar di
saat sunyi senyap, tempatnya suci bersih, supaya suasananya menjadi relevan dan
Sakral!
Jadi sama sekali bukanlah untuk sengaja
di Rahasiakan atau disembunyikan, seperti orang awam yang jahil selalu
mendakwakannya!
Mereka tidak tahu, bahwa Al Islam adalah
sangat dalam dan sangat tinggi dan halus, yang bukan mengupas Ilmu Zahir saja,
tetapi juga Ilmu Batin seluruhnya, secara sangat dalamnya.
Karena Islam adalah Projek Allah SWT.,
yang Sangat Sempurna Lahir dan Batin, Dalam, Halus, Agung dan Mulia serta Amat
Tinggi Sekali,tetapi juga Maha Dahsyat !!
Jelaslah sudah, bahwa isi Rohani
Rasulullah, yaitu Kalimah Allah Haqiqi yang Maha Suci tetapi juga Maha Hebat,
yang langsung bersumber dari pada Allah SWT., yang dibawa Nurun ala Nurin
sebagai salurannya, harus juga diturunkan pada Rohani Umat, tetapi tidak
mungkin secara lisan Manusia seperti yang dilaksanakan pada cara menuturkan Al
Qur’an dan Al Hadits, yang didengar dan dilihat,tetapi harus dengan Sistem yang
sama seperti terlaksana pada Diri Rohani Rasulullah, dan harus dengan Wasilah
yang sama pula, diteruskan dari Rohani Rasulullah, yang berisikan Nurun ala
Nurin, si pembawa Asma Allah yang Maha Akbar, dan Maha Agung tetapi juga Maha
Dahsyat itu.
Begitulah Tingginya, Halusnya, Agungnya,
Mulianya, Metode ini yang dinamakan Allah dalam Al Qur’an, ATH-THARIQAH yang
berisikan Wasilah Nurun ala Nurin, si pembawa Sumber Hidup dan Kehidupan yang
Maha Agung itu, yaitu Qur’an Haqiqi; itulah dia Kalimah Allah yang Maha Dahsyat
yang berkilau-kilauan dan gemerlapan, yang mengmdung 99 Sifat-Sifat Maha Agung
dari Asmaul Husna yang mempunyai Kebesaran-Kebesaran Spesifik tersendiri pula
dari ke Maha Akbaran Allah SWT.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu
Akbar, Walillaahil hamd!
Wahai saudara-saudaraku para pembaca
yang budiman! Apakah uraian-uraian yang begini tinggi, relevan dan mampu untuk
difahami oleh khalayak ramai yang awam?
Bukanlah sekali-kali Rasulullah tidak
mampu menguraikan uraian yang begini rupa, akan tetapi masyarakatnyalah yang
tidak mampu menerimanya !
Make Oleh sebab itu Dakwah Islam harus
disesuaikan dengan daya tangkap masyarakat ramai pada waktu zamannya.
Di Zaman Abad Mutakhir ini, di abad
Nuklir, Atom, Sinar Laser, abad Antariksa dewasa ini, Dakwah Islam harus dan
mesti ditingkatkan setinggi-tingginya, sehingga bukan saja untuk mcngembalikan
A1 Islam dan Ummatnya beserta Qur’annya, ke tcmpat kejayaannya semula, yang tak
ada tandingannya, tetapi juga guna meyakinkan Dunia, bahwa dalam segala hal Al
Islam dengan Qur’annya, adalah TOP, LEADING dan SUPERIOR.
Benar-benar dalam segala hal, mau pun dalam Agama dan Budaya, maupun dalam
Filsafat dan dalam kekuatan Energi Metafisikanya, yang mampu menghadapi Atom
dan Nuklir Dunia Barat!!
Hadits Nabi: Islam adalah sangat Tinggi,
tak ada yang dapat melebihi (HR. Bukhari).
Inilah dia TUGAS UTAMA dari LIMTI,
sebagai trompet dari FAKULTAS METAFISIKA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI,
satu-satunya Fakultas Metafisika di Dunia, yang berdasarkan Agama Islam
didukung ilmu Eksakta dan Teknologi yang tak mungkin dapat disangkal oleh Dunia
ilmiah akan kebenarannya!
Jadi para Sahabat Nabi lewat Roh mereka
telah langsung di-Islam-kan Rohnya oleh Rohani Nabi. Demikianlah Roh itu secara
,turun-temurun meng-Islam-kan Roh di bawahnya hingga merupakan Tali Silsilah
Allah.
Gelombang/frekwensi tak terhingga ( ∞ )
ini dapat diperoleh seluruh umat manusia, asal saja mereka mampu menghubungkan
Roh mereka dengan Rohani Tali Allah.
Karena itulah mutlak diperlukan bahwa
seseorang Ulama yang menjadi Guru Agama dalam bidang Tasauf dan Sufi, mutlak
harus memiliki frekwensi tak terhingga (∞ ) atau Nur Muhammad, yang terdapat
pada Rohaniah Ahli Silsilah Tali Allah.
Dengan demikian hubungan dengan Allah
SWT. terbuka langsung untuk seluruh ummat manusia, tetapi harus melalui
jalur/saluran/ channel Tali Allah dan tidak mungkin langsung secara awam!
(ya ayyuhalladziina aamanuttaqullaaha
Wabtaghuu llaihil Wasillata . . . ).
Seperti juga lampu di rumah-rumah kita
baru dapat langsung menyala setelah melewati jalur jaringan kawat listrik dari
Sentral Pembangkit Listrik lampu itu yang dihubungkan dengan sentral.
Jelaslah sudah, bahwa manusia tidak
mungkin dapat secara bebas atau sesuka hatinya secara awam langsung berhubungan
dengan Tuhan YME., tanpa mendapatkan wabtaghuu Ilaihil wasiilata .......lebih
dahulu!
Juga karena Roh manusia itu tidak
mungkin mengadakan hubungan langsung dengan Rohani Nabi Muhammad, yang belum
pernah dikenalnya sejak ia lahir, bagaimana pula manusia itu mungkin mengetahui
dan mengenal frekwensi yang dimiliki Rohani Nabi itu? Untuk itulah ummat
manusia harus mencari Tali Allah di dunia ini, karena Tali Allah ini merupakan
satu-satunya jalur dan jaminan untuk dapat berhubungan dengan Rohani Nabi
Muhammad SAW., sehingga detik itu juga terus dapat hadir pada Allah SWT!
وَنَحْنُ أقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ
(Wanahnu aqrabu llaihi min hablil wariid
......... ).
Seperti juga lampu di rumah-rumah kita
langsung menyala bila tombol/schakelaar, diputar, demikian juga Rohani ummat,
baru dapat langsung berhubungan dengan Allah SWT via Rohani Guru/Ulama yang
berisi dengan atau memiliki Nur Muhammad yang frekwensinya tak terhingga ( ∞
)itu.
Segala sesuatu di dunia dalam alam fisik
harus mengikuti peraturan-peraturan/hukum-hukum tertentu, demikian juga di
dalam alam-alam metafisik!
Sebagai contoh :
Buah-buahan yang hendak kita pupuk, jika
langsung dilepoh (dilengketkan/ dioleskan) dengan tahi lembu sebagai pupuk,
sama sekali tidak akan berhasil!
Pupuk harus dimasukkan ke dalam tanah,
kadang-kadang harus beberapa meter jauhnya dari si pohon, bahkan tidak
menyinggung si pohon atau si buah sama sekali, namun si pupuk akan langsung
sampai, bukan saja pada si buah, tetapi pada seluruh bagian dari pohon itu
sendiri, langsung via sistem uratnya, yang sambung-menyambung, rantai-berantai,
yang merupakan saluran bagi si pohon.
Begitu juga air bersih yang berada di
rumah-rumah kita, kita tidak akan menerima air bersih tersebut jika saluran
pipanya tidak disambung, sambung-menyambung dengan pipa yang berhubungan
langsung dengan Induk Water Leiding (reservoir), yang langsung pula berhubungan
langsung dengan Danau di gunung yang sangat jauh itu.
Juga dengan electricity halnya sama
saja. Harus mempunyai saluran yang sambung-menyambung, baru kita LANGSUNG
mendapat listrik ke rumah—rumah kita.
Begitu juga antara Rohani umat dengan
Rohani Rasulullah, yang mana Rohani Rasulullah itu telah terjamin berkekalan
berada pada sisi Allah karena ke dalam Rohaninya dimasukkan Nurun ala Nurin,
yang terbit dari fi`il sifat Zat Allah SWT.
Karena Allah SWT. Maha Rahasia, Maha
Jauh (di Arasy), Maha Tinggi Dimensinya, Maha Tinggi Frekwensinya, sudah
jelaslah bahwa tidak akan mungkin manusia dengan segala alat apa saja pun yang
dimilikinya, termasuk akal dan Rohaninya sekalipun, ia tidak akan mampu
mencapai ke hadirat Allah SWT. Yang Maha Rahasia dan Maha Tinggi itu, tanpa
Nurun ala Nurin, yang itu berada dalam diri Rohani Rasulullah.
Tidak ada lain cara, selain dan pada
harus menghubungkan Rohani kita lebih dulu dengan Rohani Rasul, baru langsung
dapat munajat ke hadirat Allah SWT. bersama-sama, berimam-imam bahkan karena
semua unsumya sangat halus, praktis Rohani kita menjadi bersatu dengan Rohani
Rasulullah dan barulah kita sama-sama bersujud di hadirat Allah SWT.
Sesungguhnya bagimu sudah ada pada diri
Rasulullah ikutan yang baik (pemimpin diri rohani dan jasmani), yaitu bagi
orang yang mengharap (ridha) Allah dan Hari Kemudian, dan bagi orang yang
banyak mengingat Allah (dzikir) (QS. Al Ahzab: 2l ).
Katakanlah (ya Muhammad): Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, maka, ikutilah aku (lahir-batin), niscaya ia
akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang (QS. Ali Imran : 31).
Inilah dia maqam Ihsan! (kalau kita tak
memandang Allah,Allah pasti memandang kita, karena kita telah sampai ke
hadirat-Nya). Sesuai dengan Hadits Nabi:
وَمَا الإحْسَانُ قَالَ اَنْ تَعْبُدُ اللهَ
كَأنَّكَ تَرَاهُ فَإنْ لَمْ تَكُنْ تَرَهُ فَإنَّهُ يَرَاكَ
Apakah arti ihsan? Jawab Nabi (ketika
ditanya orang laki- laki), Engkau menyembah Allah seolah-olah melihat Dia.
Meskipun engkau tidak melihat Dia, sesungguhnya Dia melihat engkau (HR.
Bukhari).
Garansinya ialah, Rohani kita telah
bergabung dengan Rohani Muhammad yang dijamin berada pada sisi Allah SWT.
sepanjang masa!
Karena semua unsur adalah sangat halus,
walaupun Arasy sangat jauh walaupun Rasulullah lebih kurang seribu empat ratus
lima tahun hidupnya dari kita, namun segala proses hubungan itu dapat
terlaksana dalam suatu titik yang sangat halus di hati sanubari! Yang maha
penting ialah adanya faktor frekwensi dan dimensinya yang tak terhingga ( ∞ )
itu, yang kedua-duanya berada dalam Diri Rohani Rasulullah SAW.
Tak dapat memuat Zat-Ku, Bumi dan
Langit-Ku, yang dapat memuat Zat-Ku ialah Hati Hamba-Ku/KekasihKu yang suci,
lunak dan tenang .
Yang terjamin sebagai hamba-Nya yang
diakui ialah Rasulullah SAW.,tidak ada lain cara selain dari pada kita harus
fokuskan Rohani kita pada Rohani Rasulullah yang telah berfokus pula dalam
Ruhani para Ulama Ahli Silsilah Kerohanian!
Semua ini dapat terjadi dalam satu titik
materi yang sangat halus dalam hati kita sendiri, inilah yang dikatakan
Latiifaturrabbaaniah dalam llmu Tasauf. Seperti halnya dengan tali laba-laba
yang halus, yang berada di punggung laba-laba kelihatannya semua bersatu karena
halusnya, tetapi kalau direntang ia menjadi beratus-ratus meter panjangnya!
Hadits Nabi :
Adakanlah! (jadikanlah) dirimu
(Rohanimu) beserta Allah, jika Engkau belum bisa menjadikan dirimu (Rohanimu)
beserta Allah, maka adakanlah (jadikanlah) dirimu (Rohanimu) beserta dengan
orang yang beserta Allah, maka sesungguhnya orang itulah yang menghubungkan
engkau kepada Allah (yaitu Rohaninya) (HR. Abu Daud).
Bahwa Roh inilah yang akan menyeberang
ke alam baka kelak, dan hanya akan mampu kembali ke hadirat Allah SWT., jika ia
telah disucikan, dan berisikan Kalimah Allah; jika tidak, ia pasti akan
gentayangan selama-lamanya di alam yang tak bertepi dan tak terbatas,karena
tidak memiliki unsur yang tak terhingga (∞) karena tak pernah diberikan padanya
selama hayatnya hingga ia tak mampu kembali ke hadirat Allah SWT. yang
tempatnya tak terhingga (∞ ) itu, hingga akhimya ia pasti hancur berantakan,
disambar oleh setan dan iblis laknatullah.
Namun, bila Roh ini dengan Kalimah Allah
dengan metodik yang benar, Roh itu akan menjadi gagah perkasa, bahkan ia akan
mampu, sebagai "gift sampingan" dari pada Allah SWT., antara
lain dengan menyalurkan tenaga Maha Dahsyat dari alam Metafisika Kalimah Allah,
ia akan mampu melindungi jagad raya ini, dari segala macam bahaya dan bencana,
bahkan dapat melindungi dunia dari kehancuran total, berkat Kekuatan, Kebesaran
Kalimah Allah, yang ditanamkan dan bermukim di dalam dirinya!
لاَتَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى لاَ يَبْقىٰ
عَلَى وَجْهِ الاَرْضِ مَنْ يَقُوُلُ اللهُ اللهُ
Ia telah menjadi "APARAT” yang
sangat ampuh dan tak terkalahkan dari Allah SWT. yang Maha Akbar!
Firman Allah :
Allah telah menetapkan, bahwa tiada
kamus kalah bagiKu dan Rasul-Ku. Sesungguhnya Allah Maha Kuat dan Maha Gagah
Perkasa (QS. Al Mujadalah : 21).
`Barangsiapa mentaati Allah dan
Rasul-Nya, maka mereka itu bersama-sama dalam deretan orang-orang yang diberi
Kurnia (oleh Allah, yaitu Nabi-Nabi, orang-orang benar, orang-orang syahid dan
orang-orang saleh. Dan sebaik-baiknya bersahabat dengan mereka (QS. An Nisa’
:69).
Barangsiapa yang mengangkat Allah dan
Rasul-Nya dan orang- orang yang beriman menjadi pemimpinnya, maka (ia masuk
partai mereka, dan) sesungguhnya partai Allah-lah yang mendapat kemenangan (QS.
Al Maidah, ayat 56).
Dengan tenaga dahsyat tak terhingga ini
pada zaman dahulu Agama At Tauhid dapat dimenangkan sepanjang masa. Namun kalau
tenaga ini telah hilang atau pudar seperti yang kita sinyalir dewasa ini
pastilah agama pun lambat laun akan hambar dan pudar seperti lampu kehabisan
minyak, walaupun Syi’arnya menanjak terus, tetapi energinya/kekuatan ghaibnya
telah mulai hilang.
Agama akhirnya akan tinggal nama saja
lagi, karena ia telah menjelma menjadi Kebudayaan manusia belaka!
Nur Ilahi akan lenyap dan umat manusia
akan pasti binasa serta jagad raya inipun akan hancur berantakan!
Semua ayat-ayat A1 Quran agar dapat
terwujud dan direalisasi,agar dapat menjadi kenyataan rieel yang
sebenar-benarnya, yang nyata memberi manfaat mulai dari Dunia hingga
berkelanjutan sampai ke Akhirat, yang mengubah dengan nyata manusia-manusia itu
dari manusia jahil dan biadab, menjadi insan-insan kamil yang terpuji sebagai
para Khalifah Allah sebenar-benarnya yang perkasa, karena Rohnya telah terisi
dengan Kalimah Allah, yang dibawa oleh Nurun ala Nurin yang Khalis Mukhlisin,
mentalnya, akal budinya luhur, karena terisi akh1ak-akhlak mahmudah yang
terpuji, yang dibawa ayat-ayat suci Al Qur’an dan A1 Hadits yang khalis mukhlisin,
agar semua itu menjadi sukses yang gilang gemilang, haruslah manusia itu, di
samping mengamalkan isi Al Qur’an dan A1 Hadits secara yang lazim, juga
haruslah ummat manusia itu mengamalkan bagian bathiniah Islam, yaitu
Thariqatullah MURNI YANG SYAH DIAKUI oleh ALLAH SWT., dipimpin seorang GURU
Ahli Silsilah Kerohanian yang Kamil Mukammil dan Khalis Mukhlisin!
Dengan demikian baru umat manusia
terjamin dapat memperoleh kemenangan yang absolut terhadap Al Iblis Laknatullah
yang kalau kita melihat situasi Dunia saat ini, hampir menguasai seluruh umat
manusia.
Kita akan bertanya:
Quo vadis seluruh umat manusia dengan
segala syi’ar Agamanya?
Berikut ini,kami buatkan risalah dari
pokok-pokok yang telah kami utarakan dalam tulisan ini :
- Bahwa sebenarnya Tujuan Hidup, Pedoman
Hidup dan Fitrah Hidup, telah diuraikan dalam Ayat-ayat Al Qur’an dan Al Hadits
yaitu pengabdian pada Allah SWT.
- Bahwa dahulu Roh itu dianggap
merupakan sebagian dari unsur akal/pikiran kita, tetapi sebenarnya Roh itu
merupakan unsur yang tersendiri, yang mempunyai dimensi yang lebih tinggi dari
unsur akal/pikiran dan jasmaniah.
- Bahwa Roh ini juga harus disucikan dan
di-"Islam"kan lebih dahulu, baru mungkin ia kembali ke hadirat Allah
SWT". Melalui jalur "Tali Allah" sesuai dengan Surat A1i Imran,
ayat 103.
- Bahwa Al Qur’an dan Hadits yang
diajarkan secara lazimnya melalui lisan, baru meng-"lslam"-kan
jasmaniah dan akal/pikiran serta mental Umat, tetapi belum
meng-"Islam"-kan Rohani Umat. Untuk meng"Is1am"-kan Rohani
Umat, Rohaninya harus diisi dengan Kalimah Allah yang berasal /mengalir dari
Rohani Rasulullah. Untuk itu perlu suatu metodologi, yang dinamakan
Thariqatullah.
Kesimpulan :
Umat manusia agar tidak tersesat dalam
kehidupan di dunia (Quo Vadis ?) harus mengikuti Tujuan Hidup, Pedoman Hidup
dan Fitrah seperti telah dinyatakan dalam Al Qur’an dan Al Hadits.
Di samping Iman dan Syari’at Islam yang
hanya meng-"Islam"-kan jasmaniah dan akal/pikiran serta mental kita,
Rohani umat manusia perlu mewarisi dan memiliki Nur Muhammad atau secara
teknologi harus memiliki getaran tak terhingga( ∞) ) untuk dapat naik vertikal
ke atas untuk sampai Kehadirat Allah SWT. dan meraih Ridha-Nya. seperti yang
digambarkan ISRA’ dan Ml’RAJ.
Rasulullah SAW. di mana Beliau juga
diberikan suatu unsur yang tak terhingga (∞ ) cepatnya, yaitu Al Buraq, baru
mampu Beliau mendarat di hadirat Allah SWT!
Untuk ini diperlukan 2 persyaratan :
1. Bahwa umat manusia di dunia siapa
saja pun orangnya, termasuk kami anggota-anggota LIMTI, mutlak perlu mencari
dan menemukan Seorang Guru Agama yang termasuk Tali Silsilah Allah, yang
mewarisi Rohani Rasulullah dengan Nur Muhammad di dalamnya. Al Hikam
menyebutkan: Dalam sebuah Hadits Qudsi Allah bersabda; Para Wali-Ku di bawah
naungan-Ku, tiada yang mengenal mereka dan mendekat kepada seorang Wali, kecuali
jika Allah memberikan Taufik Hidayah-Nya. Supaya ia langsung juga mengenal
kepada Allah dan Kebesaran-Nya yang diberikan kepada seorang manusia yang
dikehendaki-Nya. Dalam Al Hikam diceritakan pula: "Sahl bin Abdullah
ketika ditanya oleh muridnya: Bagaimanakah mengenal Waliyullah itu? Jawabnya:
Allah tidak memperkenalkan mereka, kecuali kepada orang-orang yang serupa
dengan mereka, atau kepada orang yang bakal mendapat manfaat dari mereka (yakni
untuk mengenal dan mendekat kepada Allah). Rahmat kebijaksanaan Allah telah
menetapkan, para Wali itu dengan hijab basyariyah (kebiasaan manusia).
2. Bahwa Rohani manusia harus
menggabungkan dirinya (frekwensinya) dengan Rohani Guru yang dimaksud pada
butir l, melalui suatu metodik Thariqatullah murni, agar segala ibadahnya
melalui saluran yang hak sampai ke sisi Allah SWT.
Di bawah ini kami uraikan sekelumit
tentang cara pelaksanaan Dzikrullah yang kita kutip dari Hadits-hadits
Rasulullah SAW. Dan Ayat-ayat A1 Qur’an, kemudian keutamaan-keutamaan dari
Pengamalan Dzikrullah dan akhimya Kelebihan-kelebihan yang dikurniakan Allah
SWT pada para Ahli-Ahli Dzikrullah.
Hadits Nabi SAW. :
Rasulullah SAW. bersabda kepada Saidina
Ali bin Abi Thalib Karamallahu wajhah: "Ya Ali, pejamkan kedua matamu,
tempelkan/rapatkan kedua bibirmu dan naikkan lidahmu, dan katakanlah
Allah-Allah (HR. Thabrani dan Baihaqi).
Di lain keadaan Rasulullah bersabda :
Dari Ali Karamallahu Wajhah: Aku katakan
ya Rasulullah, manakah jalan Thariqat yang sedekat-dekatnya kepada Allah dan
semudah-mudahnya atas hamba Allah dan semulia-mulianya di sisi Allah?
Maka Sabda Rasulullah SAW.: "Ya Ali
penting atas kamu berkekalan/senantiasa berzikir kepada Allah". Berkatalah
Ali: Tiap orang berdizikir pada Allah. Maka Rasulullah SAW. bersabda: "Ya
Ali, tidak ada terjadi Kiamat sehingga tiada lagi tinggal di atas permukaan
bumi ini, orang yang mengucapkan Allah-Allah.Maka sahut Ali kepada Rasulullah
SAW. bagaimana caranya aku berzikir ya Rasulullah? Maka Sabda Rasulullah SAW.:
"Pejamkan kedua matamu dan dengarkanlah dari saya ucapan tiga kali.
Kemudian ucapkanlah seperti itu dan aku akan dengarkan.
Maka sejenak Rasulullah SAW.
mengucapkan: ”Laa ilaaha illallah, tiga kali sedang kedua matanya tertutup.
Kemudian Ali pun mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallaah seperti demikian
(HR.Thabrani dan Baihaqi)
Ajaran tersebut kemudian Sayyidina Ali
ajarkan pula kepada Hasan Basri dan dari Hasan Basri diajarkan kepada A1 Habib
Al Ajay, dari Al Habib diajarkan kepada Daud Athaiy, dari Daud diajarkan kepada
Al Makruf Al Karaci dan dari Al Makruf ke pada Assuraa, dan kemudian dari
Assuraa kepada Al Junaid.
Sebuah Thariqat yang sangat istimewa,
karena sangat tinggi ilmiahnya, Thariqat mana dinamakan pada awalnya:
THARIQATUS SIRRIAH, kemudian dinamakan kepada nama ABUBAKAR SIDDIQ, bernama
SIDDIQIAH, yang dewasa ini dimasyhurkan dengan nama: THARIQAT NAQSYABANDIAH.
Thariqat Naqsyabandiyah mempunyai kedudukan yang istimewa karena berasal dari
Sayyidina Abu Bakar Siddiq dan mengenai diri S. Abu Bakar, Nabi Muhammad
SAW.bersabda: “Tidak sesuatupun yang dicurahkan Allah dalam dadaku,melainkan
aku mencurahkannya kembali ke dalam dada Abu Bakar" (dada = hati = sukma =
Rohani).
Jadi jelas dalam Hadits di atas termasuk
mencurahkan Talqin Dzikir seperti yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW, kepada
Sayyidina Ali (juga termasuk mencurahkan/meneruskan/menurunkan NURUN ALA NURIN
antara Rohani Nabi kepada/ke dalam Rohani ABU BAKAR SIDDIQ!). (Buku Pengantar
Ilmu Tasauf - Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Institut Agama Islam
Negeri Sumatera Utara Tahun 1981- 1982 yang diterbitkan tanggal
30-12-l981,halaman 267).
Sebutlah Tuhamnu dalam hatimu, serta
merendahkan diri dan takut, dan bukan dengan suara yang keras, waktu pagi dan
petang hari, dan janganlah engkau termasuk orang-orang yang lalai (tidak ingat
= tidak dzikir) (QS. Al-A’raf, ayat 205).
Jadi Dzikrullah itu dilaksanakan tidak
kedengaran (tersembunyi dalam hati = dzikir khafi).
Hai orang-orang yang beriman,
berdzikrullah-lah dengan Dzikir yang sebanyak-banyaknya (QS. AlAhzab : 41).
اَلَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ قِيٰمًَا وَ
قُعُوْدًَا وَ عَلَىٰ جُنُوْبِهِمْ
(Orang-orang yang berakal itu)
orang-orang yang mengingatAllah sambil berdiri, duduk, dan dalam keadaan
berbaring (Dzikir khafie) (QS. Ali Imran, ayat 191).
Penjelasan :
Dalam Kitab Suci Al Qur‘an dan Hadits
Rasulullah SAW. banyak sekali kita jumpai ayat-ayat, berupa perintah, anjuran
dan himbauan agar kita melaksanakan Dzikrullah demikian banyaknya sehingga
kalau dibandingkan dcngan ayat-ayat yang menjelaskan tentang Rukun Islam, seperti
Shalat, Zakat. Haji, ternyata ayat-ayat tentang Dzikrullah lebih banyak
jumlahnya. Karena itu dapatlah kita simpulkan di sini betapa besarnya keutamaan
dari Dzikirullah itu, sehingga pantaslah kalau kita sebut bahwa Dzikrullah itu
nyawanya ibadah. Sebagaimana dalam Kitab Tanbihul Ghafilin halaman 600,
terjemahan H. Salim Bahreisy sebagai berikut:
Abu Laits berkata: Dzikir kepada Allah
itu paling Utama dari semua ibadat, sebab itu Allah telah menentukan bagi tiap
ibadat itu kadar dan waktu tertentu, bahkan ada kalanya dilarang bila tidak
tepat pada waktunya atau berlebihan dari ketentuannya. Sebaliknya Dzikir, maka
Allah tidak membatasi banyak atau waktunya.
Abu Darda’ RA. meriwayatkan bahwa
Rasulullah SAW, bertanya kepada Para Sahabatnya RA.: "Maukah aku kabarkan
kepada kamu mengenai sebaik-baiknya amalanmu yang amat suci di sisi Allah yang
meninggikan derajat ke tingkat yang tertinggi yang lebih mulia dari pada
menafkahkan emas dan perak (di jalan Allah) yang lebih utama dari pada
menghadapi musuh di tengah-tengah medan jihad, maka kamu tanggalkan lehernya
atau mereka menanggalkan lehermu?". Para Sahabat RA. berkata.: "Ya
mau" (Ya Rasulullah apakah itu'?) Sabda Rasulullah SAW.:
"Dzikrullah". HR. Ahmad, Tirmizi, lbnu Majah, Ibnu Abiddunia, Hakim
dan Baihaqi .
Di sini jelas kelihatan, bahwa
DZIKRULLAH pada Allah SWT. adalah sangat tinggi martabatnya pada sisi Allah
SWT.
Dari Aisyah RA. Rasulullah SAW. bersabda
: Dzikir yang tidak didengar oleh Malaikat Hafazhah (khafie) itu pahalanya
lebih banyak dari pada dzikir yang didengar oleh Malaikat Hafadhah (Jahar),
dengan lipat tujuh puluh kali (HR. Baihaqi)
Sedikit Uraian tentang Suluk
(khalwat/I’tikaf, sesuai dengan Hadits-hadits Nabi SAW. :
Nabi Muhammad SAW. diberi kesenangan
menjalankan khalwat (menyendiri) di Gua Hira dengan tujuan beribadat kepada
Allah pada beberapa malam yang tidak sebentar (HR. Bukhari).
Dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad
SAW. mengabarkan bahwa beliau berkata: Ada tujuh golongan yang akan mendapat
naungan Allah dengan Rahmat-Nya pada hari tiada naungan kecuali naungan Allah
yaitu:
1. Penguasa adil.
2. Seorang remaja yang mengawali
keremajaannya dengan beribadat kepada Allah ’Azza Wajalla.
3. Seorang laki-laki yang hatinya
dipertautkan dengan masjid-masjid.
4. Dua orang yang saling mencintai kaum
Allah, yang keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah pula.
5. Seorang laki-laki yang ketika dirayu
seorang perempuan Bangsawan lagi rupawam, kemudian menjawab; ”Sungguh aku takut
kepada Allah”
6. Seorang yang mengeluarkan sedekah
kemudian disembunyikannya, sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
diperbuat tangan kanannya.
7. Seorang yang berdzikir kepada Allah
Ta’ala di tempat yang sunyi (menyendiri) kemudian kedua matanya mencucurkan air
mata. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari Aisyah RA. katanya: Adalah Nabi
SAW. i’tikaf pada sepuluh hari akhir bulan Ramadhan. Maka saya buatkan untuk
Beliau sebuah tenda (kelambu). Sesudah shalat Subuh beliau masuk ke dalam tenda
(kelambu) (HR. Bukhari).
Janganlah kamu gauli isteri-isterimu,
sedang kamu i‘tikaf di dalam masjid (QS. Al-Baqarah : 187)
Dan telah Kami perintahkan kepada
Ibrahim dan Ismail, bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf,
i’tikaf, yang rukuk dan yang sujud (QS. A1Baqarah, ayat 125).
Tentang Keutamaan Halqah/Alkah dzikrullah
dalam Suluk/I’tikaf:
"Apabila kamu melalui taman-taman
Syurga, maka ikutlah atau masuklah kamu padanya." Bertanya salah seorang
Sahabat: "Apakah taman-taman syurga itu ( Ya Rasulullah?) Sabda Rasul:
“Yaitu Halqah-halqah Dzikir (Halqah-halqah Dzikir ialah lingkaran orang banyak
duduk berkeliling) (HR. Ahmad dan Tirmizi).
Dari Anas RA., dari Rasulullah SAW., ia
bersabda: Tiada satu kaum yang berkumpul untuk berdzikrullah sedangkan mereka (
tidak mengharapkan selain dari keridhaan-Nya (Allah) kecuali Tuhan berseru dari
langit: Sesungguhnya dengan bangunmu telah Ku-ampuni dan kejahatan-kejahatanmu
telah Ku-ganti dengan kebaikan (HR. Ahmad, Bazaar, Abu Ya’la, Thabrani dan
Baihaqi).
Sekian untuk sementara waktu tentang:
Kebesaran-kebesaran dalam Mengamalkan Dzikrullah dan tentang
Kelebihan-kelebihan orang-orang yang mengamalkan Dzikrullah yang diberi Allah
SWT. sebagai KURNIA-NYA yang sangat bernilai.
Sambungan dari Hal-ikhwal ini, kami
anggap SANGAT penting, sehingga tidak dapat dilewatkan begitu saja, namun agar
TALI dari JUDUL BUKU ini jangan TERPUTUS, kami tempatkan Hal-ikhwal Dzikrullah
selanjutnya pada Halaman terakhir dari Buku ini.
Kemudian kami lanjutkan dahulu dengan:
URAIAN RINGKAS TENTANG NURUN ALA NURIN
Al Qur’an, Surat An-Nur ayat 35:
Nuurun ’alaa Nuurin yahdillaahu li
nuurihi man yasyaaa-u , Nur di atas Nur, yang diberikan Allah SWT. Pada orang
yang dikasihiNYA.
Sudah jelas bahwa bagi kita Ummat Islam,
yang ber-Nabi kepada Nabi Muhammad SAW. manusia pilihan Allah itu, yang
diberikan Allah SWT. paling pertama Nurun ala Nurin sudah pasti dan jelas ialah
kepada Nabi Muhammad SAW.
Dan semua apa saja yang diterima Nabi
dari pada Allah SWT.,semuanya dicurahkan pula ke dalam dada (Rohani, Sukma) Abu
Bakar Siddiq, termasuk Talqin Dzikir dan NURUN ALA NURIN!
Ada 2 pertanyaan dari beberapa Tokoh di
Luar Negeri yang berbunyi :
I. Apakah Nurun ala Nurin itu dapat
turun-temurun, tali-bertali, pindah-berpindah dari Rohani Rasulullah, kemudian
kepada Rohani para Sahabat, selanjutnya terus ke bawah melalui Tali Silsilah
hingga sampai pada saat sekarang ini?
Jawabannya akan dibagi dalam 2 bahagian:
- Berdasarkan Ilmu Eksakta (Ilmu
Fisika).
- Berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadits.
Contoh ke-I :
Jika umpamanya ada 35 buah stasiun
TV/Radio, yang berurut-urutan, menghubungkan gelombangnya satu sama lain,
umpamanya yang nomor 35 menghubungkan/menggabungkan gelombangnya dengan stasiun
nomor 34 dan yang nomor 34 ini, telah menggabungkan pula gelombangnya dengan
nomor 33 dan begitulah seterusnya, gabung-bergabung antara gelombang dengan
gelombang mulai dari stasiun nomor 35 sampai dengan gelombang stasiun nomor 1,
maka kita akan melihat, bahwa seluruh gelombang/frekwensi dari ke 35 stasiun
itu telah bersatu dengan gelombang dan stasiun yang pertama.
Jika Sang Kepala Negara berbicara di
muka corong yang pertama, maka suara itu detik itu juga didengar oleh seluruh
stasiun yang 35 itu. Begitu juga jika Ruhani dan 35 Guru Ahli Silsilah telah
menggabungkan diri Rohaninya satu sama lain secara bertingkat, sudah jelaslah,
bahwa seluruh Rohani itu bergabung pada Rohaniah yang pertama, yaitu Rohani
Rasulullah SAW. Sudah jelas pulalah bagi kita, bahwa Nurun ala Nurin yang
diturunkan Allah SWT. pada Rohani Rasulullah telah pula oleh seluruh Ahli
Silsilah ke 35 nya semuanya !
Maka, karena seluruh Rohani itu telah
tergabung dalam Rohani Rasulullah yang hidup pada sisi Allah SWT. hingga detik
ini, maka sudah jelaslah bagi kita, bahwa siapa pun orangnya yang menggabungkan
diri Rohaninya kepada Rohani yang ke 35 itu, pada detik itu juga ia akan
berhubung dengan Rohani Rasulullah, di mana di dalamnya berada Nurun ala Nurin
sebagai saluran atau Wasilah yang langsung pula menyampaikannya ke hadirat
Allah SWT. Kemudian, karena semua Rohani itu adalah sangat-sangat halusnya,
yang disebut juga dalam llmu Tasauf LATIIFATURRABBAANIAH, maka seluruh proses
gabungan Rohani ini dapat terlaksana dalam hati sanubari seorang Mukmin yang
Khalis Mukhlisin.
Hadits Qudsi:
Tidak dapat memuat Zat Ku Bumi dan
Langit-Ku, yang dapat memuat Zat-Ku ialah Hati Sanubari HambaKu yang Suci,
Lunak dan Tenang.
Barulah Insan itu berdzikir, dan
kemudian baru menegakkan Shalat dalam keadaan Rohani bersatu dengan Rohani
Rasulu1lah atau secara istilah agama: Berimam-imam Rohani kita pada Rohani
Rasulullah,kemudian Sujud bersama-sama di hadirat Allah SWT.
Di dalam Shalat sedemikian rupa, yang
kelihatan pada zahirnya, kita berimam-imam, bersama-sama melaksanakan Shalat
dengan berjemaah-jemaah dalam mesjid-mesjid, namun dalam Rohani kita, kita
telah bergabung dengan Rohani Rasulullah, hingga Rohani kita terpelihara dari
gangguan, Iblis dan Setan, barulah terlaksana Shalat yang khusyuk dalam makam
Ihsan. Berjemaah, berimam-imam Shalat dengan masyarakat ramai di dalam Mesjid
secara jasmaniah dan sekaligus berimam-imam pula kepada Rasulullah secara
Rohaniah, kemudian melaksanakan Sujud ke hadirat Allah SWT. Shalat yang
demikianlah yang Shalalul Muntahi atau Ash shalaatu mi’rajul mu’miiin!
Contoh ke II :
Contoh kedua ini mungkin lebih jelas
lagi ialah :
Jika kita umpamanya mempunyai sebuah bak
yang besar,yang berhubungan dengan pipa saluran yang menyalurkan air gula ke
dalamnya, kemudian bak besar itu, kita hubungkan dengan beberapa bak lain,
sudah jelaslah, bahwa dengan sendirinya air gula yang berada dalam bak pertama
akan masuk ke dalam bak-bak yang telah dihubungkan tadi, sesuai dengan prinsip
bejana berhubungan dalam ilmu Fisika.
Jika kemudian bak-bak pada tingkat dua
tersebut di atas, dihubungkan pula dengan bak-bak tingkat ketiga dan
seterusnya, maka seluruh bak-bak itu akhirnya akan terisi oleh air gula
semuanya, karena air gula terus mengalir tak habis-habisnya. Dan si pemilik bak
itu akhirnya akan banyak beruntung.
Menurut A1 Qur’anul Karim:
Manusia-manusia yang menerima Nurin ala Nurin dari Allah SWT., mereka akan
sangat beruntung dan selalu basah 1idahnya dengan Dzikrullah pagi dan petang
dan dia akan hidup sangat beruntung karena Tuhan menjamin mereka mendapat rizki
yang tak terhingga banyaknya, sesuai Surat An-Nur, ayat: 35, 36, 37, 38, 39,
40, 41, 42; namun mereka yang engkar akan menderita seperti orang yang kehausan
di Padang Pasir dan tidak pernah menerima kepuasan dan selalu keluh kesah dan
gelisah dalam hidupnya, kalau tidak pada zahirnya pasti pada bathinnya.
2.Apakah Nurun ala Nurin itu dapat
beserta dengan Guru Ahli Silsilah?
Jawabnya:
a. Allah berfirman dalam Hadits Qudsi :
Apabila hamba-Ku mendekati Aku
sejengkal, maka Aku mendekati dia sehasta. Apabila dia mendekati Aku sehasta,
maka Aku mendekati dia sedepa. Dan apabila dia datang mendekati Aku berjalan,
maka Aku mendekati dia dengan berlari. (HR.Bukhari dan Muslim).
b. Hadits Qudsi :
Apabila hamba-Ku menghampirkan diri
pada-Ku dengan suatu amalan yang lebih-Aku cintai daripada sekedar mengamalkan
apa-apa yang telah Kuwajibkan atasnya, dan terus menerus menghampirkan diri
kepada-Ku dengan amalan -amalan yang baik, hingga Aku mencintainya, maka
apabila Aku telah mencintainya, adalah Aku pendengarannya bila ia mendengar,
Aku lah penglihatannya bila ia melihat, adalah Aku tangannya bila ia mengambil
(melakukan scsuatu), Akulah kakinya bila ia berjalan, jika ia memohon niscaya
Aku perkenankan permohonan nya dan jika meminta perlindungan kepada-Ku pastilah
Aku lindungi dia (HR. Bukhari).
c. Dikuatkan oleh Ayat Al Qur’an :
Tangan Allah di atas tangan mereka (QS.
Al Fath, ayat 10).
Wajah-Ku di atas wajahnya, Roh-Ku di
atas rohnya dan Nama- Ku di atas/ beserta namanya (HR. Athabrani, Al Hakim dan
Abu Naim).
d. Hadits Qudsi :
Aku menurut akan sangka kekasih-Ku (HR.
Al Baihaqi dari Abu Hurairah).
e. Hadits Qudsi :
Kalau engkau melihat bahwa seseorang
dikunjungi oleh masyarakat ramai dan kau lihat ia menaburkan segala macam
kebajikan dan rahmat, naik saksilah engkau, bahwa ia adalah seorang kekasih-Ku,
yang Aku wakilkan kepadanya,untuk menaburkan Rahmat-Ku sebanyak-banyaknya,
bernaunglah engkau di bawah lindungannya, engkau akan selamat Dunia dan
Akhirat! (HR.Al Qudha’ie dari Abu Said RA).
f. Ayat Al Qur’an :
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang bertaqwa (yang dikasihi) dan orang-orang yang berbuat Ihsan (QS. An- Nahl :
128).
g. Hadits Qudsi :
Tidak dapat memuat Zat-Ku Bumi dan
Langit-Ku (yang membawa Asma-Ku dan Kalimah-Ku), melainkan yang dapat
menerimanya ialah HATI HAMBAKU YANG MUKMIN, SUCI, LUNAK dan TENANG (HR. Abu
Daud).
h. Ayat Al Qur’an :
Kami sangat akrab padanya (yang Kami
kasihi) lebih hampir dari pada urat lehernya (QS. Qaaf, ayat 16).
Para pembaca yang budiman, jelaslah dari
ayat-ayat dan hadits-hadits di atas bahwa kalaulah Allah SWT. sendiri berkenan
mengakrabkan diri pada orang yang dikasihi-Nya, apalagi Nurun ala Nurin sudah
jelas berada dalam diri Rohani yang dikasihi-Nya itu dan juga dalam diri Rohani
orang yang berhubungan dengan Rohani Sang Kekaaih itu pula.
Kami pikir sekianlah, cukup jelas
penjelasan dari kami.
Sebagai tambahan, kita utarakan di bawah
ini, beberapa keistimewaan-keistimewaan atau keutamaan-keutamaan yang
dianugerahkan Allah SWT. pada para Aulia-Nya/para Kekasih-Nya di samping
apa-apa yang telah kita sebutkan di atas tadi pada butir a - h.
Akan jelaslah nanti bagi kita kelihatan,
kelebihan-kelebihan yang hebat yang sangat menonjol, yang telah dikurniakan
Allah SWT.pada hamba-hambaNya yang shalihin, yang dikasihiNya, yang telah
menerima Nurun ala Nurin, dan yang selalu doanya dikabulkan Allah SWT. karena
welas asihnya Allah SWT. terhadapnya.
Namun segala kurnia itu adalah
semata-mata sebagai "Gift sampingan" yang luar biasa sekali, yang
terbit dari peramalannya, yang secara ikhlas dan sekhalis-khalisnya
dilaksanakan, dengan niat yang sekhalis-khalisnya pula untuk menuju ke hadirat Allah
SWT., semata-mata untuk meraih Cinta Kasih dan Ridha-Nya, sebagai tercermin
dalam doanya yang masyhur yang sangat dalam maknanya yaitu:
Ilaahii anta maqshuudii waridhaaka
mathluubii.
"Ya Allah tiada lain yang kumaksud,
melainkan semata-mata untuk menghampirkan diriku (Rohaniku) pada-Mu dan cinta
dan Kasih Ridha -Mu lah yang kupohonkan pada-Mu.
"
Sungguh-sungguh benar suci dan tinggi
serta halus dan agung martabat peramalan Dzikrullah dalam Ilmu Tasauf dan Suti
itu, jika dilaksanakan dengan metodologi Thariqatullah, yang mengandung,
tersimpan, tersembunyi Nurun ala Nurin, sebagai Wasilah yang mempunyai
frekwensi yang tidak terhingga, yang menyalurkan dan menanamkan dalam Rohani,
Hati dan Sukma kita Kalimah Allah yang Maha Agung dengan izin dan Ridha dan Kasih
Allah SWT, seperti juga yang telah diturunkanNya kepada Rasulullah SAW, pada
segala Rasul-Rasul, kepada Para Sahabat, pada Tabi’in, kepada Tabi'it Tabi’in
yang shalihin, kepada para Ulama yang shalihin dan Shiddiqin, sebagai Khalifah
Allah dan Khalifah Rasul, yang sederetan duduknya dengan para Nabi-Nabi, yang
kesemuanya itu mcrupakan Tali Silsilah dalam bidang Kerohanian atau Tali Allah
dalam arti Kerohaniannya, dalam arti kezahirannya TALI ALLAH adalah AL QUR‘AN
dan ALHADITS yang didengar dan dibaca, serta tertulis dan dilihat dengan mata
dan dapat diolah oleh otak Kaum Muslimin dan diperangaikan oleh seluruh Kaum
Muslimin yang beriman dan yang taqwa.
Sekianlah uraian tambahan sekedarnya
mengenai kwalifikasi para Ahli Silsilah, para Aulia-Nya, para Kekasih-Nya, yang
sebenarnya pada hakekatnya mereka itu, adalah merupakan Aparat yang tak
terkalahkan di tangan Allah SWT. yang Maha Agung, Maha Akbar dan Maha Kuasa,
yang berfungsi sebagai channel/saluran langsung ke hadirat Allah SWT., yang
menyalurkan Nurun ala Nurin, terhadap mereka yang akan diridhai Allah SWT.
pula.
Dalam hal ini Rohani Beliau-beliau itu
sama sekali BUKAN PERANTARA, tetapi Rohaniahnya, sebagai Aparat Allah,
merupakan channel atau saluran langung antara Khalik dengan Hamba-Nya, seperti
kawat listrik menyalurkan langsung Energi Electricity ("NUR
ELECTRICITY") dari sumbernya langung menuju sasarannya masing-masing.
Beberapa kurnia yang dimaksud di atas
ialah sebagai berikut :
Carilah kebaikan pada orang-orang yang
mempunyai sifat belas kasih dari pada umat-Ku, tentu kamu akan dapat hidup di
bawah lindungannya, karena rahmatKu ada pada mereka. Dan janganlah mencari
kebaikan dari orang-orang yang kejam hati, karena murka-Ku menimpa di atas
mereka (HR. Al Qudha’ie dari Abi Said).
Sesungguhnya langit-langit dan bumi
tidak berdaya menjangkau-Ku namun Aku telah dijangkau oleh hati seseorang
mukmin (yang Kukasihi) (HR. Ahmad dari Wahab bin Munabbih). ·
Sesungguhnya Wali-wali-Ku dan
Kekasih-kekasih-Ku dari para hamba-Ku ialah, mereka yang disebut namanya, jika
orang menyebut nama-Ku, juga Aku disebut orang bila menyebut nama mereka
(HR.Ath-Thabrani,Al Hakim dan Abu Na’im)
(Sebut nama Wali-Ku/ KekasihKu, Aku
telah hadir pada sisimu, ingat saja: disebut nama Muhammad dalam shalawat,
Allah langsung hadir pada sisi kita untuk memberi pertolongan, jelas kelihatan,
bahwa Nama-Ku tak bercerai dengan nama Muhammad dan ulama Wali-Ku/Kekasih-Ku).
Hadits Riwayat AlBazzar dari Ibnu Abbas
menyebutkan :
Sesungguhnya Aku hanya menerima shalat
dari orang yang merendah diri (tadarruk) karena keagungan-Ku dan tiada
menyombongkan dirinya di atas makhluk-Ku, tiada terus-menerus bermaksiat
pada-Ku, menghabiskan masa harinya berdzikir kepada-Ku, berbalas kasih kepada
orang miskin, orang musafir Ibnussabil, perempuan janda dan orang yang terkena
musibah. Ia memancarkan Cahaya laksana matahari. (ia meneruskan Pancaran NURUN
ALA NURIN pada orang-orang yang dikehendaki Allah, karena ia adalah APARAT
ALLAH SWT.,seperti juga RASULULLAH adalah APARAT ALLAH SWT. yang PERTAMA, dan
ia adalah PENERUS Tugas Rasulullah,sebagai KHALIFAH ALLAH dan KHALIFAH RASUL
yang sebenar-benarnya, sebagai Al-Ulama-u Waritsatul Anbiya-i yang
sebenar-benarnya, Lahir Batin, dalam Jasmani dan dalam Rohani).Aku lindungi ia
dengan Kebesaran-Ku dan memerintahkan Malaikat-Ku menjaganya. Aku beri cahaya
dalam menerangi hidupnya. Ia di antara makhluk-makhluk-Ku laksana "Firdaus
gemerlapan di antara barisan Syurga-syurga-Ku (HR.AlBazzar )
dan ia memberi Syafa’at pada seluruh
UmmatKu:
Yasyfa’u yaumal qiamatil Anbiaa-u
tsummal ’Ulamaa-u, tsummasy syuhada- u (HR. Ibnu Majjah)
Begitulah hebatnya Kurnia Allah SWT.
kepada para Kha1ifah Nya dan Hamba-Nya yang saleh yang dikasihi dari Dunia
sampai ke Akhirat.
"Yaa Ayyatuhan nafsul muthmainnah
irji’ii ilaa rabbiki raadhiatam mardhiyyah fadkhulii fii ’ibaadii fadkhulii
jannatii" (QS. Al-Fajr :27- 30).
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Walillahil hamd.
SEKELUMIT KOMENTAR TENTANG TASAUF &
SUFI
BERDAMPINGAN DENGAN TEKNOLOGI MODERN
Sekarang jelaslah bagi kita di sini, bahwa
dalam Islam terdapat dua Golongan Ulama, yang pada Zahirnya tidak ada
perbedaannya kelihatannya satu sama lain dalam ibadatnya, karena sama-sama
berpegang pada hukum-hukum Fikih dalam melaksanakan Ibadat.
Golongan Ulama yang pertama adalah ahli
Fikih (ahli Zahir) semata-mata, sedangkan golongan yang kedua, di samping
mengetahui Hukum-hukum Fikih, juga menguasai Ilmu Tasauf dan Sufi dalam Islam
(golongan Kebatinan dalam Islam). Kedua Golongan Ulama dalam Islam sangatlah
diperlukan bagi Perkembangan Pendidikan ummat Islam di seluruh Dunia, karena
tugasnya adalah isi-mengisi antara satu sama lain.
Hanya saja, karena Ilmu Tasauf dan Sufi
merupakan Ilmu Kebatinan dalam Islam yang sangat halus, dalam dan tinggi
ilmiahnya, sulit sekali untuk mendapatkan GURU BESAR-nya, yang expert, yang
mampu menguasai Ilmu-ilmu ini dalam Teori dan Prakteknya sepenuhnya sekaligus,
sehingga selalu tidak pernah diajarkan pada Sekolah-sekolah Agama, walaupun
sampai ke UNIVERSITAS-UNIVERSITAS Islam sekalipun, justru karena Guru Besarnya
sulit sekali diperdapat, mengingat sulitnya mata-mata Kuliah tersebut.
Akhirnya para kaum Ulama yang tergolong
muda yang tammat di zaman ini, sama sekali tidak pernah mengenal akan Ilmu
Tasauf dan Sufi, apalagi cara-cara pelaksanaan Teknis dalam mengamalkan
Dzikrullah dan Ayat-ayat lain yang hebat-hebat, di mana di dalamnya tersimpan
tersembunyi MUTIARA-MUTIARA, yang tak dapat dinilai betapa TINGGI akan
harganya, sehingga MUTIARA-MUTIARA yang maha bernilai itu, berlalu hilang
lenyap tak berbekas sedikit pun, tanpa dapat dimanfaatkan sama sekali oleh umat
Islam.
Alangkah ruginya dan malangnya kaum
Muslimin di seluruh Dunia! Pantas saja mereka Kalah di mana-mana saja, karena
TIDAK MENGAMALKAN AL ISLAM SECARA KESELURUHANNYA LAGI!
Hai orang-orang yang beriman, masuklah
kamu dalam Islam itu secara keseluruhan. (QS. AI-Baqarah, ayat 208).
Yang paling Berbahaya lagi ialah, karena
para kaum ulama yang muda-muda tersebut di atas, tidak pernah mengetahui
tentang Ilmu Tasauf dan Sufi yang begitu dalam, halus dan tinggi dalam Islam
Mulia Raya mereka malahan cenderung, dengan serta memfatwakan, bahwa Ilmu
Tasauf dan Sufi adalah BlD’AH dan sebagainya! Masya Allah, memang benar,
alangkah besarnya ruginya Kaum Muslimin dewasa ini di seluruh Dunia! Betapa
besar kekeliruan yang diperbuat selama ini ! Cara pelaksanaan teknis menegakkan
Shalat KHUSUK pun tak pernah dikupas, di mana mungkin, Kaum Mus1imin akan
menang dalam hidupnya menghadapi segala macam perjuangan dalam hidup yang
beraneka ragam ini !
Sedang Allah berfirman dalam AlQur’an,
hanya mereka yang KHUSYUK dalam shalatnya, itu yang meraih Kemenangan dalam
Hidup ini!
Sesungguhnya mendapat Kemenangan
orang-orang Mukmin yang berhati Khusyuk dalam Shalatnya. (QS. Al-Mukminun :1-
2).
Betapa Lumpuhnya Kaum Muslimin selama
ini, karena tidak sepenuhnya lagi mengamalkan Al Islam, yaitu Bahagian Tasauf
dan Sufinya telah ditinggalkan dan menjadi ASING sama sekali baginya!
Permulaan Islam ini asing, dan akan
kembali asing pula, maka gembiralah orang-orang yang dianggap asing (HR.Muslim
dan Abu Hurairah).
Justru di dalam Tasauf dan Sufi itulah
tersimpan TENAGA MAHA DAHSYAT dari METAF ISIK AL QUR’AN!!
Mereka mengajarkan Ilmu TAUHID, tanpa
mengajarkan WASILAHnya, (pembahasan tentang washilah pada Supletoir II di
bawah), sehingga Umat mencari hubungan LANGSUNG KE-TUHAN,secara AWAM (yang
JELAS tak mungkin dapat berhasil!!), TUHAN BUKAN ZAHIR SEPERTI KITA.
DIMENSI-NYA BUKAN SEPERTI MANUSIA dan FREKWENSLNYA PUN BUKAN SEPERTI MANUSIA!
DIMANA MUNGKIN IA DAPAT DIHUBUNGI SEPERTI
MANUSIA! (Secara AWAM!). Di samping
beribadat secara Manusia Zahir, TUHAN MEMERINTAHKAN KITA MENCARI WASILAH DAN
MENEMUKANNYA !
Hai orang yang BERIMAN, TAQWALAH pada
ALLAH, dan CARILAH/ TEMUKANLAH WASILAH yang membawa engkau pada ALLAH (itu dia
NURUN ALA NURIN), SUNGGUH-SUNGGUHLAH engkau di atas jalan itu, niscaya engkau
MENANG (Dunia -Akhirat). (QS. Al-Maidah : 35).
Dan mereka mengajarkan shalat, tanpa
melanjutkan pengajarannya, sesudah sang murid dewasa, bagaimana metodologinya
dari cara pelaksanaan teknis, agar shalat itu dapat KHUSYUK.
Sehingga akhirnya sang murid
meninggalkan Dunia yang fana ini dalam lanjut usia, masih tetap dengan ilmu
shalatnya yang diperolehnya sewaktu ia umur 7 tahun, tidak maju-majunya.
Ia tidak pernah diajar cara pelaksanaan
teknis memusnahkan.AL‘IBLlS dalam Hati Sanubarinya, yang sebenarnya adalah
POKOK/PANGKAL dari shalat yang tidak khusyuk.
Ia hanya diajarkan menyebut
A‘udzubillaahi minasy syaithaanir rajiim yang diproduksinya sendiri secara
awam, ia sebenarnya hanya baru diajarkan meniru bunyi, tanpa pernah diajarkan
bagaimana cara pelaksanaan teknisnya menyalurkan Ayat tersebut dari Sumbernya
yang Maha Dahsyat, yang diarahkan pada sasarannya, sehingga musnah sama sekali,
walaupun memang ada dipesankan padanya untuk berusaha menegakkan Shalat
Khusyuk.
Dalam hal yang begini rupa insan
tersebut akan mengalami kecelakaan besar yaitu ia akan kembali ke Alam Baqa
dengan masih bersama-sama dengan iblis di hatinya, karena ia tidak pernah mampu
memusnahkannya selama hayatnya, karena tak pernah mengetahui cara metode
pelaksanaan teknisnya! Bukankah keadaan Bani Adam yang begini rupa, sama sekali
tidak kita inginkan karena sangat mengerikan!
Tidak pernah ada Ustadz baginya semasa
hidupnya yang mengupas secara mendalam dan mendetail, bahwa shalat yang khusuk,
adalah sebenarnya merupakan suatu kemenangan yang gilang-gemilang, sebagai
hasil yang sangat tinggi nilainya, dari suatu peperangan besar terhadap Iblis
Laknatullah. Ia harus mampu memusnahkan Iblis yang dahsyat itu dengan Strategi
perang yang gilang-gemilang yang tak ada taranya,yang termaktub dalam Ilmu
Thariqatullah yang Brilliant!)
Rasulullah pernah bersabda kepada para
Sahabatnya yang kira-kira bunyinya: Kita telah kembali dari memenangkan suatu
peperangan kecil di medan laga, sekarang kita mulai menghadapi suatu peperangan
besar, yaitu memusnahkan iblis Laknatullah yang berada di hati sanubari kita
sendiri
Di sini kita lihat : .
1. Di dalam perang kecil, Nabi selalu
bersama para Sahabat memusnahkan kaum Kafirin dengan pedang yang tajam di Medan
Yuda, dengan strategi akal muslihat yang diwahyui Allah yaitu Rasulullah SAW.
dipimpin langsung dalam peperangannya oleh Allah SWT. sendiri, dengan para
Panglimanya, antara lain Sayyidina Ali RA.
2. Apalagi di dalam perang besar yang
ghaib, yaitu dalam memerangi musuh ghaib yang dahsyat yang berada dalam dada
diri Rohani sendiri, adalah tetap sebagai Pemimpin AGUNGNYA dari diri Rohani
Rasulullah, adalah tetap Allah SWT. sendiri.
"Pedang" ghaib Allah SWT.
digerakkan langsung oleh Tangan Allah yang Maha Ghaib, yaitu Senjata Allah yang
Maha Akbar yang disebut Kalimah Allah yang Maha Dahsyat dan Maha Tajam, yang
langsung disalurkan dari Tangan Allah ke tangan Rohani Rasulullah SAW, sebagai
Rasul dan Aparat Allah SWT. (QS. Al Fathu, ayat l0 :Tangan Aku di atas tangan
mereka ........ ), bersama-sama/tidak bercerai-berai dengan para Panglima
besar-Nya sebagai Khalifah-Khalifah Rasulullah, antara lain diri Rohani Arwahul
Muqaddasah Sayyidina Abu Bakar Siddiq RA. yang telah "menguras" habis
isi dada/isi Rohani Rasulullah, yang intinya ialah Kalimatullaahi Hiyal Ulya
yang Maha-Maha Tajam dan Maha Akbar. Dan Rohani Rasul tidak pernah pula
bercerai cerai dengan Rohani para Sahabatnya.
Dengan metode "strategi" Akbar
yang Maha Dahsyat barulah mampu Al iblis yang sangat ghaib dan sangat sakti
itu, dimusnahkan dari dalam diri hati sanubari kita, dan barulah mungkin SHALAT
YANG KHALIS MUKHLISIN dapat berdiri dengan sempurna, yang merupakan Ashshalaatu
mi’raajul mu‘miniin. BARULAH KITA MENANG DALAM HIDUP KITA DARI DUNIA SAMPAI KE
AKHIRAT.
Kalaulah di tanah air kita dewasa ini
jarang sekali kita jumpai perang kecil yang dimaksud seperti pada Hadits Nabi
tersebut di atas, maka perang besar seperti tersebut pada Hadits Nabi di atas,
harus dan wajib kita laksanakan sekurang-kurangnya lima kali sehari semalam,
yang harus dan wajib selalu mesti pula kita menangkan, dan setiap peperangan
ini hanya mungkin dapat dimenangkan dengan metodologi strategi yang sama
seperti metodologi yang dipakai Rohani Rasulullah yaitu berdasarkan Ayat Qur'an:
"Tangan Aku di atas tangan mereka", Kalimah Aku di atas Kalimah Allah
yang mereka sebut, begitulah Kalimah Allah yang harus kita sebut, yaitu Kalimah
Allah Haqiqi yang tersalur dari Maha Sumber-Nya yang Maha Dahsyat, melalui
saluran Haqnya: Arwahul Muqaddasah Rasulullah yang senantiasa hidup pada sisi
Allah, dan seterusnya melalui Arwahul Muqaddasah Waliyyam Mursyida, dan sesuai
pula dengan Firman Allah: Wa maa ramaita ...... (QS. Al-Anfal, ayat l7) (bukan
engkau yang menyebut, melainkan Aku) barulah terlaksana dengan sempurna:
Wadzakarasma Rabbihii Fashallaa (QS. A1-A’laa, ayat 15) dan karena selalu pula
berdzikir dalam shalat, kita tidak pula terkena hukuman Allah dalam Al Qur’an:
Fawailul lil mushalliin dan seterusnya ...... (QS. A1-Ma’un, ayat 4-5).
Artinya: Neraka Wail bagi orang yang shalat, yang shalatnya lalai (tidak
dzikir/lupa dzikir) dalam shalatnya, karena begitu kita lupa dzikir, begitu
pula lblis pun sudah kembali lagi pada tempatnya semula dalam hati kita.
Kwalifikasi dari Kehebatan-kehebatan
Iblis antara lain ialah:
1. Ia sangat sakti, hingga mampu
menyusup ke dalam Syurga yang dipagari oleh Malaikat, apalagi menyusup ke dalam
hati kita yang tidak berpagar sama sekali. (Maka oleh sebab itu, hati kita itu
wajib dan harus dipagari oleh "pagar" yang melebihi Kekuatan pagar
Malaikat, yaitu "pagar Kalimah Allah" yang disalurkan dari Sumberya
yang Maha Dahsyat).
2. Iblis itu karena saktinya mampu
merayu dan "menyihir" Adam dan Hawa, sehingga terpelanting dari
Surga. Apakah kita mampu membetengi diri dari rayuan dan sihir Iblis yang
sangat halus itu, kalau tidak dibentengi dengan "Kalimah Allah yang Hak
yang disalurkan dari Sumbernya yang Maha Dahsyat ?".
Untuk menaklukkan iblis yang sangat
dahsyat itu tentu harus dipakai Metodologi/Strategi yang sama seperti dalam
peperangan besar yang dimenangkan Rasulullah SAW.
Entahlah barangkali, kalau iblis itu
sudah pula mulai inflasi kesaktiannya, maka barulah kita boleh pula memakai
pagar yang inflasi pula, dan Surga yang diharapkan adalah Surga yang inflasi
pula alias Surga kelas kambing atau "hau-hau" atau sama sekali bukan
Surga.
3. Umur Iblis sudah berjuta-juta tahun,
umur kita tidak ada artinya dibanding dengan umurnya, maka oleh sebab itu, kita
harus menghadapinya dengan menyalurkan Kalimah Allah yang Haq, yang kekal abadi
dan tak lapuk-lapuknya untuk mengalahkannya.
4. Iblis itu sangat sakti, sebagai maha
guru dari segala tukang sihir yang hebat-hebat di Dunia. Ia tamatan sekolah
tinggi di langit, kita hanya tamatan sekolah tinggi di bumi! Ia hanya mampu
dihadapi dengan Kalimah Maha Sakti yang disalurkan dari Sumbernya yang Maha
Dahsyat. Kalimah Allah yang kita ucapkan selama ini adalah Kalimah Allah palsu
yang memang berbunyi sama, tetapi kosong isinya, sehingga tidak berfungsi sama
sekali sebagai peluru penghancur lblis; sedangkan Kalimah Allah yang
disalurkan, yang bunyinya juga sama saja, tetapi mengandung energi yang Maha
Dahsyat, yang mampu memusnahkan, bukan saja Iblis laknatullah, tetapi juga
gunung, bukit, segala-galanya akah musnah, termasuk Atom dan Nuklir dan
lain-lain, jika ditujukan kepada sasarannya oleh Aparat Allah SWT. yang sangat
hebatnya!
Bukan sebagai Aparat dari diri pribadi
sendiri, sebagai manusia lemah yang sangat berkekurangan! Menyebut Kalimah yang
terakhir ini adalah hampir sama saja dengan Kalimah Allah yang disebut-sebut
orang-orang "Kafir".
Coba kita lihat lagi sebagai contoh:
Bukankah tongkat ahli-ahli sihir Fir’aun
yang mampu menjelmakan ular-ular yang sangat berbisa, yang kemudian hendak
menyerang Nabi Musa AS., cukup dihadapi oleh Tongkat Nabi Musa AS., di mana
telah disalurkan Kalimah Allah yang Maha Dahsyat, Kalimah Allah yang Maha
Sakti, yang dalam sekejap mata saja mampu melenyapkan ular-ular jadi-jadian
itu; karena dimensi dari Kalimah Allah yang Haq, yang Maha Tinggi dan Maha
Agung, tidak dapat ditentang oleh apa saja pun dalam jagad ini.
Pendek kata segala kapasitas Al Iblis
yang walaupun bagaimana hebat fenomenanya, mampu dihadapi oleh Kalimah Allah
yang Haq yang disalurkan dari Maha Sumbernya melalui salurannya yang Haq pula.
Paralel dengan fenomena-fenomena di
dalam Alam Fisika, kita dapat menyalurkan tenaga-tenaga dahsyat, dengan
Metodologi/Strategi tertentu, umpamanya dari air hening-bening dari Danau Toba
yang tenang yang mampu mengeluarkan beratus-ratus ribu KVA energi Electricity,
yang kemudian disalurkan dan mampu melebur Aluminium dan segala macam logam
yang lain di Kuala Tanjung, belum lagi jika tenaga dahsyat tersebut, di
"transfer" menjadi tenaga Atom dan Nuklir dan lain-lain, yang mampu
melebur Dunia ini dalam beberapa detik saja! Namun segala-gala
fenomena-fenomena dari Alam Fisika yang sangat dahsyat sekalipun,
segala-galanya dengan mudah dapat dibungkam atau dimusnahkan oleh tenaga Energi
Metafisika dan Al Qur’anul Karim, yang tak terbatas, yaitu Kalimatullaahi Hiyal
Ulya yang Maha Agung dan Maha Dahsyat dan Maha Perkasa, yang disalurkan melalui
saluran Haq-nya. (Qs.A1-Hasyr,ayat 2l ).
Dan Ilmu ini semua ada dalam Ilmu TASAUF
dan SUFI, bagian SEBELAH DALAM dari Al Qur’an, yang juga harus kita Pelajari dan
AMALKAN dengan sungguh-sungguh BARU ISLAM ITU HEBAT DAN DAHSYAT! Tak ada tolok
bandingannya!
Dan betapa pula kelumpuhan dan impotensi
total yang dialami oleh Kaum Muslimin terhadap lawan-lawannya, antara lain
Masjidil Aqsa di Palestina, Mesjid suci ketiga Kaum Muslimin di seluruh Dunia,
masih tetap dinodai oleh Kaum Jahudi, hingga saat sekarang ini!
Dan kaum Muslimin di seluruh Dunia tidak
mampu berbuat apa-apa terhadap penodaan itu! Penodaan selanjutnya bukan tidak
mungkin pula dilaksanakan oleh Kaum Zionis laknatullah terhadap Makkatul
Mukarramah dan Madinatul Munawarah, tanpa Kaum Muslimin seluruh Dunia, mampu
mencegahnya! Karena tidak menguasai, tidak memiliki, tidak mewarisi lagi Maha
Energi dari kekuatan metafisik AlQur’an yang Maha Dahsyat, seperti yang disitir
dalam A1 Hasyir,ayat 21 !
Doa Kaum Muslimin adalah seperti
melempar balam dengan batu,yang 99% tidak akan mengenai sasarannya! Dia
"harus memakai Teknologi dari Metafisik Al Qur'an, sehingga ia mampu di
dalam do’anya terhadap Allah SWT., seperti menembak sasaran dengan telescope,
di mana jika fokusnya telah tepat, pasti menurut undang-undang dan hukumnya,
tak pelak lagi tepat mengenai sasarannya! _
Kita jangan hanya pandai bercerita
tentang Maqam Ihsan di mana memang benar pada Maqam Ihsan itu tidak ada do’a
yang ditolak Allah SWT. Yang paling utama ialah, bagaimana cara menguasai
pelaksanaan teknisnya agar sampai mencapai Maqam lhsan itu,di mana Allah SWT.
tidak akan menolak tiap-tiap do`a dari hamba-Nya yang khalis mukhlisin, yang
dikasihi, yang di dalam dadanya bersinar Nurun ala Nurin, barulah Allah SWT.
tergugah dan menurunkan langsung buah-buah Sijjil-Nya atau sebangsanya, sebagai
peluru-peluru berkepala Atom Kalimah Allah yang pasti akan menghancur leburkan
sasaran-sasarannya!
Kita harus faham bahwa Maqam Ihsan
adalah pada sisi Allah SWT di tempat yang jauh letaknya, di Arasy yang tak
terhingga jauhnya ( ∞), mau tidak mau harus ada yang membawa Rohani kita ke
situ yang mempunyai kapasitas yang ∞ pula, itulah dia Nurun ala Nurin yang
semestinya kita Warisi dari Rohani Rasulullah!
Dan semua ini termaktub dalam bidang
Tasauf dan Sufi yang hanya dapat diuraikan dengan hukum-hukum teknologi
modern,berdampingan dengan Al Qur’an dan Al Hadits!
Semoga Allah SWT. membukakan hijab bagi
kita semuanya dan menurunkan Rahmat-Nya dan Kurnia-Nya dari Sifat-Nya Yang Maha
Rahman dan Maha Rahim, Amin.
Sekian Komentar.
SEKELUMIT TENTANG PERBEDAAN ANTARA ILMU
TASAUF (AGAMA ISLAM DALAM ILMU KEROHANIANNYA) DIBANDING DENGAN ALIRAN
KEPERCAYAAN DUNIA TIMUR DAN BARAT (TERMASUK HYPNOTISME, SPIRITISME, TELEPHATIE,
SOMNAMBULISME, TELEKINESE, MEDIUMSHIP DAN LAIN-LAIN)
Sebenarnya kami dari LIMTI, berniat juga
untuk membahas sedikit dalam Buku ini sccara Ilmiah Eksakta dan berdasarkan
Al-Qur’an/Al Hadits (secara ILMU TASAUF dan SUFI) segala macam Ilmu Kebatinan,
agar Dunia spiritual (Agama At Tauhid, Kepercayaan Aliran Kebatinan di Dunia)
dapat membedakan dan mengetahui dengan JELAS, di mana letaknya SELISIHNYA
antara KEBATINAN AGAMA AT TAUHID, yang dimasyhurkan dengan nama TASAUF,dengan
SEGALA MACAM ILMU KEBATINAN di Dunia.
Hingga saat ini tidak satu pun Agama At
Tauhid yang betul-betul mampu untuk meng-expose-nya berdasarkan Ilmiah (apalagi
Ilmiah Eksakta) dan berdasarkan Ayat-ayat dalam Kitab-kitab Suci, sehingga
JELAS dapat dideteksi di mana "Slip-nya". Segala macam Ilmu Kebatinan
yang bagaimanapun Hebatnya kelihatan dan walaupun jelas memakai Ayat-ayat Kitab
Suci Al Qur’an sekalipun dalam Amalannya* (Penjelasannya akan
diurai di bawah), dan walaupun mampu menghasilkan FENOMENA-FENOMENA yang luar
biasa hebatnya, seperti mampu mengobati berbagai-bagai macam Penyakit, bahkan
mampu berjalan di atas air, atau mampu Terbang DI AWANG-AWANG SEKALIPUN. Semua
ini tidak ada artinya bagi Agama At Tauhid, yang menguasai BIDANG ILMU KEBATINANNYA;
semua hal-ikhwal tersebut itu adalah KECIL pada Sisi Allah SWT. dan pada sisi
ilmu TASAUF ISLAM.
TUJUAN POKOK dari ILMU TASAUF, YANG
PALING TINGGI pada sisi Ilmu Tasauf ialah : Mampu sampai Kehadirat Allah SWT
meraih Ridha dan KasihNya.
Hadits Nabi :
"Sesungguhnya Langit-langit dan
Bumi-Ku tidak berdaya menjangkau-AKU, namun AKU telah dijangkau oleh Hati
seseorang Mukmin (yang KU-kasihi), (yang telah menerima NURUN ALA NURIN
dari-KU)”.(HR. Ahmad dari Wahab bin Munabbih ).
Dan ini HANYA DAPAT DICAPAI antara lain
melalui saluran Haq-nya yang diakui Allah SWT., yaitu melalui Rohani salah
SEORANG dari para RASUL pilihan-NYA, yang Tali Silsilahnya masih NYATA ADANYA!
Karena hanya di- situlah tersembunyi :FREKWENSI ALLAH SWT yang TIDAK TERHINGGA
HA LUS, Tinggi, Agung dan Sempurnanya, tetapi juga MAHA-MAHA DAHSYAT yang tidak
dapat diukur.
Dan kalau dihadapkan pada Ilmu Kebatinan
apa saja pun namanya,ilmu Kebatinan akan LEBUR jadi ABU sama sekali, begitu
juga jika dihadapkan pada Lawan Fisis sekalipun.
Segala macam dan jenis Lawan Metafisis
apa pun namanya, walaupun yang berasal dari Bumi, Udara, Lautan dan Angkasa
sekali pun, semua akan tunduk dan bersujud pada DIMENSI yang TAK TERHINGGA itu,
yang bermanifestasi melalui APARATNYA di TANGAN YANG MAHA BERKUASA YANG TAK ADA
TOLOK BANDINGANNYA, di alam mana saja pun!
"NONE IS COMPARABLE UNTO
HIM"! NOBODY AND NOTHING, WHOEVER AND WHATEVER IS ABLE TO COMPETE HIM!
BISMILLAAHIL LADZI LAA YADHURRU MA’AS MIHII SYAIUN FIL ARDHI WA LAA FIS
SAMAA-I!
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu
Akbar, Walillahil Hamd.
RUMUS ALJABARNYA :
Apa saja, siapa saja, Metafisik apa
saja, dari Langit dan Bumi,Atom, Nuklir, Galodo, Kiamat Dunia, Setan, Iblis dan
lain-lain ,dan lain-lain dibagi ∞ = 0
Semua akan MUSNAH HABIS OLEH TENAGA YANG
TAK TERHINGGA, yaitu ENERGI NUCLEUS DARI KALIMAH ALLAH sebagai INTI AL QUR’AN
HAQIQI ( ∞)
Kami cukupkan hingga di sini dahulu
untuk sementara waktu pengupasan tentang Hal lkhwal Ilmu Kebatiman di Dunia,
mudah-mudaham di lain kesempatan kami dapat menyambungnya lagi dengan lebih
tenperinci, hingga jelas dan tak ada ragu-ragunya lagi bagi kita sekalian.
Sekian! Wassalamualaikum w.w.
*) Penjelasan :
Seperti juga mengamalkan Kalimah Laa
ilaaha Ilallah sekalipun, tanpa memakai Frekwensi Unsur Muhammad, amalan itu tidak
akan sampai Kehadirat Allah SWT. Dzikirmya akan tergantung di awang-awang!
Begitu juga akan tergantung di
awang-awang doa seseorang tanpa Shalawat atas Nabi (tanpa memakai Frekwensi
Unsur Muhammad).
اِنَّ الدُّعَاءَ مَوْقُوْفٌُ بَيْنَ السَّمَاءِ
وَالاَرْضِ لاَيَصْعَدُ مِنْهُ شَيْئٌُ حَتّىٰ تُصَلّى عَلىٰ نَبِيِّكَ
“Sesungguhnya do’a itu akan terhenti di
antara langit dan bumi,sedikitpun tidak dapat naik, sehingga engkau bershalawat
atas Nabimu “(HR Tarmizi)
Begitu juga mengucapkan Asyhadu alla
ilaaha illallah, tidak akan sampai kalau tidak memakai Unsur Muhammad, dalam Wa
asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.
Untuk mencapai Frekwensi Muhammad, kita
harus menyatukan diri Rohani kita dengan diri Rohani Muhammad, yang telah
bersatu dan berada dalam diri Rohani Guru/yang Ahli Silsilah. Dalam keadaan
bersatu Rohani dengan Rohani,maka Frekwensi Ruhani kita telah bersatu pula
dengan Frekwensi Rohani Muhammad, barulah Kita dapat beramal segala macam
Ayat-ayat Al Qur’an dan barulah segala Ayat-ayat tersebut berjaya dengan
sehebat-hebatnya.
Namun Teori ini tidak boleh dan tidak
dapat dijalankan sendiri-sendiri, tanpa Pimpinan Guru Waliyam Mursyida, Mursyid
yang Kamil Mukammil, yang Khalis Mukhlisin dan Khawas lil Khawas, yang diri
Rohaninya telah berkekalan bersatu dengan diri Rohani Muhammad, sebagai
Khalifah Rasul dan Khalifah Allah SWT. barulah metode Sakral ini akan dapat
berbuah dengan sebaik-baiknya.
Semuanya harus dilaksanakan dengan
TALKIN DZIKIR o1eh Sang Guru/Ahli Silsilah tersebut de atas, kalau tidak
PEKERJAAN ini adalah SANGAT BERBAHAYA! Karena pekerjaan ini sangat halus, suci
serta mulia, maka sudah pasti banyak pulalah Musuh-musuhnya yang juga
hebat-hebat dan halus-halus, yang ingin mengganggu dan coba menyesatkan, yang
harus dimusnahkan pula lebih dahulu oleh Kekuatan Dzikir dari Sang Guru/Ahli
Silsilah, yang berpengalaman dan ber-Ijazah (yang telah mendapat IZIN dan RIDHA
dari Sang
Guru/Ahli Silsilah di atasnya).
Sedangkan Rasulullah sendiri dalam Isra’
dan Mi’rajnya/dalam munajat Kehadirat Allah SWT., masih hendak dicoba
diganggu/digoda oleh Iblis yang bernama JIN IFRIT, yang kemudian musnah
terbakar oleh "semburan" ATOM kalimah Allah dari Sang Pengawal.
Sekian keterangan singkat.
P E N U T U P
Wahai Saudara·saudaraku yang aku kasihi,
para pembaca yang Budiman! Sebagai penutup kami sampaikan di sini dengan hormat
agar Saudara-saudaraku sudi kiranya menelaah isi Buku ini yang berisikan
uraian-uraian tentang Nurun ala Nurin, tentang Kerohanian, dan tentang cara
menghampirkan diri ke hadirat Allah SWT., dan semua ini termaktub dalam Ilmu
Tasauf dan Sufi dalam Islam.
Sudahlah jelas pula, bahwa semua
uraiannya tidaklah mudah dapat difahami oleh mereka yang awam. Apalagi, jika ia
tidak memahami Ilmu Teknologi dan tidak berilmu atau berpengalaman dalam Ilmu
Tasauf. Sekali lagi, bukanlah Rasul tidak mampu untuk menerangkan Agama lslam
dalam bidang Ilmu Kerohaniannya, seperti diuraikan di atas. Namun
masyarakatnyalah pada zaman dahulu tidak akan mampu menerimanya, karena Ilmu
Kerohanian yang ghaib itu setepat-tepatnya hanya dapat diterangkan dengan Ilmu
Teknologi Modern, karena harus memakai getaran-getaran dan frekwensi yang ∞
dari dimensi yang tak terhingga pula, karena sesuatu Zat yang tak terhingga
hanya dapat dihubungi dengan faktor yang tak terhingga pula, yang terbit dari
pada Zat yang tak terhingga itu sendiri.
Segala faktor atau unsur yang tak
terhingga, hanya dapat kita miliki, jika diberikan sendiri oleh Zat yang tak
terhingga itu sendiri, karena hanya ia yang memilikinya. Barulah kita mempunyai
harapan untuk sampai kepada-Nya, dalam lbadat dan Amalan kita sebagai manusia
yang sangat berkekurangan itu.
Ayat-ayat Al Qur’an yang jelas
menunjukkan semuanya itu, antara lain ialah ayat: Nuurun ’alaa Nuurin yahdillaahu
. . . Nur di atas Nur yang diberikan Allah kepada yang dikasihi-Nya.
Sudah jelas Al Buraq pun merupakan Nur
yang tak terhingga kecepatan frekwensinya yang dapat membawa Rohani Rasulullah
ke hadirat Allah SWT., juga dianugerahkan oleh Zat yang tak terhingga itu.
Sebenarnya dalam Buku kecil ini, kami sendiri tidak merasa puas untuk
menguraikan segala sesuatunya tentang kekayaan alam keRohanian, beserta
kedahsyatan alam Metafisika Al Qur’an; sebenarnya semuanya baru dapat diuraikan
dengm sebaik-baiknya dalam suatu Fakultas Metafisika atas dasar Eksakta!
Saudara-saudara yang aku cintai semua!
Sekali-kali bukanlah kami bermaksud di
sini untuk mendakwa bahwa Saudara-saudaraku yang tidak memakai metode bathiniah
dalam ibadatnya tidak termasuk dalam golongan Islam, sekali-kali bukan itu
maksud kami!!! `
Islam itu sangat luas seperti lautan,
yang ikannya berlapis-lapis jenisnya, kalau kita telah merasa puas diri dengan
menangguk di permukaan laut dengan mendapatkan ikan kecil-kecil/ikan teri, itu
pun namanya ikan juga, itu pun sudah bagus, tetapi jika mereka hendak memakai
suatu angkatan armada perikanan itu sudah jelas lebih menguntungkan. Namun
kalau ikan di laut ada masa-masanya berkurang, lautan Rahmat Allah Ta’ala tidak
akan pernah habis-habisnya, jauh lebih banyak dari pada bintang di langit,
lebih banyak dari pada pasir di lautan, walaupun kalam di rimba dan dawat di
lautan sudah habis untuk menuliskan akan Rahmat-Nya itu, namun RahmatNya tidak
akan habis-habisnya sesuai dengan ayat Al Qur’an :
Dan seandainya pohon-pohon di bumi
menjadi pena dan laut (menjadi tinta) ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi)
sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan)
kalimat-kalimat (Rahmat-rahmat) Allah. Sesungguhnya Allah Maha Gagah Perkasa
lagi Maha Bijaksana (QS. Luqman, ayat 27).
Itulah dia antara lain gambaran dari
Kekayaan Allah SWT. di alam Metafisika. Dan ini semua hendaknya bukan hanya
untuk disebut-sebut saja, tetapi juga untuk dihayati, difahami, dipelajari
pelaksanaan teknisnya, agar dapat dimanfaatkan untuk hidup dan kehidupan Ummat
beragama di Dunia dan di Akhirat.
Dan ini telah dilaksanakan sejak dahulu
kala oleh para "Mandataris" dan "Aparat" Allah SWT., yaitu
para Rasul, para Nabi, para Solihin, para Siddiqiin, para Rijalullah, para Aulia
Allah sebagai Khalifah Allah dan Khalifah Rasul yang mewarisi semua ini,
begitulah hebatnya dan perkasanya orang Mukmin di masa itu, karena keAkbaran
Allah SWT juga. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil hamd!
Akhirul kalam, kami serukan di sini,
bagaimanapun atau apapun ijtihad kita masing-masing, di atas segala-galanya,
marilah kita pelihara kesatuan dan persatuan Islam, kerukunan antar beragama di
Negara RI yang kita cintai ini yang berazaskan Panca Sila dan UUD 45, di bawah
kibaran bendera Sang Saka Merah Putih yang berjiwa keperwiraan dan kesucian.
Semua ini ialah, guna kesejahteraan
hidup kita sebagai umat beragama di dunia, dan demi kesejahteraan kita
berbangsa, bernegara dan bertanah air.
Semoga kita semuanya mendapat Taufik dan
Hidayat dari Allah SWT., serta hidup dalam ketenteraman dan ketenangan, dan
senantiasa beserta dengan yang Maha Rahman dan yang Maha Rahim, hingga pada
akhir hayat kita dan seterusnya hingga nun di seberang sana kelak. Amiin,
Amiiin, ya Rabbal ’Aalamin!
SUPPLETOIR I
Sebagaimana yang telah disebut pada
bagian terdahulu, di mana disebutkan, guna untuk memperlengkapi Ayat-ayat Allah
dan Hadits Nabi, guna mendukung Dalil-Dalil Dzikrullah, bersama ini kita
turunkan Ayat-ayat dan Hadits-hadits yang dimaksud agar dapat dimaklumi oleh
Kaum Muslimin, betapa Pentingnya Peramalan Dzikrullah itu.
Namun di atas segala-galanya, ibadat
Nawafil tersebut, harus dilaksanakan dengan memakai Frckwensi yang tak
terhingga, seperti yang telah kita uraikan secara panjang lebar pada Buku ini.
Di bawah ini, kita sitir lebih dahulu,
beberapa Hadits dan Ayat Qur’an yang menguatkan akan ucapan tersebut. Kita
jangan lupa bahwa Ayat Al Quranul Karim dan Al Hadits bukan hanya berlaku untuk
Jasmaniah Manusia tetapi juga untuk Rohaniah Manusia. Karena Al Islam mengatur
Jasmani dan Rohani Manusia dengan sesempurna-sempurnanya.
Dengan lain perkataan Ayat Al Qur-’an
dan Al Hadits di bawah mengenai Rasulullah, para Khalifah Rasul dan Para
Khalifah Allah juga meliputi selain Jasmani Beliau-beliau itu juga Rohaninya.
Sebagai contoh kita sitir Hadits di
bawah ini :
اِنَّ الدُّعَاءَ مَوْقُوْفٌُ بَيْنَ السَّمَاءِ
وَالاَرْضِ لاَيَصْعَدُ مِنْهُ شَيْئٌُ حَتّىٰ تُصَلِّيَ عَلىٰ نَبِيِّكَ
Sesungguhnya Do’a itu terhenti di antara
langit dan bumi sedikitpun tidak bisa naik, sehingga engkau bershalawat atas
Nabimu (HR. Tarmizi).
Konklusi :
”Tidak Ku-kabulkan do’a seseorang, tanpa
Shalawat atas Rasul-Ku.Do’anya tergantung di awang-awang, ”
Terjemahan Akademis: "Tidak engkau
mendapat akan frekwensi-Ku tanpa lebih dahulu mendapat frekwensi Rasul-Ku yang
berada dalam diri Rohaninya". Ternyata Diri Rohani Rasulullah is the Big
Conductor (wasilah) bagi Rohani kita dalam munajat ke hadirat Allah SWT.
A.1)
Berkata Rasulullah SAW. : "Pada
ketika telah membuat kesalahan Nabi Adam, ia bertaubat dan berkata : Wahai
Tuhan, saya mohon kepada-Mu dengan hak Muhammad supaya mengampuni saya. Maka
Tuhan menjawab : Wahai Adam, bagaimana engkau mengetahui Muhammad sedang ia
belum dijadikan? Adam menjawab : Wahai Tuhan, setelah ENGKAU jadikan saya,saya
mengangkat kepala ke tiang Arasy di mana tertulis kalimah LAA ILAAHA ILLALLAH
MUHAMMADUR RASULULLAH, maka saya tahu bahwa ENGKAU tidak akan menyertakan Nama
ENGKAU, kecuali dengan nama orang yang ENGKAU kasihi. Maka Tuhan menjawab:
Engkau benar hai Adam, Ia seorang laki-laki yang paling Ku kasihi; kalau engkau
memohon kepadaKu dengan HAQNYA. (dapat frekwensiNya). Engkau Ku ampuni. Kalau
tidaklah karena Dia, engkau tidak akan AKU jadikan" (HR. Imam Baihaqi
dalam Kitab Dalailu Nubuwah, Imam Hakim dan Imam Thabrani).
2)
Janganlah engkau palingkan mukamu dari pada-Nya
karena beliau adalah wasilah engkau dan wasilah bapak engkau ADAM kepada Allah.
Menghadaplah kepada-Nya dan mintalah Syafa’at dengan DIA, maka Allah akan
memberi Syafa’atNya kepada-mu.
Tuhan berfirman: ”Kalau manusia telah
menganiaya dirinya (dengan berbuat dosa) datang menghadap-Mu (hai
Rasulullah),lalu mereka memohon ampun kepada Allah (di hadapanMu) dan Rasul pun
memohonkan untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat
dan Penyayang?
Riwayat ini diterangkan oleh Ijadh dalam
Kitab Syifa‘ dan oleh Imam Qasthalani dalam Kitab Mawahubuladuniyah, oleh Imam
Subki dalam Kitab Khulasatul Wafa’ dan oleh Imam Ibnu Hajar dalam Kitab
Tuhfatuz Zuwar.
3)
"Ya Allah, saya bermohon dan
menghadap kepada-Mu dengan Nabi kami Muhammad, Nabi yang membawa Rahmat, Hai
Muhammad, saya menghadapkan mukaku (dengan Engkau) kepada Tuhan, supaya
permintaan saya diterima” (HR. Imam Thabrani dan Imam Bajhaqi).
4)
"Bahwasanya kemarau menimpa manusia
pada zaman Khalifah Umar bin Khatab RA. Seorang sahabat Nabi yang utama bernama
Bilal bin Harits datang ke makam Nabi Muhammad SAW. di Madinah dan berziarah
kepada Beliau. Pada ketika itu ia berkata : "Hai Rasulullah, mintakanlah
hujan untuk ummat Engkau karena mereka hampir binasa". Maka datanglah
Rasulullah kepadanya (dalam mimpi) mengabarkan bahwa hujan akan turun (Hadits
ini diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dan lbnu Abi Sayibah dengan sanad yang
sahih).
(Jelas Rohani Rasulullah hidup pada sisi
Allah SWT, dan tetap memberi syafa’at, begitu juga yang sederetan duduknya
dengan para Rasul, tetap memberi syafa‘at pada ummat sampai ke Akhirat).
5)
“ Jikalau mereka telah menganiaya
dirinya (berbuat dosa) lantas datang kepadamu (hai Rasulullah) lalu mereka
memohon ampun kepada Allah dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka,
tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang"
(QS. An-Nisa, ayat 64).
6)
عَنْ أَنَسَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ عُمَرَ
ابْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ كَانَ إذَا قُحِطُوا إسْتَسْقىٰ بِالْعَبَّاسِ
ابْنِ عَبْدِ الْمُطَلِّبِ فَقَالَ اَللّٰهُمَّ كُنَّا نَتَوَسَّلُ اِلَيْكَ نَبِيِّنَا
فَتَسْقِيْنَا وَاِنَّانَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِعَمِّ نَبِيِّنَا فَاسْقِنَافَيُسْقَوْنَ
Dari Anas bin Malik, bahwasanya Umar bin
Khatab RA. Apabila terjadi kemarau, minta hujan ia dengan Abbas bin Abdul
Muthalib, maka beliau berkata: "Ya Allah, bahwasanya kami telah tawassul
kepada ENGKAU dengan Nabi kami, maka ENGKAU turunkan hujan, dan sekarang kami
tawasul kepada ENGKAU dengan paman Nabi kami, maka turunkanlah hujan ".
(HR.Imam Bukhari).
Jelas bahwa Rohani Nabi memberi
syafa’at, dan Rohani paman Nabi juga memberi syafa’at, karena telah menerima
penerusan dari Nurun ala Nurin dengan sempurna.
7)
وَمَنْ يَتَوَ اللهَ وَرَسُوْلَهُ وَالَّذِيْنَ
اٰمَنُوْا فَإِنَّ حِزْبَ اللهِ هُمُ الْغٰلِبُوْنَ
"Barang siapa yang mengangkat Allah
dan RasulNya dan orang yang beriman menjadi pemimpinnya (lahir batin telah
menerima penerusan dari Nurun ala Nurin dengan sempurna) maka (ia masuk partai
mereka, dan) sesungguhnya partai Allah-lah yang mendapat kemenangan.” (QS.
Al-Maidah, ayat 56).
8)
“Sesungguhnya bagimu sudah ada pada diri
Rasulullah ikutan yang baik (pemimpin diri Rohani dan Jasmani), yaitu bagi
orang yang mengharap (ridha) Allah dan Hari Kemudian, dan bagi orang yang
banyak mengingat Allah (dzikir)." (QS. Ahzab, ayat 21).
9)
"Yang memberi Syafa’at di hari
Qiamat ialah : AMBIA (para Nabi), ULAMA dan para SYUHADA" (HR. Ibnu
Majah).
10)
"Sabarlah engkau bersama (berkawan
atau ber-imam) orang-orang yang menyeru Tuhannya pagi dan petang, sedang mereka
itu menghendaki keridhaan Allah, janganlah engkau palingkan pemandanganmu
(tetap hadir/tetap dalam frekwensi) dari mereka karena mengharapkan perhiasan
hidup di dunia.Janganlah engkau ikut orang-orang yang lalai hatinya dari
mengingat Kami dan ia menurutkan hawa nafsunya dan adalah perbuatannya itu
lebih dari patut/melampaui batas (tak baik)".(QS. Al-Kahfi, ayat 28).
11)
"Wahai kaum kami ikutlah (berimam
lahir-batin) orang yang menyeru kamu kepada Allah, dan percayalah
kepada-Nya,niscaya Allah mengampuni dosamu dan melepaskan kamu dari pada azab
yang pedih". (QS. Al-Ahqaf, ayat 31).
12)
”Dan Kami kehendaki dengan nikmat Kami
kepada hamba-hamba Kami, di muka bumi ,lalu Kami jadikan mereka menjadi ikutan
(lahir batin) dan orang penerima warisan. (QS. Al-Qashash, ayat 5).
13)
"Mereka itulah orang-orang yang
telah diberi nikmat oleh Allah seperti para Nabi-nabi, Siddiqin (Ulama),
Syuhada dan Solihin (Ulama)". (QS. An-Nisa:69).
14)
"Dan Kami jadikan mereka menjadi
ikutan (lahir batin) untuk menunjuki manusia dari perintah ketika sabar serta
yakin dengan keterangan Kami (QS. As-Sajadah, ayat 24).
15)
"Mereka itulah orang yang telah
diberi Allah petunjuk, maka ikutilah mereka (lahir batin) dengan petunjuk
itu" (QS. Al-An’am, ayat 90).
16)
”Mereka itulah orang-orang
sebenar-benarnya ber-Iman. Mereka mendapat derajat yang tinggi dari Tuhannya,
dan ampunan serta rezeki yang mulia." (QS. Al Anfal, ayat 4).
17)
"Sesungguhnya orang-orang yang
teguh dengan engkau (Muhammad) sebenarnya mereka berjanji teguh dengan ALLAH.
Tangan ALLAH di atas tangan mereka (Wajah-Ku di atas wajah mereka, RohKu di
atas Roh mereka). (QS. Al-Fathu, ayat 10).
18)
"Demikianlah tanda kekuasaan ALLAH.
Siapa yang ditunjuki ALLAH dapat petunjuk1ah dia, dan siapa yang disesatkanNya,
tiadalah akan mendapat pimpinan yang menunjukinya (Waliyam Mursyida= orang yang
menerima Nurun ala Nurin dengan sempurna (QS.Al-Kahfi,ayat 17)
19)
“Ikutlah (lahir-batin) orang yang tiada
meminta upah kepadamu itu, karena mereka mendapat pimpinan yang benar".
(QS. Yasin,ayat 21).
20)
"Tidak dapat memuat ZATKU, bumi dan
langit-KU, yang dapat memuat ZATKU, ialah Hati hamba-Ku yang mukmin, lunak dan
tenang" (yang telah menerima penerusan dari Nurun ala Nurin dengan
sempurna (Hadits Qudsi),
21)
"Sesungguhnya ini menjadi
peringatan. Barang siapa yang hendak mendapat pengajaran, niscaya diambilnya
jalan /metode untuk menyampaikannya kepada TUHAN" (dari orang yang
menerima Nurun ala Nurin dengan sempurna sebagai aparat ALLAH TA’ALA). (QS.
AlMuzammil, ayat 19)
22)
"Sesungguhnya orang-orang yang
berjanji teguh dengan engkau (Muhammad), sebenarnya mereka berjanji teguh
dengan ALLAH. Tangan ALLAH di atas tangan mereka (Wajah ALLAH di atas wajah
mereka. Jelas kelihatan, bahwa mereka adalah aparat ALLAH, Mursyid itu, setelah
menerima dengan sempurna
penerusan dari pada Nurun ala Nurin).
Barang siapa yang melanggar janjinya maka bahayanya itu atas dirinya sendiri
dan barang siapa yang menyempurnakan janjinya dengan ALLAH, maka ALLAH
menganugerahkan pahala yang besar kepadanya." (QS. Al-Fathu, ayat 10).
23)
"Barang siapa yang memusuhi
seseorang penolong-Ku, maka Aku mengumumkan perang kepadanya (jelas kelihatan,
ia kekasih Allah adalah Aparat Allah SWT., di tangan Allah karena telah
menerima penerusan dari Nurun ala Nurin dengan sempurna), dan apabila hamba-KU
menghampirkan diri kepadaKu dengan sesuatu amalan, yang lebih Aku cintai, dari
pada hanya sekedar mengamalkan apa-apa yang telah Kuwajibkan atasnya, kemudian
itu ia terus-menerus mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan amalan-amalan yang
nawafil (yang baik), hingga Aku mencintainya. Maka apabila Aku telah
mencintainya, adalah Aku pendengarannya bila ia mendengar, dan Akulah
penglihatannya bila ia melihat, dan adalah Aku tangannya bila ia mengambil
(melakukan sesuatu), dan adalah Aku kakinya bila ia berjalan demi jika memohon,
niscaya Aku perkenankan permohonannya, demi jika ia meminta perlindungan
kepada-Ku pastilah Aku lindungi dia." (Hadits Qudsi, diriwayatkan Imam
Bukhari).
24)
"Manakala AKU timbul di hati
hambaku (jadi sudah berada di hatinya, semua jadi gerak ALLAH = sebagai Aparat
ALLAH SWT.), lalu Aku lihat orang yang menguasai hatinya menggantungkannya
dengan mengingat Aku maka AKU-lah mengendalikan siasatnya (geraknya,
perbuatannya),Akulah teman duduknya, Aku-lah yang memberitahu, Akulah yang
menggembirakannya", (Tanda nyata, orang ini telah menerima penerusan dari
Nurun ala Nurin dengan sempurna). (Hadits dalam Al-Atsar: Ihya Ulumuddin, halaman
85).
25)
"Pergilah engkau bersama saudara
engkau (lahir-batin) dengan membawa mu'jizat-Ku. Janganlah luput mengingat
AKU".(QS. Thaha. ayat 42. Yang diturunkan ALLAH kepada Musa dan Harun,
sewaktu diperintahkan untuk mengalahkan Fir’aun).
Di bawah ini kami turunkan beberapa Ayat
Al Qur’an dan AlHadits, yang gunanya sebagai lanjutan dalam menunjukkan
Kebesaran-kebesaran Dzikrullah dan keutamaan-keutamaan bagi orang yang
mengamalkannya yang dihadiahkan Allah SWT. baginya sebagai"GIFT"
sampingan.
B.1 )
"Dan bagi pria yang banyak
berdzikir kepada ALLAH dan bagi wanita yang banyak berdzikir kepada ALLAH
disediakan ampunan dan pahala yang besar oleh Tuhan." (QS. Al-Ahzab,ayat
35 ).
(Banyak berdzikir pada Allah inilah yang
dilaksanakan para Ahli Thariqat didalam Suluknya selama berhari-hari).
2)"Barang siapa yang tidak mau mengingat
AKU dia akan mendapat kehidupan yang sulit dan di akhirat akan dikumpulkan
sebagai orang buta" (QS. Thaha. ayat 124).
3)"Orang-orang mukmin hatinya tenteram
karena mengingat ALLAH, ingatlah ALLAH, karena dengan mengingat ALLAH hati
menjadi tenteram". (QS_ ArRa’ad,ayat 28)
4)“Hai sekalian orang-orang yang beriman.
Ingatlah ALLAH sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah pagi dan petang" (QS.
AlAhzab, ayat 41-42).
(Berdzikir dan bertasbih sebanyak-banyaknya,
pagi dan petang inilah yang dilaksanakan oleh para Ahli Thariqat).
5)"Dan ingatlah TUHAN-mu
sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah di waktu petang-petang dan pagi-pagi”. (QS.
Ali Imran, ayat 4l).
(Berdzikir dan bertasbih
sebanyak-banyaknya pagi dan petang inilah yang dilaksanakan para Ahli
Thariqat).
6)
عَنْ أبِيْ مُوْسىٰ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَى اللّٰهُ عَليْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الَّذيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ
وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
"Dari pada Abu Musa Al Asy’ari RA.
dari pada Nabi Muhammad SAW. beliau telah bersabda: Ibarat orang yang mengingat
akan ALLAH dan yang tiada ingat kepada-Nya ialah seperti yang hidup dan yang
mati". (HR.Imam Bukhari).
7)
"Telah berfirman ALLAH TA’ALA: La
ilaha illallah, itulah perkataan-KU dan IA adalah AKU, barang siapa yang
mengatakannya, niscaya masuk ia ke dalam benteng-Ku dan siapa masuk ke dalam
benteng-Ku niscaya amanlah ia dari pada segala siksaan-Ku." (HR.
Syairazi).
8)
"Dari pada Abu Hurairah RA. berkata
ia : Telah bersabda Rasulullah SAW. Terlebih dahulu maju (menanglah) para AL
MUFARRIDUN. Sahut para sahabat: Siapakah Al Mufarridunitu ya Rasulullah? Sabda
Rasul: Yaitu orang-orang yang membanyakkan (selalu berdzikir) ingat akan ALLAH,
laki-laki dan perempuan".
(HR. Imam Muslim).
Orang-orang yang terdahulu maju =
orang-orang yang terdahulu menang, ialah orang-orang yang mendapat SURGA
terdahulu yaitu mulai dari Dunia ini berkelanjutan terus sampai ke Akhirat.
(Yang membanyakkan selalu berdzikir
laki-laki dan perempuan ialah para Ahli Thariqat dalam Suluknya berpuluh hari).
9)
اَلدُّنْيَامَلْعُونَةُ وَمَلْعُونَ مَافِيْهَا
اِلاَّ ذِكْرُاللهِ وَمَا وَالاَهُ وَعَالمِاًَ وَمُتَعَلِّمًَا
"Dunia dan apa-apa yang ada padanya
dikutuk ALLAH (yakni terjatuh dari rahmat ALLAH), kecuali Dzikrullah, apa-apa
yang menghampiri padanya orang Alim dan para penuntut ilmu".(HR. Tarmizi,
Ibnu Majah dan Baihaqi).
10)
"Abu Darda’ RA. meriwayatkan bahwa
Rasulullah SAW. bertanya kepada Para Sahabatnya RA. : Maukah aku kabarkan
kepada kamu mengenai sebaik-baiknya amalanmu yang amat suci di sisi Allah yang
meninggikan derajat ke tingkat yang tertinggi sekali yang lebih mulia dari pada
menafkahkan emas dan perak (di jalan Allah) yang lebih utama dari pada
menghadapi musuh di tengah-tengah medan jihad, maka kamu tanggalkan lehernya
atau mereka menanggalkan lehermu'? Para Sahabat RA. berkata: Ya mau (Ya
Rasulullah apakah itu?). Sabda Rasulullah SAW. : Dzikrullah". (HR. Ahmad,
Tarmizi, Ibnu Majah, Ibnu Abiddunia, Hakim dan Baihaqi).
11)
”Abdullah bin Basar RA., memberitahukan
bahwa adalah seorang laki-laki telah berkata: Ya Rasulullah: Sesungguhnya
aturan-aturan, (kelakuan-kelakuan) Agama Islam (Syari’at Islam) telah banyak
benar atas kami, maka cobalah ceritakan akan kami suatu aturan yang mudah kami
pegang betul-betul dengan dia. Sabda Rasul: Hendaklah lidahmu senantiasa basah
dari pada dzikir ALLAH (yakni selalu ingat akan ALLAH)". (HR. Imam
Tarmizi).
(Yang senantiasa lidahnya basah dzikir
pada Allah ialah mereka yang berdzikir berpuluh hari dalam Suluknya).
12)
"Siksaanlah bagi orang yang engkar
hatinya mengingat ALLAH.orang-orang itu dalam kesesatan yang nyata". (QS.
Azzumar,ayat 22).
13)
"Janganlah kalian luput dari
mengingat AKU“ (QS. Thaha,ayat 42).
14)
"Wahai orang-orang yang beriman,
ingatlah akan ALLAH dengan ingatan yang banyak-banyak" (QS. Al-Ahzab, ayat
41).
15)
"Wahai orang-orang yang
beriman,janganlah kamu lalai oleh harta-bendamu dan anak-anakmu dari mengingat
ALLAH., barang siapa yang berbuat demikian maka adalah ia orang yang merugi."
(QS. Al Munaafiqun, ayat 9).
16)
"Ingatlah akan AKU, supaya AKU
ingat pula akan engkau, dan janganlah engkau menyangkal akan nikmat-Ku"
(QS. A1-Baqarah, ayat 152).
17)
"Barang siapa berpaling dari
berdzikir (mengingat, menyebut akan ALLAH), Kami turunkan kepadanya seekor
syaitan yang terus-menerus menjadi kawan seiring baginya." (QS.
Azzukhruf,ayat 36).
18)
"Apabila kamu melalui Taman Syurga,
maka ikutlah atau masuklah kamu padanya.Bertanya salah seorang sahabat: Apakah
Taman Syurga itu, ya Rasulullah? Sabda Rasul: Yaitu halqah-halqah dzikir
(Halqah-halqah ialah bundaran orang banyak duduk berkeliling = BERTAWAJUH (HR.
Imam Tarmizi).
19)
"Apabila duduk suatu kaum
mengucapkan dzikir ALLAH, maka melingkungi akan mereka malaikat-malaikat dan
meliputi akan mereka Rahmat dan turun atas mereka sakinah (ketenangan jiwa),
dan ALLAH menyebut mereka pada sisi-Nya"(HR. Imam Muslim).
(Kaum yang mengucapkan dzikir pada Allah
ialah mereka yang berniat dan melaksanakan dzikir berpuluh hari dalam
Suluknya).
20)
“Tiada
satu kaum yang berkumpul untuk berdzikrullah sedangkan mereka tidak
mengharapkan selain dari keridhaan-Nya (Allah) kecuali Tuhan berseru dari
Langit: Sesungguhnya dengan bangunmu (bangun/bangkit/setelah selesai
melaksanakan dzikrullah berhari-hari dalam Suluk/I’tikaf Dzikrullah) telah
Kuampuni dan kejahatan-kejahatanmu telah Ku-ganti dengan kebaikan. (HR.
Ahmad,Bazzar, Abu Ya’la, Thabrani dan Baihaqi).
21)
”Telah duduk satu kaum dengan mengingat
ALLAH, maka melingkungi akan mereka malaikat-malaikat dan meliputi akan mereka
Rahmat dan Tuhan mengingat mereka pada yang disisi-Nya". (HR. Imam
Muslim).
(Kaum yang mengucapkan dzikir pada Allah
ialah mereka yang berniat dan melaksanakan dzikir berpuluh hari dalam
Suluknya).
22)
"Sesungguhnya orang-orang yang
beriman dan beramal saleh dan tetap hatinya ingat kepada ALLAH (selalu
berdzikir pada ALLAH), mereka itu isi surga dan kekal di dalamnya" (mulai
dari Dunia hingga kelak di Akhirat). (QS. Hud:23)
(Orang-orang yang selalu berdzikir pada
Allah ialah mereka yang sengaja berniat dan melaksanakan dzikir berhari-hari
dalam Suluknya).
23)
"Dari Abu Hurairah RA. berkata:
Sabda Rasulullah SAW.Telah berkata ALLAH TA`ALA: AKU beserta hamba-KU, bila
diingatnya akan AKU. Dan selama kedua bibirnya tetap bergerak untuk ingat kepada-Ku?
(HR. lmam Ibnu Majah, disyahkan oleh Imam Bukhari bahwa Hadits ini mempunyai
ta’liq).
(Yang selalu kedua bibirnya bergerak
untuk dzikrullah ialah mereka para Ahli Thariqat yang diajarkan sedemikian
rupa).
24)
"Berkata Nabi Muhammad SAW. :
Berkata ALLAH TA’ALA ,AKU menurut keyakinan hamba-KU dan AKU bersama dia
apabila ia mengingat AKU, kalau ia mengingat AKU secara tersembunyi (dalam
hatinya saja), AKU ingat pula ia secara itu, kalau ia mengingat AKU di hadapan
umum, maka AKU ingat pula ia di hadapan yang lebih baik dari itu. Kalau ia
mendekatkan diri kepada-KU sejengkal AKU dekatkan diri-KU kepadanya sehasta,
kalau ia mendekatkan diri sehasta Aku dekatkan diri-KU sedepa padanya, kalau ia
datang kepada-KU berjalan kaki, AKU akan datang kepadanya berlari".
(HR.Imam Bukhari dan Imam Muslim).
25)
“Sebutlah nama Tuhanmu dan beribadatlah
kepada-Nya dengan sepenuh hati" (QS. Al-Muzammil, ayat 8).
(Yang berhari-hari menyebut nama Allah
dan beribadat kepada-Nya sepenuh hati adalah pengajaran khas dari pada Thariqatullah).
26)
"Dan sebutlah nama Tuhanmu pagi dan
petang (QS. Al-Insan, ayat 25)
27)
"Barang siapa yang tidak mau
mengingat AKU dia akan mendapat kehidupan sulit dan di akhirat akan dikumpulkan
sebagai orang buta". (QS. Thaha :124).
28)
"Sesungguhnya ALLAH jadikan isi
neraka jahanam itu, kebanyakan terdiri dari pada bangsa Jin dan Manusia. Yang
mana mereka itu berhati, tetapi tidak mengerti (tidak faham, tidak mendapat
petunjuk, bebal).Mereka bermata tetapi tidak melihat, mereka bertelinga tetapi
tidak mendengar. Mereka seperti hewan, bahkan mereka lebih sesat lagi dari
padanya. Mereka itulah orang yang lalai (tidak dzikir)".(QS. A1-A’raf,
ayat 179).
29)
"Bukanlah buta mata kepala mereka,
tetapi buta matahati ( yang di dalam dada mereka". (QS. A1-Hajj, ayat 46).
Mata hatinya gelap, karena tak pernah
berusaha untuk memperoleh/menerima NURUN ALA NURIN yang hanya dapat diperoleh
dari ALLAH SWT. melalui SALURAN-NYA/WASILAHNYA, yaitu TALI ALLAH/APARAT ALLAH
SWT.
30)
"Beruntunglah orang yang suci
hatinya (disucikan Dzikrullah).(QS. Al-A’laa, ayat 14).
Siapakah orang yang suci hatinya itu
atau bagaimanakah hati yang suci itu?
Sesuai dengan sabda Nabi SAW. (lihat
Ihya Ulumuddin, ha1aman 37) yang berbunyi: Hati yang bersih itu di dalamnya ada
lampu yang bersinar (Nurun ala Nurin). Yang demikian itulah hati Mukmin.
31)
"Sesungguhnya orang-orang yang
taqwa itu, berada di dalam kebun surga (Dunia sampai ke Akhirat), di mana
mengalir mata air (Rahman Dunia sampai kc Akhirat).(QS. Al Hijjir,ayat 45).
32)
"Barang siapa yang buta hatinya di
dunia niscaya buta juga di akhirat nanti, bahkan sesat jalannya lagi (QS. Al
Isra’, ayat 72).
Konklusi : Siapa yang mendapat Surga di
Dunia niscaya juga berada dalam Surga di Akhirat kelak.
33)
"Barang siapa tiada membanyakkan
menyebut ALLAH, terlepaslah ia dari IMAN". (HR. Imam Thabrani).
34)
"Apabila duduk suatu kaum
mengucapkan dzikir ALLAH, maka melingkungi akan mereka malaikat-malaikat dan
meliputi akan mereka Rahmat dan turun atas mereka sakinah (ketenangan jiwa),
dan ALLAH menyebut mereka pada sisi-Nya" (HR.Imam Muslim).
(Kaum yang mengucapkan dzikir pada Allah
ialah mereka yang berniat dan melaksanakan dzikir berpuluh hari dalam
Suluknya).
35)
"Tiada satu kaum yang berkumpul
untuk berdzikrullah sedangkan mereka tidak mengharapkan selain dari
keridhaan-Nya (Allah) kecuali Tuhan berseru dari Langit: Sesungguhnya dengan
Bangunmu (bangun/bangkit/setelah selesai melaksanakan dzikrullah berhari-hari
dalam Suluk/I’tikaf Dzikrullah) telah Kuampuni dan kejahatan-kejahatanmu telah
Ku ganti dengan kebaikan.“ (HR. Ahmad, Bazzar, Abu Ya’la, Thabrani dan
Baihaqi).
36)
لاَتَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى لاَ يَبْقىٰ
عَلَى وَجْهِ الاَرْضِ مَنْ يَقُوُلُ اللهُ اللهُ
"Tiada akan datang kiamat, kecuali
kalau dimuka Bumi tidak ada lagi orang yang membaca ALLAH, ALLAH," (HR.
Imam Muslim).
Orang yang selalu membaca Allah, Allah
dengan Rukun dan Syaratnya ialah Para Ahli Tasauf).
37)
"Dan bagi pria yang banyak
berdzikir kepada ALLAH dan bagi wanita yang banyak berdzikir kepada ALLAH
disediakan ampunan dan pahala yang besar oleh Tuhan". (QS. Al·Ahzab,ayat
35).
(Orang-0rang yang selalu berdzikir pada
Allah ialah mereka yang sengaja berniat dan melaksanakan dzikir berhari-hari
dalam Suluknya).
38)
"Barang siapa yang tidak mau
mengingat AKU, dia akan mendapat kehidupan yang sulit dan di akhirat akan
dikumpulkan sebagai orang buta". (QS. Thaha, ayat 124).
39)
عَنْ أبِيْ مُوْسىٰ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَى اللّٰهُ عَليْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الَّذيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ
وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
"Dari pada Abu Musa Al Asy’ari RA,
dari pada Nabi Muhammad SAW. Beliau telah bersabda : Ibarat orang yang
mengingat akan ALLAH dan yang tiada ingat kepada-NYA ialah seperti yang hidup
dan yang mati".(HR. Imam Bukhari).
Sudah jelaslah bagi kita bahwa para Ahli
Dzikir yang benar-benar mengamalkan Dzikrullah dengan teliti dan seksama
menurut syarat-syarat yang diperlukan serta menguasai ilmu teori dan prakteknya
secara sempurna, termasuk/ tergolong sebagai Khalifah Allah dan Khalifah Rasul
yang mempunyai pengharapan besar menerima kurnia dari pada Allah SWT. yang Maha
bernilai itu, mulai dari Dunia hingga ke Akhirat kelak.
Juga ia dapat digolongkan ke dalam
golongan yang disebut Allah dalam Al Qur’anul Karim sebagai "AHLI
DZIKIR" di dalam Ayat AlQur’an, Surat An Nahl. ayat 43, yang berbunyi :
"Maka bertanyalah kepada ahladz
dzikir jika kamu tidak mengetahui".
Jadi jelasnya ahladz dzikir, adalah ahli
dzikir, yakni mereka yang benar-benar memahami masalah dzikrullah dengan
pengetahuan yang luas, baik secara teoritis maupun praktis, benar-benar
mengamalkannya, di samping mengamalkan ibadah-ibadah lainnya yang wajib.
Mereka itulah yang dimasyhurkan sebagai
orang-orang "’yang basah lidahnya menyebut nama Allah". Merekalah
yang benar-benar memahami rahasia pelaksanaan amalan Dzikrullah, sehingga
amalan mereka membuahkan yang sebesar-besarnya.
Semoga kita semua mendapat Rahmat dari
Allah SWT. sebanyak-banyaknya. AMIN YA RABBAL AALAMlIN.
S U P P L E T 0 I R II
PENJELASAN TENTANG WASILAH
Kita akan mencoba menguraikan di sini
soal yang maha pelik,yang maha sulit, tetapi juga maha penting yakni soal
WASILAH dalam ibadah, agar supaya mendapat gambaran yang sejelas-jelasnya
mengenai Ilmu Tasauf, khususnya mengenai Ilmu Thariqat dan Sufi.
Kita akan mencoba menguraikan kunci yang
paling penting ini, tetapi yang juga paling sulit untuk diuraikan bahkan yang
dapat kita golongkan sebagai Rahasia Tertinggi. Tanpa Wasilah tiap-tiap orang
yang munajat ke Hadirat Allah SWT tidak akan mencapai sasaran, dengan lain perkataan
tidak akan sampai ke Hadirat Allah SWT.
Dalil-dalil yang akan kita pakai di sini
adalah semua dalil-dalil yang bersangkut-paut dengan Wasilah. Yang utama tentu
saja kita pakai ayat-ayat Al Qur’anul Karim dan Al Hadits yang tertulis,
didukung oleh ayat-ayat yang tertulis "di dalam Ilmu Alam", yaitu
Sunnatullah, ilmu-ilmu, hukum-hukum Ilmu Alam yang tidak tertulis di dalam Al
Qur’an, tetapi terkandung di dalam Al Qur’an.
Tentu saja ayat Tuhan yang tidak
tertulis di dalam Al Qur’an, tetapi tertulis dalam Ilmu Alam, yang benar-benar
mengetahuinya, adalah para ahli-ahli llmu Alam dan Teknologi, disesuaikan
dengan Firman-firman Allah dalam Al Qur’an dan Hadits Nabi.
1.Yang demikian adalah sesuai pula
dengan Firman Allah dalam Surat Yusuf, ayat 105:
Dan banyak sekali ayat-ayat Allah
(Keterangan-keterangan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya,
sedang mereka berpaling daripadanya. (Tafsir M. Yunus).
Konklusi :
Telah banyak Ayat-ayat-Ku, Aku tuliskan
di langit dan di bumi, tetapi mereka berlalu juga dan tidak memperhatikannya
2. Kemudian sesuai pula dengan Surat
An-Nur, ayat 35:
Allah banyak membuat
perumpamaan-perumpamaan dalam melipat gandakan petunjuk-Nya kepada manusia. Dan
Allah Maha Mengetahui segala-galanya. (artinya: masih banyak lagi yang harus
diriset).
2.Sesuai pula dengan Hadits Rasul yang
bersabda :
Islam adalah llmiah dan Amaliah (HR.
Bukhari).
Ayat yang kita kupas yang mengenai
Wasilah ialah Surat Al- Maidah, ayat 35:
Wahai orang-orang yang beriman,
bertaqwalah pada Allah (termasuk banyak berdzikir dan shalat) dan carilah cara
(metode untuk menghampirkan engkau pada-Nya) dan berjihadlah (sungguh-sungguh
berjuang, secara intensiflah ber-amal) pada jalan-Nya itu (pada metode itu)
semoga kamu menang.
Ayat ini setepat-tepatnya kita lihat
ditujukan pada orang-orang yang beriman dan yang taqwa. Yang beriman, ialah
orang-orang yang benar-benar telah percaya pada Allah sepenuhnya, yang Islamnya
dan Imannya telah diuji berpuluh-puluh kali. Yang taqwa, ialah mereka yang
tetap setia dan dengan teliti melaksanakan Suruh Allah SWT dan menghentikan
Tegah-Nya selama bertahun-tahun. Jadi inilah orang yang warak! Jadi bukan saja
ditujukan kepada orang yang beriman tetapi juga kepada orang yang taqwa.
Kedua-dua ini adalah tinggi sekali martabatnya!
Agar dapat disebut orang yang beriman
ialah mereka yang telah menjalani segala macam cobaan berpuluh-puluh kali dan
tetap tabah.
Cobaan yang berat-berat yang
berpuluh-puluh macamnya, yang telah ditempuhnya dengan sukses. Kemudian orang
yang taqwa ialah mereka yang berrtahun-tahun tak pernah tinggal/retak
sembahyangnya!
Setelah benar-benar beriman dan taqwa,
barulah ia diperintahkan :Wabtaghuu ilaihil Wasiilata. Berarti mencari dan
menemukan Wasilah ini adalah sangat tinggi ilmunya dan Martabatnya! Justru karena
sangat halus dan tingginya, ia menjadi sulit dimengerti oleh ahli-ahli fikih
biasa dan juga oleh ahli-ahli Tasauf kebanyakan sekalipun,sehingga ahli Tasauf
selama berabad-abad tidak mampu menerangkannya dengan cara memuaskan. Kalau
mereka ditanya mengenai Thariqat, mereka diam, karena mereka merasakan
kehebatannya, tetapi tak mampu menerangkannya, karena ilmunya terlalu tinggi,
yang hanya mampu diterangkan oleh orang yang berilmu tinggi pula.
Kami bukan hendak mengatakan di sini
bahwa mereka tidak memakainya. Bukan, justru beliau-beliau itulah yang
memakainya dengan sangat gilang-gemilang dan dengan hasil yang sangat
memuaskan. Tetapi untuk menuangkannya ke dalam keterangan yang berdasarkan Al
Qur’an dan Al Hadits yang didukung oleh ilmiah, sampai sekarang hampir dapat
dikatakan, belum ada yang cukup mampu dan memuaskan.
Hal ini disebabkan Al-Qur’an dan Al
hadits yang tertulis, haruss didukung pula oleh Ayat-ayat Allah yang tidak
tertulis di dalam AlQur’an dan Al Hadits tetapi terkandung di dalamnya, namun
tertulis dalam Hukum-hukum ilmu Alam yang tinggi.
Oleh sebab itu yang mampu menerangkan
semua ini ialah mereka yang paham Tasauf, paham teknologi dan mereka yang taqwa
dan yang beriman! Orang yang tidak beriman dan yang tidak taqwa dan bukan ahli
teknologi atau ahli eksakta serta tidak mengetahui tentang Ilmu Tasauf,
janganlah ia hendaknya memberikan komentar di sini, karcna ia tidak punya bahan
sama sekali untuk menilai tulisan ini.
Kami bukanlah pula hendak mengatakan
bahwa para Masyaikh yang terdahulu tidak melaksanakan Wasilah, bahkan
Beliau-beliau itulah yang melaksanakannya dengan sangat gilang-gemilang! Hanya
saja Beliau-beliau tidak menerangkannya secara ilmiah, karena pada zaman
dahulu, belum perlu penerangan ilmiah seperti pada zaman sekarang ini.
Kami di sini menerangkan pula, bahwa
penerangan secara ilmiah teoritis semata-mata tidak akan tepat, tanpa didukung
oleh kedua unsur pokok, yaitu A1 Qur’an dan Al Hadits yang tertulis dalam
Kitabullah.
IImu-ilmu teknologi dalam Ilmu Alam,
sudah jelas dapat dipakai untuk menjelaskannya, karena Rasul bersabda:
yang artinya Islam adalah Ilmiah dan
amaliah.
Nanti kita akan lihat, bahwa Al Islam
itu benar-benar Maha Tinggi ilmiahnya, tidak ada yang mengalahkannya secara
ilmiah, sesuai dengan hadits Nabi SAW
Islam itu sangat tinggi (Ilmiahnya dan
Amaliahnya) tiada yang dapat melebihinya/mengalahkannya (Ilmiahnya dan
Amaliahnya tak ada taranya =∞).
Tuhan mengakui bahwa Al Islam tidak ada
tandingannya. Allah SWT yang Maha Sempurna, Maha Tinggi. Maha Agung, Maha
Besar, Maha Kuasa, mengakui hanya Islam itulah Agama pada sisi-Nya.
Kalau Yang Maha Tinggi, Maha Sempurna
itu mengakui bahwa Islam adalah Agama satu-satunya pada sisi-Nya, maka Agama
yang diakui oleh Yang Maha Akbar itu adalah Agama yang sangat-sangat tingginya,
dalam segala hal, baik tentang Ilmiahnya maupun tentang Amalannya ! Jadi sudah
jelas sulit sekali untuk dapat dipahamkan oleh orang awam dan oleh para ahli
Tasauf sendiri,yang ilmunya belum begitu tinggi.
1. Firman Allah :
Sesungguhnya Agama yang diridhai pada
sisi Allah ialah Islam. (QS. Ali Imran, ayat 19).
2. Hadits Nabi :
Islam itu sangat tinggi, tiada yang
dapat melebihinya/mengalahkannya. (HR. Bukhari).
3. Hadits Nabi :
Islam adalah ilmiah dan Amaliah. (HR.
Bukhari).
Atas dasar Surat Yusuf, ayat 105, Surat
Al-Maidah, ayat 35 dan pengakuan Rasulullah SAW melalui Hadits Bukhari dan
Hadits Muslim, kita akan menerangkan soal yang maha pelik itu, yaitu Wasilah.
Apakah Wasilah itu? Apakah Wasilah itu
manusia? Jawabnya tegas, bukan manusial Dalilnya, tidak ada manusia yang sampai
ke haderat Allah SWT ! Manusia terdiri dari tiga unsur: yang pertama adalah
jasmani, yang kedua adalah Akal, yang ketiga adalah Ruh. Ketiga-tiganya adalah
baharu yang hanya mempunyai kapasitas kemampuan yang sangat terbatas. Si baharu
tidak akan mungkin sampai dan tak mungkin ia mampu dapat membawa siapa pun
kepada Yang Maha Kadim, karena gelombang si baharu adalah sangat terbatas,
sangat berkekurangan, sama sekali tidak berkemampuan untuk dapat menjangkau
Arasy tempat Allah SWT bersemayam pada dimensi yang tak terhingga. Walaupun
Ruhnya sekalipun ! Karena yang akan dijangkaunya berada pada dimensi yang tak
terhingga jauhnya.
Satu contoh yang jelas, Rasulullah SAW
sendiri harus diberi suatu faktor yang tiada terhingga (∞ ), baru mampu beliau
munajat sampai ke Hadirat Allah SWT. Faktor yang tak terhingga itu
diberikan/dianugerahkan sendiri oleh Zat Yang Maha Tinggi yang berdimensi tidak
terhingga pula. Hanya DIA yang mampu memberikan faktor yang tiada terhingga
cepatnya itu. Ini adalah suatu contoh yang sangat jelas bahwa manusia tidak
akan sampai pada Allah tanpa diberi bantuan sesuatu alat yang tak terhingga
kapasitasnya.
Dalam Surat Al Majdah, ayat 35,
dituliskan, Wabtaghuu ilaihil Wasiilata, wasilah yang menyampaikan kepada Allah
SWT. Tadi telah kita sebut salah satu Wasilah, yaitu yang menyampaikan
Rasulullah SAW dengan Unlimited speed, yang digambarkan sebagai Al-Buraq, ke
Hadirat Allah SWT di Arasy, menembus Raf-raf, menembus Sidratul muntaha sampai
ke Hadirat Allah SWT. Faktornya nampak jelas, Wasilahnya pun nampak jelas,
ialah suatu alat yang tiada terhingga, yang tidak dimiliki oleh manusia, siapa
pun orangnya termasuk Rasulullah SAW sendiri, sebagai Anak bani Adam.
Kembali kita kepada hal yang akan kita
sebutkan tadi, apakah Wasilah itu manusia? Jelaslah sudah, bukan manusia!
Karena jasmani manusia tidak akan sampai, akal manusia tidak akan sampai,
bahkan Ruh manusia pun tidak akan sampai pada Allah karena semuanya adalah
baharu. Semua yang baharu tidak akan sampai ke Hadirat Allah SWT Yang Maha
Kadim, karena semuanya hanya berkemampuan dan memiliki kapasitas terbatas,
sedangkan yang akan dijangkaunya berada di tempat/dimensi yang tidak terhingga.
Jelas kelihatan, dengan dalil ini bahwa manusia tidak sanggup sampai pada Allah
dalam munajatnya sekalipun, tanpa diberikan sesuatu alat untuk itu, yang
berkapasitas tak terhingga yang mampu menjangkau Hadirat Allah SWT.
Sekali lagi :
Wahai orang-orang yang beriman
bertaqwalah pada Allah (termasuk banyak berdzikir dan shalat) dan carilah cara (metode
untuk menghampirkan engkau padaNya) dan berjihadlah (sungguh-sungguh berjuang,
secara intensiflah beramal) pada jalan-Nya itu (pada metode itu) semoga kamu
menang. (QS.Al Maidah, ayat 35).
Untuk menyelidikinya lebih lanjut, kita
cari dahulu siapakah yang pertama sekali, manusia manakah yang pertama sekali
yang telah mendapatkan Wasilah itu? Manusia manakah yang sempurna beriman dan
taqwa, yang telah mendapatkan Wasilah itu yang telah dapat menyampaikannya
kepada Allah SWT, yang bersungguh-sungguh di atasnya, dan yang telah
mendapatkan kemenangan dari padanya, Tentu saja kita kembali kepada manusia
yang utama, pemhawa Al Islam Mulia Raya: Abduhu wa rasuuluhu, Abdi Allah dan
Pesuruh-Nya.
Tidak pelak lagi Rasulullah SAW-lah yang
merupakan manusia satu-satunya, yang terjamin beriman, yang terjamin taqwa,
yang terjamin telah menemukan Wasilah dan memanfaatkannya, yang telah
sungguh-sungguh beramal di atasnya dan yang akhirnya telah mendapat kemenangan.
Karena kalaulah bukan Rasulullah SAW yang mendapat maka ia bukanlah Rasul.
Allah mengajarkan:
Jaminan daripada Allah.Timbal balik
pengakuan: Asyhadu allaa ilaaha illallaah, pengakuan Rasulullah SAW kepada
Allah SWT, dan wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah, pengakuan Allah kepada
Rasul-Nya.
Mau tidak mau, Rasulullah Muhammad SAW
adalah satu-satunya yang terjamin dan diakui Allah SWT yang telah menerima
Wasilah, yang menyampaikannya ke Hadiral Allah SWT. Ini tak pelak lagi!
Kemudian kita lihat, kemanakah
ditanamkan Wasilah itu dalam diri Rasulullah SAW. Ke dalam jasmaninyakah? Tidak
mungkin, jasmani itu kasar, Ke dalam akalnyakah ? Tidak mungkin, akal itu
adalah produk dari pada otak. Otak itu adalah baharu dan itu adalah kasar. Ke
dalam Ruhnyakah? Nah, inilah yang kita harus teliti! Kita lihat di atas bahwa Ruh
itu pun terbatas kemampuannya, tetapi
jika padanya dipancarkan sesuatu zat
yang tidak terbatas kapasitasnya dari Yang Maha Tidak Terbatas itu, yang
disebut Nuurun ’alaa Nuurin yahdillaahu li Nuurihii mayyasyaa-u (Nur ilahi
beriringan dengan Nur Muhammad, yang diberikan-Nya pada orang-orang yang
dikehendaki-Nya) (QS. An-Nur, ayat 35), maka sudah jelas1ah bahwa Ruh itu
sekarang berkemampuan untuk munajat ke Hadirat Allah SWT. dan segala amal
ibadahnya pun akan sampai pula ke Hadirat Allah SWT, karena didukung/dibawa
oleh Wasilah yang mempunyai kapasitas tak terbatas itu (seperti Al-Buraq mampu
membawa Nabi langsung sampai ke Arasy, di tempat Allah SWT bersemayam).
Hampir kita sudah mulai dapat
me"nomenklatur"kan bahwa Wasilah itu adalah Nurun ala Nurin.
Kita akan mencari lagi dalil-dalilnya
untuk menguatkannya. Bukan satu dalil, kita akan cari dua, tiga, empat, lima,
kalau dapat sampai sepuluh dalil. Ini baru satu dalil saja: Nuurun ’alaa Nuurin
yahdillaahu li Nuurihii mayyasyaa-u.
Sebagai tamsil kita sekarang masuk ke
dalam ayat yang tertulis dalam alam. (Antara lain Surat Yusuf, ayat 105 dan
Surat An-Nur, ayat 35).
Lihatlah matahari yang memancarkan
cahayanya ke seluruh alam. Cahaya matahari adalah satu, sinar matahari adalah
tak terhingga banyaknya. Kalau matahari umumya sejuta tahun, sinar matahari pun
umurnya sejuta tahun pula kurang satu detik, atau kurang 1/100 detik, 1/1000
detik, atau 1/1000.000 detik; sesudah matahari berdiri, maka berdirilah
cahayanya. Memancarlah cahayanya pada detik itu juga, pada saat itu juga, 1/
1000 detik itu juga, hanya selisihnya tak terhingga pula kecilnya. Barangkali 1
/1000.000 detik.
Umurnya pun begitu. Dan kita mengetahui
bahwa tidak ada apa pun yang sampai ke matahari, zat apa saja pun walaupun gas
yang seringan-ringannya, Helium, Argonium, Krypton. Hidrogenium, semuanya tidak
akan sampai. Seluruhnya adalah vacuum. Vacuum, hampa di sekeliling matahari!
Yang sampai kepada matahari adalah yang
terbit daripadanya, yaitu cahayanya sendiri yang berdiri di atas matahari yang
memancarkannya ke seluruh alam.
Menurut ahli-ahli ilmu Alam, cahaya
matahari adalah getaran-getaran transversal dan longitudinal daripada matahari.
Ada pula yang mengatakan cahaya matahari
adalah partikel-partikel dari pada matahari itu sendiri.
Jadi jelas pulalah Wasilah yang
menyampaikan sesuatu itu kepada Allah SWT, tidak lain dan tidak bukan yang
dapat menyampaikannya ialah semata-mata yang terbit daripada Fi’il. Sifat Zat
Allah SWT sendiri, yang memiliki getaran-getaran yang maha dahsyat, Nurun ala
Nurin. Cahaya di atas cahaya yang berisikan Kalimah Al-Haq yang terpancar dari
yang Maha Punya Nama.
Nurun ala Nurin yang memasuki Rohani
Rasulullah SAW, satu-satunya manusia yang pasti dimasukinya, karena tanpa
Wasilah ini, tidak akan ada alat komunikasi antara Muhammad dengan Allah SWT,
sesuai dengan Hadits Nabi :
اِنَّ الدُّعَاءَ مَوْقُوْفٌُ بَيْنَ السَّمَاءِ
وَالاَرْضِ لاَيَصْعَدُ مِنْهُ شَيْئٌُ حَتّىٰ تُصَلِّيَ عَلىٰ نَبِيِّكَ
Tidak Ku kabulkan doa seseorang, tanpa
shalawat atas Rasul-Ku.Doanya tergantung di awang-awang. (HR. Abu Daud dan An
Nasai ).
Yang pasti mau tidak mau, ‘Abduhuu wa
rasuuluhu, inilah manusia yang terjamin telah menerima Nurun ala Nurin ini.
Kalau tidak, dia bukan Rasul karena tak akan ada alat untuk berkomunikasi
dengan Allah SWT. Begitu juga segala para Rasul pilihan yang terdahulu, pasti
menerima Wabtaghuu ilaihil Wasiilata, kalau tidak, beliau-beliau itu bukan
Rasul, karena tidak akan ada mempunyai alat komunikasi dengan Allah SWT. Dan
turunnya bukan kepada Jasmani atau kepada Akalnya, turunnya pasti kepada Ruhnya
karena ayat Al Qur’anul Karim mengatakan :
Maka setelah Aku sempurnakan dia dan Aku
tiupkan di dalamnya sebagian Ruh-Ku, rebahkanlah dirimu bersujud kepadaNya (QS.
Al-Hijr, ayat 29). (Sujud pada Ruh-Ku yang telah Aku tiupkan ke dalam
Khalifah-Ku Adam, jadi bukan sujud pada Sang Adam).
Konklusi :
Kalau Adam itu telah Kusucikan,
Kusempurnakan, Kubersihkan, maka Aku tiupkan Ruh-Ku , masuk ke dalam Ruh Adam
(maka di saat itulah Ruh Adam menerima Alat Komunikasi daripada Allah SWT).
Tentu sama saja juga kejadiannya dengan Rasulullah, yaitu dimasukkannya Alat
Komunikasi ke dalam Ruh Rasulullah SAW, juga ke dalam Ruh para Rasul yang
terdahulu.
Bagi kita, Adam terlalu jauh untuk
dijangkau, Luth terlalu jauh, Ibrahim terlalu jauh dari kita, Ismail terlalu
jauh, Ishaq terlalu jauh, Ya’qub terlalu jauh, Yusuf terlalu jauh, Musa, Daud,
Sulaiman terlalu jauh, Isa terlalu jauh.
Rasulullah SAW, yang pasti telah
mendapat Wasilah, alat komunikasi, Channel terhadap Allah SWT, yakni : Nuurun
’alaa Nuurin yahdillaahu li Nuurihii mayyasyaa-u, yang dimasukkan ke dalam Ruh
Rasulullah SAW dan telah tetap tertanam di dalamnya Wabtaghuu ilaihil
Wasiilata, Nurun ala Nurin itu.
Abubakar Siddiq R.A. juga mempunyai
Jasmani, mempunyai Akal, dan mempunyai Ruh. Abubakar Siddiq R.A. menggabungkan
pula Ruhnya dengan Ruh Rasulullah SAW yang telah berisikan Nurun ala Nurin,
yang telah ditanam di dalamnya ilaihil Wasiilata,yakni: Channel yang langsung
berhubungan dengan Allah SWT.
(Nabi bersabda: Apa-apa yang dicurahkan
Allah ke dalam dadaku aku curahkan pula ke dalam dada Abubakar Siddiq).
(dada=hati=Sukma = Ruh).
Benda padat dengan benda padat, tak
dapat digabung. Benda cair dengan benda cair dapat digabung, gas dengan gas
dapat digabung. Apalagi Rohani dengan Rohani yang sangat-sangat halusnya pasti
dapat digabung. Dia bersatu, berfusi antara Ruh dengan Ruh, yang di dalam Ruh
yang pertama tertanam ilaihil Wasiilata, Nurun ala Nurin. Dengan sendirinya Ruh
yang kedua (Ruh Abubakar
Siddiq) automatis pasti pula memiliki
sekaligus apa yang dimiliki Ruh dimana ia menggabungkan dirinya ke dalamnya,
yaitu Ruh Rasulullah SAW.
Kedua Ruh yang halus itu telah bergabung
dalam satu frekwensi yang sama, dan di dalam Ruh yang pertama (Ruh Nabi) telah
tertanam ilaihil Wasiilata (Channel pada Allah untuk selama-lamanya)!
Menurut ilmu akal, ilmu logika eksakta
di sinilah letaknya Rahasia terjaminnya Ruh Abubakar Siddiq masuk surga; begitu
juga dengan Ruh semua Khalifah Rasul yang pilihan yang semua bergabung menjadi
satu dalam Ruh Rasulullah, yang terjamin memiliki Channel langsung dengan
Allah, dan yang dengan sendirinya memiliki pula kekebalan benteng yang tak
tergoyahkan dan yang tak dapat ditembus oleh iblis mana pun juga, hingga suci,
bersih, murni dan terang, bersama-sama pada sisi Allah SWT.
Kalau kita membeli seekor lembu, bukan
kepalanya saja yang kita beli. Bukan kakinya saja yang kita beli. Tetapi
seluruh lembu itu telah kita miliki apa saja yang ada dalam lembu itu. Jika
kita telah memiliki lembu itu segala apa yang berhubungan dengan lembu itu kita
miliki pula jantungnya, paru-parunya, susunya dan sebagainya. Kalau kita
menikah dengan seseorang, semua yang ada pada diri orang itu telah menjadi hak
milik kita pula.
Kalau kita telah bergabung antara Ruh
dengan Ruh, apa yang ada pada Ruh yang pertama itu automatis telah menjadi
kepunyaan kita pula.
Di sinilah terletaknya Rahasia terbesar
dalam Ilmu Tasauf/ Sufi,terjaminnya Ilmu Batin Islam itu, yang dinamakan
Thariqat itu Sah dan Haq, karena Ilmu kerohaniannya, karena Ilmu Kebatinannya
berada di dalam/bersatu dengan Ruh Rasulullah SAW sebagaj frekwensi yang
menyampaikan segala macam ibadahnya, termasuk shalat,dzikir dan lain-lainnya ke
Hadirat Allah SWT.
Hadits Nabi :
اِنَّ الدُّعَاءَ مَوْقُوْفٌُ بَيْنَ السَّمَاءِ
وَالاَرْضِ لاَيَصْعَدُ مِنْهُ شَيْئٌُ حَتّىٰ تُصَلِّيَ عَلىٰ نَبِيِّكَ
Tidak Kukabulkan doa seseorang, tanpa
shalawat atas Rasul-Ku.Doanya tergantung di awang-awang. (HR. Abu Daud dan
Nasai).
Hadits Qudsi berbunyi :
Bahwasanya Al Qur’an ini satu ujungnya
di tangan Allah dan satu lagi di tangan kamu, maka peganglah kuat-kuat akan
dia! (HR. Abu Syuraihil Khuza’ayaa R.A.)
Alqur‘an adalah salah satu tali hubungan
antara RASUL dengan ALLAH dan Firman Allah :
Maka setelah Aku sempurnakan dia dan Aku
tiupkan di dalamnya sebagian Ruh-Ku, rebahkanlah dirimu bersujud kepada-Nya.
(QS. Al-Hijr, ayat 29).
Konklusi :
Nur llahi yang terbit dari Allah sendiri
adalah tali yang nyata antara Allah dengan Rohani Rasulullah. Ujung Nur Ilahi
itu ada dalam dada/Rohani Rasulullah. Ujungnya itulah yang kita hubungi dengan
Ruh kita pula, sudah jelas Ruh kita akan dapat frekwensi daripada Allah SWT.
(Lihat Capita Selecta jilid I).
Kemudian murid Sayidina Abubakar Siddiq
R.A., yaitu Salman al Farish R.A., begitu juga melaksanakannya. Jadi Nurun ala
Nurin itu via Ruh Abubakar telah dipunyai tiga orang, dan seterusnya dan
seterusnya kepada seluruh Silsilah Ruhaniah. Bukan silsilah dari apa yang
tertulis dan yang didengar, diolah dengan otak yang menjadikan jasmani dan otak
itu bermental Islam, akan tetapi antara Ruh dengan Ruh yang semuanya bergabung
dengan Ruh Rasulullah SAW. Barulah Ruh itu terjamin Islamnya!
Antara jasmani dengan jasmani itu
berjarak, kadang-kadang ratusan bahkan ribuan tahun, tetapi antara Ruh dengan
Ruh, tidak berjarak.
Karena Ruh yang diisi Nurun ala Nurin
yang maha bernilai itu, tetap hidup pada sisi Allah, sebab telah dimasuki unsur
yang hidup, yang tiada mati, Nurun ala Nurin. Sedangkan jasmaniah Fir’aun saja
pun tidak busuk walaupun hanya diawetkan dengan rempah-rempah.
Cairan-cairan pun banyak yang diawetkan
oleh rempah-rempah, atau oleh bahan-bahan kimiawi. Apalagi Ruh yang hidup di
sisi Allah.
Maka oleh sebab itu janganlah disangka
para Syuhada, para Aulia, atau para Rasul itu mati, tetapi Beliau-beliau tetap
hidup pada sisi Allah SWT, karena di dalamnya diberikan Zat yang hidup (Nurun
ala Nurin) yang tak mati-mati.
Segala sesuatu yang diberi/dimasak
dengan gula akan menjadi manis. Walaupun buah cermai yang asam akan menjadi
manis. Walaupun buah Malaka yang amat sepat akan menjadi manis. Apa saja,
berilah gula banyak-banyak maka akan hilang segala sifat aslinya, dia akan
menjadi manis. Begitu juga Ruh kalau dimasukkan sepenuhnya Nurun ala Nurin yang
membawa Kalimatullaahi Hiyal Ulya yang asli dan haqiqi yang tiada mati, dia
akan hidup pada sisi Allah SWT. Bentuk daripada sang Ruh itu adalah menyerupai
bentuk jasmaniah dimana ia duduk di tempatnya, seperti air yang duduk di
tempatnya mengambil bentuk daripada tempat ia duduk. Gas, cahaya, Nur, Rohani,
juga begitu semuanya.
Kembali di sini kita pakai dalil
daripada ayat-ayat Allah yang tidak tertulis dalam Al Qur’an, tetapi terkandung
di dalamnya, namun tertulis dalam ilmu Alam yang bcsar ini. Maka tiap-tiap
manusia yang Ruhnya telah bergabung dengan Ruh Nabi, maka Ruh yang menggandeng
"di belakangnya" tersebut, jelas pula akan bersatu pula dengan Ruh
yang Pertama dan akan memiliki pula Kurnia Allah yang maha besar yakni turut
memiliki Wabtaghuu ilaihil Wasiilata,
Nurun ala Nurin yang mengandung
frekwensi tak terhingga yang mampu menyalurkan Kalimah Allah yang HAK dari Maha
Sumbernya! Allahu Akbar!
Kita sudah mulai sampai kepada jawaban
yang sejelas-jelasnya Begitulah tingginya Ilmu Tasauf, Begitulah tingginya llmu
Sufi di dalam Al Islam. Begitulah tingginya Ilmu Thariqat itu, Thariqatullah
asli yang maha akbar. Sungguh-sungguh beramal di atasnya, berdzikir di dalam
Nurun ala Nurin adalah sangat bahagia.
Jadi sekarang sudah jelas bagi kita,
tiap-tiap Ruh yang menggabungkan dirinya kepada Ruh Silsilah yang terakhir,
akan memiliki wabtaghuu ilaihil Wasiilata, Temukanlah dia, carilah dia, niscaya
bertemu Insya Allah Ta’ala. Barangsiapa belum beserta Allah, besertalah dengan
Ruh orang yang beserta Allah, Ruh orang itulah (yang berisikan Nurun ala Nurin)
yang menghubungkan Ruh engkau dengan Allah. (HR. Abu Daud).
Wabtaghuu ilaihil Wasiilata dalam Rohani
Sang Guru, inilah yang disebut Waliyam Mursyida yang Kamil lagi Mukammil yang
Khalis Mukhlisin. Seperti 35 stasiun Televisi atau stasiun Radio menggabungkan
gelombangnya kepada satu stasiun induk, maka seluruh gelombangnya akan hilang
lenyap dalam gelombang yang satu itu. Jika Kepala Negara bersuara, sekaligus
yang 35 itu bersuara. Apa yang diucapkan oleh yang Pertama diucapkan pula oleh
yang ke 35. Apa yang ada dalam gelombang yang Pertama, pasti ada dalam
gelombang yang 35 itu semuanya.
Di sinilah letaknya Rahasia dari segala
Kelebihan-kelebihan dan mereka yang dikasihi Allah. Segala fasilitas, segala
identitas, segala kwalitas para Rasul sudah jelas ada pada mereka, karena
frekwensinya telah bersatu dengan frekwensi para Rasul. Wasilah dalam diri para
Rasul mereka juga miliki ! Nurun ala Nurin pada diri Rasul yang dianugerahkan
Allah SWT, juga mereka warisi. Segala kekeramatan para Rasul juga mereka warisi
karena hukumnya sama, dan dengan hukum yang sama pasti menerbitkan hasil yang
sama ! Di sinilah letak Haknya dan Sahnya Ilmu Tasauf dan Sufi serta Thariqat
dalam Islam karena berdasarkan :
1. Al Qur‘an dan Al Hadits yang didukung
oleh Sunnatullah dalam Ilmu Alam.
2. Karena bersatunya RUH RASUL dengan
RUH para Ahli Silsilahnya.
Dengan sendirinya segala ilmu Kebatinan
yang tidak mempunyai Silsilah yang nyata bertalian kepada Nabi harus ditolak,
karena itu semuanya pasti di luar yang Haq dan akan hancur berantakan mulai
dari Dunia sampai Yaumil Mahsyar !
1. Man laa Syaikhun Mursyidun lahu
famursyiduhusy syaithaanu". Barangsiapa yang tidak ada Syekhnya (Waliyam
Mursyida), maka pastilah setan pemimpinnya dalam Ilmu Kebathinannya. (Abu Yazid
Al Busthami dikutip dari buku Mengenal Allah Karya DR. M. Chatib Quzwain,
halaman 114)
2. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh
Allah, dialah orang yang mendapat petunjuk dan siapa yang dibiarkannya sesat,
maka tidak ada seorang pemimpin pun yang memberi petunjuk, (QS. Al-Kahfi, ayat
17).
3. Sebagai keterangan sekedarnya, kita
uraikan di sini sekelumit betapa Dahsyat Bahayanya bagi mereka yang mengamalkan
Ilmu Bathin tanpa Pimpinan Waliyam Mursyida (tanpa bergabung dengan Rohani
Rasul yang dijamin Allah telah memiliki Wasilah yang tak terbatas
Frekwensi-nya, yaitu Nurun Ala Nuurin).
Jelas kelihatan dan harus kita sadari,
bahwa Allah SWT. berada di Arasy tempat Maha Agung yang tak terhingga jauhnya,
sehingga Rasulullah sendiri WAJIB diberikan F rekwensi (Speed) yang tak
terhingga kapasitasnya ( ∞ ).
Kalaulah Rasulullah Wajib memakai Faktor
tak terhingga (∞), pasti SIAPAPUN orangnya WAJIB memiliki Faktor yang tak
terhingga, yang harus sama pula dengan yang dipakai Rasul, agar tempat
mendaratnya terjamin sama pula pada sisi Allah SWT.
Untuk itu TIDAK ADA LAIN JALAN, harus menggabungkan
diri Rohaninya dengan Arwahul Muqaddasah Rasulullah,yang telah bergabung dengan
Arwahul Muqaddasah Waliyam Mursyida sebagai Silsilahnya (yang telah terpatri
kedua Rohani-nya dalam satu Fusi yang kekal dan abadi).
Sesuai dengan Rumus Ilmu Eksakta :
(Firman-firman Tuhan yang tertulis dalam
llmu Alam) :
l. S (jarak) = V x t S = Spazium =jarak.
2. ∞ = ∞ x t V=Velocitas = kecepatan.
3. ∞ = V x ∞ (= t) t = tempo= waktu.
Jelas kelihatan pada Rumus nomor 3 ini,
bahwa Faktor Kecepatan tak terhingga jika TIDAK kita MILIKI untuk menuju
Kehadirat Allah SWT., maka SUDAH PASTI, bahwa t-nya lah yang menjadi ∞ artinya
: kita TIDAK akan SAMPAI-SAMPAINYA Kehadirat Allah SWT. sampai hari Kiamat.
Walaupun kita terbang dengan alat apa
sajapun selama bermilyard-milyard tahun lamanya, walaupun dengan akal dan
ma’rifat apa saja pun, karena kapasitas semuanya itu tetap terbatas, bukan tak
terhingga. Ini berarti bahwa Ruh kita tetap akan gentayangan untuk
selama-lamanya di alam ruh yang luas, yang tak bertepi, tak berujung dan tak
berpangkal, tanpa pedoman hingga akhirnya hancur berantakan, karena sudah pasti
disambar dan diperdayakan oleh jin, setan atau Iblis. Kemana hilangnya atau
musnahnya? Wallahu a’lam.Tetapi pasti tidak dan bukan kembali pada ALLAH SWT,
karena untuk sampai pada ALLAH harus wajib memakai frekwensi tak terhingga ( ∞
), yang hanya berada dalam Dada Rasulullah yang hanya dapat diwarisi dari
Rasulullah SAW.
Ini pulalah sekaligus kunci terbesar
satu-satunya daripada segala ibadat, karena hanya dengan mendapatkan frekwensi
tak terhingga (∞) dari pada ALLAH SWT, mengalirlah kekuatan Kalimah ALLAH yang
maha Sakti secara murni langsung melalui sukma Rasulullah SAW dan melalui arwah
nya Sang Mursyid yang telah Khalis Mukhlisin, tepat menuju sasarannya dengan
energi yang tak terhingga, yang maha Dahsyat yang dimilikiNya, maka hancurlah
bukit, gunung, iblis setan atau lawan apa saja, walaupun atom dan nuclear
sekalipun, akan hancur luluh, kalau dihadapkan pada Oer
atom Kalimah ALLAH yang maha maha
dahsyat ini. Dengan tenaga tak terhingga dari segala kekuatan di bumi dan
langit, Dunia dan Akhirat, barulah berlaku realita: A’uudzubillaalli minasy
syaithaanirrajiim dan lain—lain ayat, dalam arti kata realita yang
sebenar-benarnya, jika telah dihadapkan langsung pada Kalimah ALLAH mahasakti
yang khalis dan tulen (bukan Kalimah tiruan "produksi" manusia).
Inilah dia SENJATA MAHA SAKTI di tangan
Mukmin yang PERKASA di segala Zaman dari Dunia sampai ke Akhirat, yang
diterimanya langsung dari ALLAH SWT.via saluran yang Haq, sebagai maha
"Controller" dan "Big
Conductor" dari ALLAH SWT yaitu :
Arwahul Muqaddasah Rasulullah SAW. (Fadzkurullaaha la’allakum tuflihuun)
Eureka! Eureka! Eureka! Wir haben das
grosse Geheim gefunden!"
"Selamat! Selamat! Selamat! Kita
telah menemukan Rahasia Maha Sakti Kalimah ALLAH Yang Maha Dahsyat!"
Hidup kaum Mukmin! Hidup Al Islam Mulia
Raya!
Hidup kaum Mufarridun! Allahu Akbar,
Allahu Akbar,
Allahu Akbar walillahil hamd.
4. Kita telah menemukan Rahasia Maha
Akbar walaupun baru dalam teorinya saja. Rahasia yang dicari-cari Umat di
Dunia, Umat yang pertama sampai Umat yang penghabisan, yang dicari Umat
ber-Agama yang pertama dan Umar ber-Agama yang penghabisan. Dan kalau ini belum
ditemuinya hidupnya belum sampai pada tujuan fitrahnya, masih sia—sia, karena
ia tak akan pemah sampai pada Tuhannya hingga kiamat dunia dan tetap
terlunta-lunta untuk selama-lamanya! (Sesat engkau sekalian kecuali yang Kuberi
taufik. Hadist Qudsi).
Inilah rahasia Senjata ALLAH maha
dahsyat di tangan para Rasul dan para Wali yang kenamaan dari abad ke abad,
yang dijolok dan di keluarkan melalui hukum-hukum Ilmu Tasauf dan Sufi Islam,
dengan metode teknisnya yang tepat, yang ilmiahnya diuraikan dengan ilmu
Metafisika Eksakta, bidang yang sama sekali bukan terletak dalam Ilmu Fiqih
Islam.
Di sinilah sacara khas Ilmu Kerohanian
dan Metafisika Tasauf Islam atas dasar Eksakta.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu
Akbar, Walillahilhamd!
5. Oleh sebab itu, semasa kita hidup,
sebelum mati, kita harus berjuang sehebat-hebatnya dengan segala daya upaya,
untuk mendapatkan faktor tak terhingga ( ∞ ) ini, dan ini hanya berada dalam
Dada/Rohani Rasulullah SAW.
6. Sebuah Rumus Aljabar yang Masyhur,
sebagai sebuah Petunjuk yang jelas dari Sunnatullah, ialah sebagai berikut :
X : ∞ = 0
Iblis, Setan, Hantu, Penyakit-Penyakit,
Cancer, Narkotika, Atom, Nuclear, Bala Kutuk, Galodo, Dosa, KIAMAT Dunia dan
lain-lain dan lain-lain, apa saja pun,Fisis atau Metafisis, Kasar ataupun Halus
: (baca dibagi , dihancur leburkan) oleh Tenaga Tak terhingga (∞) = Kalimah
Allah atau Ayat-Ayat Qur’an yang khusus untuk Penghancur/Pemunah segala apa
yang Negatif, yang berada antara Bumi dan Langit.
Semua itu akan Hancur Luluh, jika
dihadapkan pada OER ATOM Kalimah Allah Maha Sakti, yang mengalir dari Maha
Sumbernya! Bukan Kalimah Allah yang Relatif yang diproduksi Manusia
sendiri-sendiri!
Jika Tenaga Maha Dahsyat itu TIDAK
Hadir, tidak ada, maka jelaslah bahwa semua yang di atas itu TIDAK akan Musnah!
Berarti segala UNSUR-UNSUR Negatif yang sangat berbahaya bagi Kehidupan Manusia
Dunia Akhirat, tetap akan merajalela sampai akhir hayat kita dan dilanjutkannya
sampai ke Akhirat kelak! Oleh scbab itu DI DUNIA INI SEMUA HARUS DISELESAIKAN
dengan TUNTAS dengan PIMPINAN RASULULLAH Zahir Bathin!
Dan ini dapat terlaksana dengan
GILANG-GEMILANG (khusus tentang Ilmu kerohaniannya). DENGAN WASILAH,
bergabungnya arwah kita dengan Arwah Rasulullah yang di jamin Allah SWT.,
memiliki Frekwensi yang tak terhingga, satu-satunya Channel yang ditanamkan
Allah SWT. Sendiri langsung kedalam Arwah para Rasul untuk dapat berkomunikasi
langsung dengan Allah SWT.
Dan channel ini pulalah yang kita pakai
sebagai ALAT KOMUNIKASI yang terjamin Langsung berkomunikasi dengan Allah SWT.
Sendiri ! INILAH DIA FUNGSI WASILAH YANG SEBENAR-BENARNYA.
Dan ini semua dapat terlaksana dalam
Prakteknya dalam satu Titik yang maha halus di hati Sanubari seorang Mukmin
yang Khalis Mukhlisin ! Jadi pada hakikatnya WASILAH/Channel yang dipakai para
Rasul untuk berkomunikasi dengan Allah SWT. Yang ditanamkan dalam diri para
Rasul, ALAT itu juga/channel itu juga, WASILAH ITU juga, yang kita pakai untuk
berkomunikasi langsung dengan Allah SWT, jadi sama saja halnya dengan para
Rasul, hanya saja Alat itu ditanamkan Allah dalam Rohani para Rasul di
"pekarangan" para Rasul, bukan dalam "pekarangan" Rohani
kita, sudah jelaslah kita HARUS gabungkan Rohani kita lebih dahulu dengan
Rohani Para Rasul!
Rasul yang terdekat pada kita ialah
MUHAMMAD SAW. dan ia masih nyata ada mempunyai tali silsilah yaitu para Ulama
Silsilah, sedangkan para Rasul lainnya SUDAH TIDAK DIKETAHUI lagi mana TALI
SILSILAH-nya, alias Putus hubungannya sama sekali dengan Allah, maka oleh sebab
itu pada waktu itu mutlak perlu diturunkan Allah Seorang NABI BARU, NABI AKHIR
ZAMAN. yaitu Rasulullah SAW. yang sudah jelas masih nyata ada mempunyai Ahli
Silsilah yang tahqiq, hingga saat ini, sebagai syarat mutlak untuk dapat
langsung berkomunikasi dengan Allah SWT. Jadi TUGAS Utama para Ahli silsilah
ialah meneruskan Tugas Pokok para Rasul sebagai WASILAH-CARRIER, Si Pembawa
WASILAH!
4. Satu Petunjuk lain yang sangat jelas
dan sangat berharga dari Sunatullah ialah :
1 x ∞ = ∞ 1/100 x ∞ = ∞ 1 zarah x ∞ = ∞
Disini jelas kelihatan, bahwa jika
Ibadah Kita, walaupun sebesar biji bayam kecilnya, jika
dihubungkan/digandengkan atau di-ikutsertakan Unsur Frekwensi yang tak
terhingga, maka hasilnya akan SANGAT BESAR PAHALA-nya, yang kalau ditujukan
pada sasarannya, PASTI akan memberi bekas yang sangat memuaskan karena
Dahsyatnya! Disini kelihatan lagi FUNGSI WASILAH itu dengan jelas sekali, dan
NILAINYA yang sangat tinggi sekali itu.
Sekian penjelasan ala kadarnya yang
lebih terperinci dari WASILAH.
Selanjutnya, semua Kurnia Ailah, yang
ada tertulis pada Suppletoir I pada Buku ini, semua kelebihan-kelebihan para
Rohani Rasul itu berlaku pula bagi Rohani semua para Ahli Silsilah karena Ruh
Rasul telah bersatu dengan Ruh mereka,sukma Rasul telah bergabung dengan Sukma
mereka, Rohani Rasul telah terpatri jadi satu dengan Sukma mereka oleh patri
yang kekal dan abadi, yakni : WASILAH; Nurun ala Nurin, yang berintikan Kalimah
Allah Haqiqi yang Maha Dahsyat, yang mengalir dari Maha Sumber-Nya yang Maha
Agung Inilah kedahsyatan At Thariqah dalam Islam yang termaktub dalam Ilmu
Tasauf Islam yang sangat halus dan tinggi serta juga sangat hebat!
Sesuai dengan Firman Tuhan :
Mereka itulah orang-orang yang telah
diberi nikmat oleh Allah seperti para Nabi—Nabi, Siddiqin (Ulama), Syuhada dan
Salihin (Ulama), (QS. An-Nisa Ayat 69).
Bagi para Ahli Silsilah yang Rohaninya
telah bersatu dengan Frekwensi Rohani Rasulullah maka segala apa yang berlaku
bagi Rohani Rasul berlaku pula bagi Rohani mereka, karena mereka bukan saja
mengikuti Rasul dengan seksama dan teliti, atau mentauladani Rasul dengan
terperinci, bahkan mereka telah menyatukan diri Rohaninya dengan diri Rohani
Rasulullah ! Sehingga semua Ayat dan Hadits sama-sama berlaku bagi Rohani mereka
dan bagi Rohani Rasulullah!
Umpamanya :
1. Tangan Allah di atas tangan mereka.
(QS. Al-Fath, ayat 10). (Wajah Allah di atas wajah mereka).
2. Kalau mereka melihat, Aku matanya.
(Hadits Qudsi, HR. Bukhari).
3. Kalau mereka mengambil, Aku
tangannya, (Hadits Qudsi,HR. Bukhari).
4. Kalau mereka berjalan, Aku kakinya
(Hadits Qudsi, HR.Bukhari).
5. Kalau mereka digempur musuh, Aku
lawannya, (Hadits Qudsi HR. Bukhari).
6. Rahmat-Ku Aku titipkan padanya untuk
ditaburkan pada Ummat-Ku. (HR. Al Qudha’ii dari Abi Said).
7. Mereka men-Syafa’ati seperti Rasul
men-Syafa’ati (HR. Ibnu Majjah).
8. Kalau mereka duduk, Aku temannya,
(Hadits dalam Al-Atsar-Ihya Ulumuddin, halaman 85).
9. Kalau namanya disebut, Umat pun telah
menyebut Nama-Ku dan sebaliknya jika Nama-Ku disebut ummat, telah turut discbut
namanya di da1amnya.(HR. Tabrani, Al Hakim dan Abu Naim).
10. Mereka yang (Ruhnya berisikan Nurun
ala Nurin bersama - sama) sederetan duduknya dengan para Nabi .... (QS.
An-Nisa, ayat 69).
11. Barangsiapa belum beserta Allah, besertalah
dengan orang (Ruhnya) yang beserta Allah, (Ruh) orang itulah (yang berisi
dengan Nurin ala Nurin) yang menghubungkan Ruh engkau dengan Allah. (HR. Abu
Daud).
12. Bumi dan langit-Ku tak berdaya
menjangkau Aku, namun Aku telah dijangkau oleh Ruh/Hati hamba-Ku yang Ku-kasihi
(yang Ruhnya berisikan Nurun ala Nurin). (HR.Ahmad).
13. Dan lain-lain; yang no. 1 sampai
dengan no. 12 dan lain - lainnya, semuanya ada dalam Suppletoir 1 dalam Buku
ini[1]
Untuk menguatkan Ayat-ayat dan
Hadits-hadits tersebut di atas, kami tuturkan di bawah ini secara ringkas
tentang keutamaan yang hebat dari seorang Aulia di zaman Tabi’in, yang tidak
berjumpa dengan Nabi.
Rasul bersabda: ”Wahai Umar dan Ali,
jika aku nanti telah tiada, carilah seseorang yang bernama Uwais Al Qarni, ia
seorang Aulia Allah yang pilihan, Kekasih Allah, Zuhud Dunia, sampaikan salamku
padanya, dan pohonkan Doa padanya agar ia mau mendoakanmu pada Allah, agar
engkau diampuni Allah akan semua kesalahanmu dan engkau masuk surga; kelak di
Padang Mahsyar ia diperintahkan Allah menaiki sebuah mimbar untuk memberi
Syafa’at kepada seluruh ummat yang hadir pada waktu itu. (HR. Imam Ahmad
disyahkan oleh Imam Bukhari). (Lihat: Ilmu Tasauf karangan H. Zainal Arifin
Abbas, halaman 221 - 230).
Betapa hebatnya kelebihan-kelebihan
seorang Aulia Allah itu, Rasul sendiri menggambarkan kehebatan itu, Namun para
Waliyam Mursyida tidaklah banyak di dunia ini, namun pada tiap-tiap abad pasti
ada orangnya, the WASILAH CARRIER si Pembawa WASILAH!
Para pembaca yang budiman!
Kami telah memberanikan diri menguraikan
secara panjang lebar akan jalan Rahasia kepada Allah ini, karena dituntut
zaman.
Kapankah lagi kita akan menguraikan semua
ini, sedangkan Dunia telah begitu tua dan begitu rawan? Huru-hara melanda
seluruh Dunia, kemelut, kekacauan bergelora di antara bangsa-bangsa di Dunia!
Ancaman-ancaman kehancuran jagad ini telah di ambang pintu. Hanya hasil dari
Jalan Thariqatullah dalam Islam inilah satu-satunya jalan keluar yang mampu
mengatasinya secara tuntas!
Apakah saya tidak bersalah, jika Jalan
Utama ini tidak saya uraikan sekadarnya, dan membiarkan Kemelut Dunia, yang
disebabkan oleh setan di semua pelosok Dunia dan dalam pribadi manusia
berkecamuk terus, tanpa dapat dibendung oleh mereka sendiri, sehingga
membahayakan seluruh Jagad ini. !
Wahai kaumku, kaum Muslimin di seluruh
Dunia yang aku kasihi, yang telah berabad-abad lamanya dipecah-belah dan
menderita oleh kaum non Islam orientalis Barat! Mereka para orientalis
benar-benar faham bahwa energi Islam terpendam dalam Tasauf/Thariqat Islam
sebagai Teknologi dalam Al Qur’an.
Thariqat Islam sangat tinggi, sangat
dalam, oleh karenanya sulit dimengerti oleh orang awam beragama Islam, apalagi
pada zaman dahulu, dimana ilmiah eksakta masih belum umum dikuasai. Di sini lah
mereka, para orientalis, menyusup untuk mengacau dan melaga antara Islam dengan
Islam. Mereka menciptakan thariqat-thariqat palsu yang menyesatkan, dan atas
dasar ini mendiskreditkan seluruh thariqat termasuk Thariqat yang HAK. Di
sinilah kekuatan Islam mulai pudar, menuju kehancuran! Para Ulama muda/Para
Wahabiah memfatwakan bahwa semua Thariqat tanpa pandang bulu adalah salah dan
sesat!
Betapa dahsyatnya kerugian orang Islam
selama berabad-abad lamanya! Disebabkan oleh para Orientalis yang berhasil
dengan sangat licik memecah-belah dan menghancur-leburkan kesatuan dan
persatuan Islam yang sangat bernilai itu!
Ummat Islam menjadi kacau-balau di
dunia. Untuk menggambarkan keadaan di atas, selanjutnya kami turut lampirkan di
sini ulasan seorang Ahli Thariqat dari Malaysia (dipersilahkan membaca dan
meneliti kebenarannya, yang kami tempatkan pada halaman terakhir dari pada buku
ini).
Syukur pada Allah bahwa dewasa ini Thariqat
dapat diterangkan secara Ilmiah Eksakta, sehingga jelas kelihatan mana thariqat
asli mana yang palsu. Ilmu Eksakta adalah Sunnatullah, yakni Firman-firman
Tuhan yang tidak tertulis dalam A1 Qur’an, namun terkandung di dalamnya. Ilmu
Eksakta adalah saringan yang ketat terhadap Thariqat yang beredar, sehingga
dapat dibedakan mana yang asli dan mana yang palsu[2].
Kami merisetnya selama + 40
tahun atas dasar Ilmu Eksakta secara teori dan praktek dengan bukti-bukti yang
autentik. Dan Ilmu Eksakta mampu menguraikan Firman Allah yang mengandung
energi teknologi dalam Al Qur’an. Harap Dunia Islam memperhatikannya, demi
bangkitnya Al Islam kembali dengan Dahsyatnya! Dan demi segala aliran kebatinan
di dunia kembali kepada induknya yakni A1 Qur’an dan Al Hadits dan merupakan
potcnsi maha dahsyat sebagai Benteng Agama dan Benteng NEGARA PANCASILA!
Sekian uraian mengenai Wabtaghuu ilaihil
Wasiilata.
Semoga kita semua mendapat Taufik dan
Hidayah dari Allah SWT yang Maha Agung, Maha Pemurah lagi Penyayang! Amin.
Alhamdulillahi rabbil Alamin.
P E N U T U P
Dalam uraian yang panjang lebar ini kami
tetap tidak mengilmiahkan Allah SWT. Yang terbit daripada Allah SWT, yaitu Nurun
ala Nurin, itu pun tidak kami Kami hanya mengilmiahkan Rasulullah SAW mulai
daripada jasmaninya sampai akalnya, terutama Ruhnya, karena kita memiliki juga
unsur yang tiga itu. Ini yang dapat secara maksimal kita ilmiahkan, yakni yang
ada pada kita!
Jadi janganlah para pembaca yang budiman
mendakwakan bahwa kami mengilmiahkan hal-hal yang berada di atas daripada
apa-apa yang dimiliki Rasulullah SAW. Karena kita telah yakin dan percaya bahwa
Rasulullah SAW itu adalah manusia yang "super genius" karena senantiasa
berhampir kepada Allah SWT.
Firman Allah :
Dan kami lebih hampir kepadanya daripada
kedua urat lehernya. (QS. Qaf, ayat 16).
Ruhnya tidak bercerai-cerai sepanjang
masa dari sisi Allah SWT. Dan pada Ruh inilah kita fokuskan Ruh kita pula dalam
gabungan yang bersatu-padu. Jadi jangan disangka bahwa kami mengilmiahkan
selain daripada Rasulullah SAW. Karena inilah objek utama kita yang sempurna
lahir batin. Inilah dia konduktor yang sempurna, karena dalam bergabung dengan
Rasulullah SAW dalam Arwahul Muqaddasahnya. pasti pulalah kita sampai ke
Hadirat Allah SWT. Scope kita, tujuan kita, target kita, fokus kita hanya
sampai berhampir pada Rasulullah SAW. Bergabung dalam Rohaninya. automatis kita
menerima, mempusakai, mewarisi apa yang diwarisi Rasulullah SAW keseluruhannya,
mulai dari ilmunya, sampai pada Makrifat
nyu, dan akhirya sampai kepada Surganya.
Jadi fokus kita, target kita, hanya
sampai pada Rasulullah SAW.
Ke atas, itu tidak kita kupas secara
ilmiah apa pun karena tidak perlu dan tidak ada gunanya, karena tujuan telah
tercapai.
Saudara-saudaraku Umat islam di seluruh
dunia yang aku kasihi!
Marilah kita murnikan Islam kita
kembali, jangan dinodai lagi oleh siapa pun: Syariatnya, Thariqatnya dan
Hakikatnya semuanya harus asli (Fikih dan Tasaufnya harus sejalan bergandengan
tangan, jangan ada yang ditinggalkan. Terimalaln Islam itu secara keseluruhan.
(QS. Al-Baqarah, ayat 208).
Hanya dengan mengamalkan keseluruhan
islam (Syariat, Thariqat dan Hakikat Islam) kita menang Dunia-Akhirat!
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU
AKBAR, WALILLAHIL HAMD.
DAFTAR KEPUSTAKAAN :
1. Mahmud Yunus : Tafsir Qur’an Karim.
Pustaka: Mahmudiah Jakarta,1938.
2. Bachtiar Surin : Tafsir Al Qur’an
Jilid I—II—III
Penerbit: Fa. Sumatera (Disyahkan Depag.
R.I. 1978).
3. H.M. Bachrun/Maulana Muhammad Ali,
M.A. LLB. : Qur’an Suci/The holy Qur’an,Penerbit Kutubil Islamiah,Jakarta,
1979.
4. Muhammad Tajuddin bin Al Munawi Al
Haddadi : 272 Hadits Qudsi,Alih Bahasa: H. Salim Bahreisy,Penerbit: P.T. Bina
Ilmu,Surabaya, 1978.
5. Kadirun Yahya, Prof.DR.H.SS :
Sinopsis sistem mendarah dagingkan Pancasila, Penerbit: FIKM UNPAB-MEDAN,1979.
6. Kadirun Yahya, Prof.DR.H.SS: Capita
Selecta tentang Agama,Metafisika, Ilmu Eksakta, jilid I.Penerbit : FIKM UNPAB -
Medan, 1982.
7. Kadirun Yahya, Prof.DR.H.SS :Capita
Selecta tentang Agama,Metafisika, Ilmu Eksakta, jilid 2. Penerbit : FIKM UNPAB
- Medan, 1982.
8. Kadirun Yahya, Prof.DR.H.SS :Ibarat
Sekuntum Bunga dari Taman Firdaus. Penerbit: FIKM UNPAB - Medan, 1982.
9. Kadirun Yahya, Prof.DR.H.SS :Filsafat
Tentang "Ke-Akbaran dan ke-Dahsyatan Kalimah Allah" Penerbit: FIKM
UNPAB - Medan, 1983
10. Kadirun Yahya, Prof.DR.H.SS :
Teknologi Modern dan Al Qur’an (Mengiringi Seminar Islam pada IAIN Medan).
Penerbit: FIKM UNPAB - Medan, 1983
11. Kadirun Yahya, Prof.DR.H.SS
:Teknologi Modem dan Al Qur’an atau Ilmu Metafisika Eksakta dalam mengupas
1SRA’ – MI’RAJ RASULULLAH SAW. Penerbit: FIKM UNPAB - Medan, 1984
12. Kadirun Yahya, Prof.DR.H.SS :
Azas-Azas &. Dalil-Dalil Thariqatullah. Penerbit: FIKM UNPAB - Medan, 1984
13. Kadirun Yahya, Prof.DR.H.SS :
Kumpulan Kuliah pada Lembaga Ilmiah Tasauf Islam. Penerbit: FIKM UNPAB - Medan,
1984
14. Soewandi, DR. FICS. : Pandangan
Mengenai Metafisika Barat dan Timur serta Metafisika Tasauf Islam.Penerbit:
LIMTI - Medan, 1985.
15. Hasbi Ashshiddieqy Prof. DR .T.M. :
Pedoman Dzikir dan Do’a. Penerbit: Bulan Bintang, Jakarta,cetakan ke-2, 1964.
16. Dj u f ri : Fadhilah
berdzikir.Penerbit: Al Ma’arif, Bandung, 1972.
17. David Halliday : Introductory
Nuclear Physics,1957.
18. P. Parker : Listrik dan fisika Atom,
1978.
19. Mulyono Gandadiputra Prof. DR. H
& H. Amir Hamzah : Al Asma’ul Husna, Penerbit: Yayasan Masagung,Jakarta,
l984.
20. Anshari, Endang Saifuddin,MA :
Kuliah Al Islam Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi.Penerbit: Pustaka
Perpustakaan Salman ITB, Bandung 1986.
[1] Namun
Huum-hukum Syariat yang khusus berlau bagi Jasmani Rasul tidak berlaku bagi
Jasmani mereka, karena mereka bersatu dalam Ruhani bukan dalam Jasmani. Bagi
mereka sebagai manusia mukmin sejati tetap berlaku huum-hukum hidup dan
kehidupan yang telah digariskan dalam Syari’at bagai seluruh Kaum Muslimin di
dunia.
[2] Ucapan
DR Nurcholis Madjid dalam kesempatan diskusi yang diselenggarakan Himpunan
Masyarakat Pencinta Buku (Himapbu) sebagai berikut :
Sebagaimana ilmu dan teknologi yang
menjadi inti kemodrenan harus dapat dipertanggungjawabkan secara etik dan
moral, maka agamapun harus bersedia dihadapkan pada pengujian ilmu pengetahuan.
Agama adalah suprarasional, walaupun demikian sesuatu yang suprarasional tidak
berarti bertentangan dengan rasio, hanya berada pada tingkat yang lebih tinggi,
Agama yang tidak bisa bertahan karena bertabrakan dengan ilmu dan teknologi,
tidak lagi dapat dikatakan sebagai Agama. (Lihat Harian Kompas Senin tanggal 23
Maret 1985 No. 262 TAHUN KE - 20).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar